ENAM: ALDINO STEFAN

7.4K 321 4
                                    

Lo sadar nggak sih... sikap sederhana yang lo tunjukin itu bikin gue semakin berteman dengan harapan.

                          --Annaya--

***

Gadis itu sejak tadi tidak pernah berhenti untuk tersenyum. Bayangan tentang Algis yang mengambil kotak bekal dan mengucapkan terimakasih untuknya membuatnya diliputi dengan perasaan menggelitik.

Dan...Annaya menyukai perasaan itu

Rasanya seperti ribuan kupu-kupu beterbangan di perutnya, jantungnya terus berdebar dan membuat pipinya merah hingga menjalar ketelinga

Rasanya dari semua nama yang terpampang di kepalanya hanya ada satu nama yang sudah jelas membuatnya seperti orang gila

Siapa lagi kalau bukan Algis Ganendra Alvaro

Cowok minim ekspresi itu selalu berkeliaran di otak dan di hatinya tetapi Annaya tidak keberatan melainkan ingin cowok itu tetap ada di sana. Selama mungkin.

Ibu Mersi selaku guru pengajar Fisika berhenti menjelaskan, ia menatap Annaya dengan tajam membuat seluruh siswa maupun siswi yang ada di kelas itu juga menatap ke arah Annaya.

Gina dan Edo menepak jidat mampus lo Nay

Bu Mersi mendekat sambil membawa si manis alias rotan kecil. Meskipun kecil tetapi kalau kena kulit pedihnya luar biasa.

"Naya kamu kenapa kayak ulat bulu gitu?" Tanya bu Mersi blak-blakan

"Nggak apa-apa kok Algis." Kata Naya masih tetap tersenyum belum menyadari jika si penanya ini adalah guru kiler sepanjang masa

"Coba ulangi" Kata bu Mersi penuh penekanan

Dan mungkin karena Annaya yang sudah kehabisan obat dia tetap tersenyum dan kini makin lebar lalu menatap ke arah si penanya dengan semangat berniat menceritakan kegembiraannya

"Aku seneng bang--et"

Wajah yang awalnya penuh binar itu kini tergantikan dengan ekpresi terkejut. Perasaannya mulai tidak enak "eh bu Mersi hehe.. ngapain ibu datang ke meja saya? Mau minta tanda tangan ya? Ibu tenang aja saya masih berbaik hati karena hari bersejarah sa---" celotehan panjang lebar Annaya terpotong akibat teriakan menggelegar bu Mersi

"ANNAYA SILAHKAN KAMU KELUAR DARI KELAS SAYA DAN LARI KELILING LAPANGAN SEBANYAK SEPULUH KALI PUTARAN!!"

"Eh buset!  ibu telinga saya masih berfungsi nggak perlu teriak juga saya pasti denger kok, ibu selow aja teriak nggak usah pake urat" sewot Annaya membuat bu Mersi makin berang

"Berani ngejawab kamu heh?!"

"suka-suka saya dong bu, mulut-mulut saya."

"ANNAYA KELUAR KAMU!"

Mampus gue

***

Annaya mendumel sambil mencemoh ucapan bu Mersi beberapa menit yang lalu. Gadis itu berlari keliling lapangan dengan kecepatan maksimal.

"Dikira yang di atas ini bulan apa?! Ini panas banget yaelahh tolong payungin gue dong!" Sungut Annaya dengan wajah yang memerah

Kaki pendeknya menjejaki bibir lapangan itu dengan langkah gontai. Ia sudah capek! Capek dihukum dan capek karena doi yang nggak peka-peka itu nyesek banget asal kalian tau.

Kini gadis itu duduk di bawah pohon. Tangannya mengibas-ngibas wajahnya yang berkeringat sampai sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.

Tepat disampingnya seorang cowok berjongkok mensejajarkan tinggi mereka sambil menyodorkan sebotol air mineral yang dingin.

"Eh kak, lo ngapain kesini?" Tanya Annaya

Cowok itu tersenyum "gue cuma nggak tega ngeliat cewek secantik lo keliling lapangan gini, lo olahraga yak?"

Annaya terkekeh "gombalan yang klasik dan pasaran. Eh ngomong-ngomong lo pinter banget ya kak nanyain gue olahraga di siang bolong kayak gini, lo pikir udara di siang hari itu sejuk banget apa."

Cowok tampan berkacamata itu tergelak "oh iya kenalin, gue Aldi." Katanya sambil menyodorkan tangan berniat mengajak berkenalan

"Gue udah tau kok." Mata Annaya melirik name tag yang tertera di dada kiri bagian atas cowok itu

"Dan gue harap lo nggak buta lihat nama gue di seragam yang gue pake."

Aldi terkekeh "ya biar terkesan formal aja."

"Nggak usah sok formal kalau niat lo cuma modusin gue."

"Haha lo pede banget sih."

"Gue nggak pede, gue cuma terbiasa ngadepin cowok kayak lo.

"Menurut lo gue cowok kayak gimana?"

Annaya memutar bola matanya malas "siapa yang nggak kenal Aldino Stefan? Cowok bebal, badung, pelanggar aturan dan playboy."

Aldi menyeringai "kalau gitu gue langsung to the point aja deh."

"Maksud lo?"

"Mau nggak jadi pacar gue?"


VOTE dan KOMEN donggg

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang