EMPAT PULUH LIMA: DAMIAN DAN GADIS GALAK

3.7K 129 1
                                    

Aku menyelinap pelan dalam rindumu, memelukmu erat sampai enggan melepaskan.

                         ~ALNAYA~

Algis berjalan dengan terburu-buru bahkan sesekali berlarian dengan senyuman yang tidak pernah pudar. Hatinya kembali berdesir jantungnya berdegub dengan sangat kencang seolah ia sedang mempersiapkan diri untuk menyatakan cinta kepada seorang gadis pujaan hatinya.

Ya, menyatakan cinta untuk kesekian kalinya kepada sosok gadis yang sama, yang sampai saat ini memenuhi ruang hatinya. Dialah cinta pertama dan terakhirnya, Annaya Astra Ayudhya.

Ceklek!

Pintu ia buka dengan tidak sabaran membuat penghuni di dalamnya menatap kearah pintu. Algis mengabaikan tatapan aneh itu, ia buru-buru menghampiri gadis yang juga sedang tersenyum kearahnya.

Dengan sangat lembut dan berhati-hati ia menggenggam jemari itu dengan erat seolah tidak mengijinkan gadis itu untuk pergi meninggalkannya dalam tidur yang lama lagi.

Mata Annaya berkaca-kaca "apa kabar sayang?" perlahan tangannya menangkup pipi Algis yang agak tirus, kemudian rambut Algis yang sudah panjang.

Annaya benar-benar tidak habis pikir Algisnya sekacau ini, "maafin aku ya udah bikin kamu kayak gini." lirih Annaya sambil terisak

"ssstt... Sayang udah ya jangan nangis beneran aku nggakpapa, di dunia ini nggak ada yang lebih membahagiakan ketika melihat kamu membuka mata kamu dan memeluk aku." ucap Algis dengan pelan sambil mengusap pipi Annaya yang telah basah

Annaya memeluk Algis dengan sangat erat "aku kangen banget sama kamu" rengek Annaya

Algis terkekeh "kan sekarang lagi meluk aku, masih numpuk ya kangennya?"

"he'em" dehem Annaya "kayaknya udah segunung" lanjutnya kemudian mengecup pipi Algis

Algis tertawa kemudian mencubit pipi Annaya dengan gemes "aku sayang banget sama kamu Nay, terimakasih udah hadir di hidup aku. Kamu berhasil ngerubah semuanya, hidup aku jadi lebih berwarna karena karena kehadiran kamu, hidup aku nggak melulu tentang kesedihan setelah kamu dateng. I love you more Nay."

Algis mengecup kening Annaya membuat gadis itu memejamkan mata merasai kecupan Algis di keningnya "i love you to Al"

Mereka sama-sama tersenyum dengan dahi yang saling menempel membuat orang-orang yang ada diruangan itu mendadak gerah

Damian membuka satu kacing kemeja bagian atas "udah woy mesra-mesraannya!"

Algis mendelik tajam "sirik aja lo jomblo"

"bilang aja kalau lo juga pengen digituin, dasar jomblo ngenes!" imbuh Annaya

Damian mengusap dadanya sabar. Selalu saja ia yang kena semprot, selalu saja ia yang jadi sasaran bully, ya tuhan berikan Damian pacar! Raung Damian dalam hati

Mereka semua tergelak melihat wajah masam Damian. Kemudian mulai bercengkrama menghangatkan suasana dan sesekali saling melempar guyonan atau bahkan gombalan receh mereka kepada pacar masing-masing, sedangkan Damian hanya mojok sambil gigit jari.

Ia sudah tidak tahan di kacangin dan dijadikan bahan ledekan teman-temannya memilih untuk keluar dari dalam ruangan membuat teman-temannya menoleh namun mereka mengabaikan dan melanjutkan diskusi mereka mengenai ulang tahun Annaya minggu depan.

"gue taruhan kalau di party lo Damian tetap jones, nggak ada gebetan, calon pacar, bahkan pacar." seru Gina menggebu-gebu

"gue taruhan kalau Damian bakalan bawa gebetannya." timpal Annaya tidak mau kalah

"halah cowok rese kayak dia mah susah dapet gebetan"

"buktinya lo rese tapi punya pacar, tuh si Edo." seru Annaya membuat Gina bungkam "lagian ya Gin, orang nggak punya pacar bukan berarti selamanya dia nggak bakalan punya pacar, gue yakin mereka akan bertemu untuk kedua kalinya di waktu yang tepat."

"emangnya lo tahu dari mana kalau mereka udah pernah ketemu?" tanya Gina

Pasalnya Annaya bukan cenayang yang bisa menerawang pertemuan Damian dan gadisnya kan?

"ya itu... yunindrianti yang kasih tahu ke gue."

                            🐼🐼🐼

Suasana di luar sana sedang hujan deras, Damian menikmati secangkir coffee latte sambil menatap kearah kaca transparan yang memperlihatkan suasana di jalanan.

Ada beberapa yang berteduh di halte ada beberapa yang tetap ngotot berkendara tidak peduli jika nantinya akan basah kuyub

Tanpa sengaja tatapannya jatuh kepada sosok gadis bersurai panjang yang sedang menatap kosong jalanan, ia berjalan tanpa alas kaki dengan kedua tangan yang terus memeluk tubuhnya.

Damian ingin bersikap bodo amat tetapi lagi-lagi nalurinya mengatakan untuk menghampiri gadis itu dan mengajaknya untuk berteduh

Hati dan logikanya terus berperang saling mematahkan argumen masing-masing

"shit!"

Ia berdiri dari duduknya dan mengambil jaket yang terletak asal di atas meja, cowok itu berlari kecil dan tanpa sungkan menyampirkan jaketnya di bahu gadis itu.

Gadis yang sedang menunduk itu merasakan sesuatu menyelimuti bahunya sontak menoleh kearah Damian, matanya melotot memandang Damian dengan tajam.

"ELO!!" seru gadis itu dan Damian berbarengan

"heh kunti ngapain lo hujan-hujanan kayak gini pengen mati?!" hardik Damian

"heh cowok rese yang nggak bertanggung jawab ngapain lo ngurusin gue, pergi lo dari hadapan gue!"

"gue juga ogah lama-lama berhadapan  sama lo, dasar cewek galak!"seru Damian kemudian pergi dari hadapan gadis itu

"semua cowok tuh sama aja!" gadis itu menjerit kemudian menangis sesunggukan membuat langkah Damian terhenti

Ia melihat sekitar, begitu banyak orang yang menatap tajam kearahnya seolah dialah tersangka utamanya yang membuat gadis itu menangis.

Damian berbalik, kembali berhadapan dengan gadis itu yang sedang menangis sesunggukan. Ia menatap dalam mata indah milik gadis itu.

Di dalam sana seolah terdapat luka besar yang sangat menyakitkan membuat damian sedikit prihatin. Ia menghela nafas pelan "ikut gue" perintah Damian memegang erat lengan gadis itu

"s..sakit" gadis itu meringis membuat Damian melotot "lo apain lengan lo sampai kayak gini?!" bentak Damian namun gadis itu tetap bungkam

Ia memilih menggenggam jemari gadis itu dan membawanya ke mobil yang ia parkir di depan caffe "masuk!" titahnya

Gadis itu menurut, Damian mulai mengendarai mobilnya menyusuri punggung jalan. Belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti dengan cepat, suasana di dalam mobil itu tampak hening tidak ada yang memulai pembicaraan membuat gadis itu bergerak gelisah.

Damian meliriknya "lo pengen boker? Jangan di mobil gue."

"enak aja lo kalau ngomong!" seloroh gadis itu kemudian ia berdehem pelan "lo.. mau bawa gue kemana?"

"kelaut, mau jadiin lo makanan hiu."

"lo mau mati di tangan gue?!" pekik gadis itu menatap Damian dengan tajam

"terus lo percaya sama omongan gue? Lo polos apa dungu?" desis Damian

"sialan lo"




Hai hai guys!!! Ketemu lagi sama ALNAYA😍 gimana kabar kalian hari ini? Kasih satu pendapat kalian dong tentang cerita ALNAYA. Ohiya yang mau gabung d grupnya ALNAYA linknya ada di akun aku ya🤗

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang