TIGA PULUH ENAM: MENUNGGU

6.4K 239 20
                                    

Kedatanganmu seolah menjelma puisi paling indah, yang setiap katanya menari-nari dalam nada yang di alunkan. Untuk kamu lelaki paling biasa aku mengamanahkan rasa yang sebelumnya tidak ingin aku sampaikan.

                                     ALNAYA

***

"Hei bro!"

Algis menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Aldi melambaikan tangan di ujung koridor kemudian menyusul Algis dengan berlari kecil.

"Lo jalan cepet amat," sindir Aldi kemudian merangkul bahu Algis dengan akrab

Algis masih saja diam, menurutnya ini terlalu tiba-tiba. Seseorang yang sudah ia anggap adalah rivalnya ternyata adalah kakak tirinya yang selama ini sudah menjaga ibu yang sejak dulu ia rindukan.

"adek gemesh gue kemana?" Tanya Aldi sambil celinggukan

Algis menghela nafas pelan "udah ke kelas duluan sama Gina."

Aldi mengangguk "Gimana? Edo sama Damian berhasil?" Tanya Aldi

Algis mengangguk "Edo udah tau kelemahan bokap lo dan Damian sedang menyelidiki rekan bisnis yang udah menjalin kerja sama bersama bokap lo sembilan belas tahun yang lalu."

Aldi tersenyum kemudian menepuk punggung Algis "gue mendukung apa pun yang kalian lakukan, meskipun gue nggak diijinin buat bergabung sama kalian untuk membongkar ke kejian yang bokap gue lakuin dimasa lalu."

"Lo nggak sedih kalau misalkan bokap lo masuk penjara?" Tanya Algis dengan hati-hati

Menghela nafas pelan, kemudian Aldi berkata "sedih ya sedih bege! Lagian dia juga bokap gue dan biar gimana pun gue sayang sama bokap gue, tetapi gue sayang bukan berarti gue akan tetap diam aja setelah mengetahui kejahatan yang sudah dia lakukan."

"Dan itu sebabnya gue nggak mau lo ikut dalam rencana ini karena gue nggak mau lo harus membongkar kejahatan bokap lo dengan tangan lo sendiri."

Aldi mengangguk. Ia pun tahu diri bahwa ia juga tidak akan sanggup jika harus memasukkan papanya dengan tangannya sendiri kedalam penjara itulah sebabnya kenapa Algis, Damian, dan Edo melarangnya untuk bergabung dalam rencana ini.

"Woy bengong aja lo berdua!" Sentak Ruben dari arah belakang membuat Algis dan Aldi terkejut

"Anjir, masih pagi udah bikin ulah gue sumpahin lo galau tujuh hari tujuh malam!" Sinis Aldi

"Eh tong kalau doa itu kudu yang baik-baik, Allah kagak ridho sama doa yang jelek-jelek gitu!"

"Sabodo kampret"

Rafa tergelak sedangkan Algis menggelengkan kepala melihat kedua bocah itu yang selalu cekcok dan meributkan hal yang tidak penting ketika bertemu.

"Damian mana?" Tanya Algis

Rafa tersenyum "kayak lo nggak tau aja, Damian lagi nganter makanan buat bokapnya lah."

"Terus udah ada perubahan?" Tanya Aldi yang lebih tertarik dengan topik yang dibahas Algis dan Rafa ketimbang meladeni Ruben dengan tingkat keanehan yang luar biasa menguji batin

"Ya masih aja kayak gitu, kayaknya rasa bencinya om Ryan ke Damian udah tebel banget sehingga mengikis secara kasat mata rasa sayangnya terhadap anaknya." Imbuh Rafa

"Dan itu sebabnya Damian berusaha keras menjaga rasa sayang yang mulai terkikis itu dengan sekuat yang ia bisa, karena om Ryan adalah orang tua satu-satunya yang ia punya." Lanjut Algis

Semua diam dengan pikiran masing-masing karena pada dasarnya setiap orang mempunyai titik jatuh masing-masing dimana mereka akan tetap berjuang menemukan titik bangkitnya agar bisa bertahan hidup meskipun dengan rindu yang terus membelenggu.

Karena akan ada saatnya kita merasa kehilangan dan akan ada saatnya rindu menjadi musuh paling menyiksa dalam sepi.

Terkadang untaian kata tak akan sanggup mengungkap kegundahan hati, dan sorot adalah makna dari segala hal yang mewakili hati.

Detik, menit bahkan jam akan menjadi musuh seseorang yang di bekap sepi kemudian diculik gelap.

triiing!!

Bel berbunyi nyaring membuat keempat remaja yang bersandar di tembok itu segera berdiri tegak dan melangkah kearah kelas masing-masing dengan tas yang di sampirkan ke salah satu bahu membuat banyak cewek berteriak histeris melihat ketampanan Algis, Aldi, rafa dan ruben apalagi disaat good boy dan bad boy melangkah dalam jalur yang sama dan dengan jarak yang begitu dekat.

                                   🌞🌞🌞

Kelas XI Ips 4 sedang ribut-ributnya, udah mirip sama pasar loak. Kebetulan guru pengajar sejarah sedang sakit jadi tidak bisa hadir dan akibatnya kelas XI Ips 4 jam kosong.

Kejadian itu sudah biasa buat kelas tetangga. Para cowok Ips 4 biasanya kalau jam kosong itu bakalan tanding otot atau mabar  dan prempuan nonton drakor atau ngegibah orang yang nggak disukai.

Caca tidur sambil mendengarkan musik melalui earphone, mulutnya tidak berhenti mengunyah permen karet kalau sudah seperti itu tidak ada yang berani mengganggu tidurnya karena sekali senggol bacok itulah anggapan para siswa dikelas itu mengenai Caca.

beberapa menit kemudian bel istrahat berbunyi, membuat netra abu-abu itu terbuka sayu. Ia menatap sekeliling dan menemukan sahabatnya membaringkan kepalanya dimeja sambil mengeratkan jaket yang ia kenakan

Gadis itu melirik sekitar mencari mangsa yang akan ia suruh ke kantin untuk membelikan minum.

Caca berdiri disamping cowok berbadan gendut sambil bersidekap dada "woy Bob, beliin gue minum dong!" Suruhnya

Bobi mengelak "gue banyak tugas Ca"

Caca menyeringai "lo lupa kalau kita itu sekelas? Kalau pun gue bolos gue bakalan tahu apa yang terjadi dikelas ini, so?"

Bobi pasrah dan akhirnya menuruti keinginan Caca, ia melangkah dengan gontai melewati pintu kelas.

Caca kembali duduk di samping Shareen "lo udah mendingan?"

Shareen mengangguk pelan "kayaknya demam aku udah turun"

"Lagian lo kenapa sih sampai bisa sakit gini? Udah tau sakit kenapa nggak pulang aja sih?!" Caca terus mengomel meskipun Shareen sudah bersiap untuk tidur lagi dengan menjadikan lengannya sebagai bantal di atas meja

"Aku mungkin kelelahan aja Ca, nggak usah khawatir."

Shareen mulai memejamkan matanya

aku terus menunggu untuk sesuatu yang nggak pasti akan datang, dia yang berjanji untuk menjadi pelangiku belum memberikan pertanda untuk menetap.

haruskah aku menunggu? Tetapi berapa lama? Apakah sampai aku merasa lelah sehingga menutup hati dengan sendirinya?


Sebelumnya aku mau ucapin terimakasih bagi yang udah baca atau yang udah ngasih vote buat ALNAYA, dan aku mau minta maaf karena ngaret banget update eh pas update ceritanya jelek banget hehe. Maklum ya guys aku hanya manusia biasa.

So seperti biasa yaa jangan lupa kasih vote dan komen💙

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang