TIGA BELAS: IS OVER

6.8K 304 8
                                    

Dan nyatanya kisah cinta tak bisa terhindar dari air mata.

                            ~Alnaya~

***

Ruangan yang bernuansa putih itu tampak diselimuti suasana canggung. Kedua remaja berbeda jenis itu hanya saling diam tanpa berniat untuk memulai obrolan lebih dulu.

Rasa kikuk lebih mendominasi keduanya. Algis yang berpura-pura sibuk dengan ponselnya dan Annaya yang sibuk menatap kearah luar jendela yang menampilkan taman indah dengan ditanami berbagai macam bunga.

"Itu bubur sama tehnya nanti keburu dingin." Tegur Algis membuat Annaya mengalihkan pandangannya dan  kini fokus menatap kearahnya sambil tersenyum

"Ngapain lo senyum-senyum gitu? Kesambet?" Sindir Algis

Annaya menggeleng pelan "Naya makin suka sama kamu yang sekarang. Nggak galak lagi, nggak maki-maki Naya lagi, dan nggak irit ngomong lagi."

"Lo bawel banget sih, makan gih." Cetus Algis dengan judes

"Naya mau nanya satu hal dulu."

Algis menaikkan satu alisnya seolah bertanya apa?

"Udah setahun tahun lebih aku perjuangin kamu, aku tahu kamu risih dan nggak suka dengan kehadiran aku tapi kata mamah cinta itu patut buat diperjuangin terutama kalau hati kita udah milih dia. Dan kamu harus tahu kalau hati itu nggak milih-milih buat jatuh, hati nggak menilai orang itu baik atau buruk tetapi kalau hati udah milih jatuh ke orangitu berarti orang itu udah jadi rumahnya. Dan hati aku udah jatuh ke kamu, apakah nggak ada celah buat aku masuk?"

Annaya menatap Algis yang hanya diam, ia tersenyum miris.

"Kata papah, dia nggak mau anaknya dapet luka jadi papa ngasih aku pilihan. Kalau aku berhasil dapetin hati kamu papa nggak akan ngelarang aku lagi buat deket sama kamu tapi kalau nggak, papa bakalan jodohin aku sama cowok pilihannya."

Dengan berani gadis itu menatap dalan bola mata hitam legam milik cowok tampan itu

"Kasih tau aku, apakah ini saatnya aku berhenti untuk perjuangin kamu?

Algis sontak berdiri dari duduknya. Ia memalingkan wajahnya "gue harus pergi, lo habisin buburnya." Kemudian cowok itu berjalan kearah pintu

Mata Annaya kini berkaca-kaca "tolong Al.. jawab pertanyaan aku, aku harus apa?"

Tanpa melepaskan tangannya dari gagang pintu cowok itu berujar pelan "berhenti perjuangin gue Nay, karena sampai saat ini hati gue masih tertutup buat lo."

Sekarang punggung kokoh itu telah menghilang dibalik pintu menyisakan gadis itu dengan tatapan pilu yang teramat menyakitkan.

Annaya bergumam lirih " my struggle is over"

Tangannya dengan gemetar mengambil ponsel di atas nakas kemudian mendial nomer seseorang

"Jemput Nay disekolah, Nay pengen istrahat dirumah aja."

Tuuut...

Sambungan telfon diputuskan sepihak. Annaya menangis dalam diam. Hatinya kini hancur berkeping-keping, kini sudah tidak ada harapan lagi untuknya berjuang dan kini ia sadar bahwa hati maupun kehadirannya tak dapat diterima di hati seorang Algis.

***

Setelah keluar dari UKS, cowok itu kini duduk di sofa kusam yang tersedia di atas rooftop sekolah. Ia berdiri dari sofa dan berjalan kearah pembatas rooftop  matanya menatap gedung-gedung tinggi pencakar langit

Ingatannya menerawang tentang kejadian beberapa manit yang lalu.

Hatinya teramat sakit mengingat tatapan gadis tadi untuknya. Dan hatinya juga makin sakit ketika ia mengucapkan sesuatu yang jelas tidak diinginkan hatinya.

Namun untuk saat ini bahkan ketakutannya lebih besar, ia harus menjaga sesuatu yang ada di dalam dirinya.

hatinya.

Ia hanya tidak siap jika harus mengalami kesakitan yang sama.

Jangan lupa buat VOTE dan KOMEN ya guys!💙

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang