SEMBILAN BELAS: SHAREEN DAN RAFA

6.5K 249 1
                                    

Selamat datang kamu, aku mohon jangan mengusir hadirku karena aku ingin menjadi pelangimu disaat kamu lagi hujan.

                            ~Alnaya~


***

Gadis bertubuh mungil itu sedang berjalan kaki menyusuri punggung jalan yang agak ramai karena bel pulang sekolah baru saja di bunyikan beberapa menit yang lalu.

Kakinya melangkah ringan disertai beberapa gerakan saat mendengar lagu favoritnya melalui earphone.

Bibir merah ranum itu ikut bersenandung pelan mengikuti alunan lagu yang menggema di kedua telinganya.

Sampai suara gemuruh di langit di sertai awan hitam yang mulai mengusir si raja siang itu membuat gadis berkepang dua itu mendesah sedih.

"Langit jangan turunin hujan dong, Shreen mau pulang nih." Katanya sambil mengembungkan pipinya

Gadis juita bernama Shareen itu buru-buru menepi, ia menghampiri halte yang siap memberikan keteduhan dan melindunginya dari sang hujan yang mulai turun bergerombol membasahi bumi.

"Hujan ngerti nggak sih kalau shareen itu nggak punya duit buat naik angkot kenapa masih aja jatuh." Keluhnya sambil menatap kearah langit gelap

"Shareen nggak benci hujan kok tenang aja, tapi kalau Shareen terobos nanti seragamnya bakalan basah kan aku cuma punya satu seragam."

"Tapi kenapa langit tuh nggak adil, selalu menjatuhkan hujan padahal langit nggak menjamin bahwa pelangi akan selalu ada setelah hujan pergi." Celotehnya sambil tersenyum kecut

"Gue yang akan menjamin pelangi itu ada."

Shareen terkejut ketika ada yang menyahuti ucapannya, kepalanya menoleh kesamping mencari tahu sang pemilik suara.

"Kamu siapa?"

"Gue pelangi lo."

"Nggak usah ngaco ah, cepet jawab kamu itu siapa? Sejak kapan duduk disini?"

"Gue Rafa."

Shareen hanya mengangguk. Ia menatap genangan air dan tanpa sadar menciptakan suasana hening.

Rafa melirik sekilas kearah Shareen "kenapa lo belum pulang?"

Shareen diam tidak ingin menjawab pertanyaan Rafa.

Rafa berdecak "biasain dong kalau orang nanya itu dijawab, lo pikir enak dikacangin?"

"Kenapa Shareen harus jawab pertanyaannya Rafa?"

Rafa mendesis "gue cuma nanya, kalau nggak mau jawab yaudah."

Kini keduanya kembali diam. Hanya suara gemercik air hujan yang terdengar mengisi suasana hening di antara mereka.

Rafa melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul lima sore, kemudian kembali melihat hujan yang hanya menyisakan gerimis.

"Lo pulang naik apa?" Tanya Rafa memulai obrolan

Shareen menghembuskan nafas "Shareen pulangnya jalan kaki."

Rafa mengernyit tidak suka "ini udah sore, gue anter pulang."

"Nggak usah, lagian rumah Shareen cuma di gang depan kok." Tolak Shareen

"Nggak ada, pokoknya gue anter." Kukuh Rafa

Shareen hendak protes tapi Rafa mengangkat tangan kirinya "gue nggak terima penolakan."

Kemudian Rafa
menarik tangan Shareen sampai di depan motornya "ayo naik."

Shareen enggan menaiki motor Rafa "Shareen nggak biasa naik motor kayak gini, motor Rafa besar banget."

"Gue bantuin." Kemudian ia mengulurkan tangan agar Shareen bisa naik ke atas motornya

Shareen yang mengerti menggapai uluran tangan Rafa dan mulai menaiki motor ninja berwarna putih itu dengan nyaman.

Setelah melihat Shareen duduk nyaman ia mulai menjalankan motornya bergabung bersama kenderaan lain dibawah gerimis yang masih membasahi kota Bandung.

"Udah sampe sini aja." Kata Shareen setelah sampai di depan gang sempit.

Rafa menolak "nggak gue harus anter lo sampai rumah."

Sejurus kemudian motor besar itu memasuki gang sempit yang hanya muat buat satu kenderaan bermotor sejenis motor milik Rafa.

Motor itu terus melaju dengan pelan melewati jalanan becek dan jalanan yang agak rusak hingga motor itu berhenti tepat dirumah kecil yang sederhana berwarna ungu muda yang di tunjuk oleh Sahreen.

Rafa mematikan mesin motornya kemudian membantu Shareen turun dari motornya.

"Jadi rumah lo disini?" Tanya Rafa memastikan

Shareen mengangguk "iya."

"Eh nak kamu sudah pulang rupanya."

Wanita paruh baya itu datang dari halaman belakang. Ia menggosok-gosokkan tangannya di baju yang ia kenakan kemudian mengulurkannya kepada Shareen.

"Iya bu." Shareen menyambut uluran tangan ibunya kemudian menciumnya

"Maaf atuh nak tangan ibu kotor habis metik sayuran dibelakang."

Shareen tersenyum "iya bu nggak pa-pa."

"Eh ini siapa nak?."

Kini ibu Shareen menatap seorang cowok yang barusan turun dari motor besarnya

Sebelum Shareen berhasil mengucapkan sesuatu Rafa terlebih dahulu menyela

"saya Rafa bu, temen seangkatan Shareen." Kata Rafa memperkenalkan diri

Ibu Shareen menyambut uluran tangan Rafa dengan hangat "makasih ya nak Rafa sudah mengantarkan anak ibu."

Rafa tersenyum "iya bu nggak apa-apa."

"Yaudah atuh masuk dulu, kita sarapan bareng kebetulan ibu habis petik sayur."

Rafa mengangguk sambil tersenyum "iya bu."

Rafa kini duduk di sofa usang milik keluarga Shareen, matanya meneliti setiap sudut rumah gadis itu. Disini hanya ada tiga ruangan seperti ruang tamu, ruang makan, dapur dan di lengkapi dengan dua kamar yang tidak terlalu besar.

Di ruangan yang ia duduki terdapat beberapa foto keluarga dan dua piala yang terletak di samping televisi yang berukuran kecil.

"Liatin aja terus, aku tau kok rumah aku tuh jelek nggak seperti rumah kamu yang mungkin lebih besar dari rumah aku."

"Eh?"

Rafa terkesiap. Ia merasa tidak enak ketika Shareen memergokinya sedang mengamati rumah ini.

"Rumah lo nyaman ya Reen." Kata Rafa

Shareen mendengus "ngeles aja kayak bajaj"

Rafa terkekeh "nggak pa-pa kali kalau gue tinggal bareng lo dirumah ini."

Shareen melotot "nggak boleh"

"Kenapa nggak boleh?"

"Rafa mana betah tinggal dirumah kecil seperti ini lagian kan rumahnya Rafa lebih nyaman ketimbang rumah Shareen."

"Siapa bilang gue nggak betah?" Tanya Rafa tidak terima dengan argumen Shareen

"Shareen yang bilang."

"Gue nyaman kok, asalkan ada lo disisi gue.

Shareen diam seribu bahasa dengan wajah yang sudah memerah seperti tomat membuat Rafa makin tergelak dan semakin gencar menggoda gadis itu.

"RAFA NGESELINN!!"


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

KHUSUS BUAT PART INI AKU PANJANGIN YAA KARENA SPESIAL LEBARAN HEHE

JANGAN LUPA BUAT VOTE YAK💜

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang