5

549 38 0
                                    

Tidak seperti sebelumnya dimana Lala selalu bisa tidur dengan tenang, malam ini dia sama sekali tidak bisa menutup mata sekedar untuk beristirahat.

Otaknya mengingat setiap ekspresi Bayu yang berikan padanya ketika ia kembali ke meja, setelah kejadian memalukan saat dia meminta David menjadi pasangannya. Uugh...

Bahkan setelah itu Vera mengomel panjang lebar padanya karena David menerima ajakannya. Sebenarnya siapa yang bersalah di sini?

Karena lelah dengan situasi tidak bisa tidur ini, Lala memutuskan untuk bangun. Dengan memakai baju tidur motif bunga warna merah muda, dia berjalan keluar kamar dan menghampiri pintu balkon.

Mencari udara segar sepertinya akan membuatnya bisa tidur. Lala memutar kunci pintu dan membukanya.

"Booommm!!!"

"Allahuakbar!"

Lala menunduk terkejut sambil menutup telinganya. Dia mendengar tawa di depannya. Eh? Bukan hantu?

Kepalanya mendongak melihat ke atas. Tubuhnya yang tadi tegang kini benar-benar rileks. Dia bahkan ikut menyunggingkan senyum begitu melihat yang ada di depannya adalah Bayu. Laki-laki itu tertawa sambil memegangi perutnya.

"Kak Bayu!" seru Lala bangkit berdiri dan menghadiahkan pukulan membabi buta pada Bayu.

"Eh eh... La, aduuh sakit."

"Bikin jantung copot tau nggak!"

Bayu menghentikan tawanya sekaligus menghentikan pukulan Lala. "Maaf maaf, itu aku beliin kamu martabak manis tadi."

Kepala Lala otomatis mengintip di belakang punggung Bayu. Dan benar saja, di meja kecil balkonnya ada kotak dengan tulisan yang menunjukkan itu adalah martabak manis.

"Ini udah malam lho, Kak," kata Lala berjalan melewati Bayu dan duduk di kursi. Dia membuka martabak manis yang sudah dingin isi coklat kismis.

Lala mengambil sepotong dan segera melahapnya. Jika semua temannya bingung bagaimana harus menjaga tubuh mereka agar tetap langsing, beda halnya dengan Lala yang memang susah gemuk.

Melihat Bayu hanya berdiri, Lala menepuk kursi di sampingnya. "Mau biarin aku habisin sendiri?"

Bayu mendekat dan duduk di sebelahnya. Tangannya terulur menyentuh ujung bibir Lala, yang diyakini Lala pasti ada coklatnya karena cara makannya. Dan benar, ujung jempol Bayu ada noda coklat.

Efek lain dari itu adalah jantung Lala yang berdebar kencang. Dengar? Lala bahkan bisa mendengarnya. Apalagi Bayu?

"Oh ya Kak, makasih ya ini," ucap Lala memecah keheningan. Takut-takut Bayu juga bisa mendengar suara detak jantungnya.

_________________

Bayu masih diam, memperhatikan cara Lala makan martabak, dan merasakan jantungnya berdebar saat menyentuh ujung bibir gadis itu. Apa boleh Bayu merasakan bibir itu juga?

Sedetik kemudian, Bayu menghapus pemikirannya. Jangankan untuk hal itu, mengutarakan perasaan saja dia harus menyimpannya terlalu rapat dulu.

"La, bisa batalin ke pesta topeng sama David? Kamu sama aku aja," kata Bayu spontan. Otaknya masih memutar kejadian tadi siang, dan jantungnya memberi respon tidak menyenangkan. Ada sedikit rasa sesak.

"Bisa?" Bayu mengulang satu kata untuk memastikan kesediaan Lala.

Pesta topeng itu masih sangat lama. Tapi melihat Lala bergerak sangat cepat seperti tadi siang. Dan melihat respon David yang tidak ingin kalah dari Vera. Bayu harus bergerak juga.

Untuk sekarang, dia sangat mempercayai kalimat David tadi siang, kalimat yang mengatakan jelas jika hubungannya dengan Vera tidak bisa bertahan, Lala akan menjadi target berikutnya. Dan pilihan Bayu hanya 1, berjuang mendapatkan Lala.

Mata gadis itu berkedip beberapa kali padanya, seolah berpikir bagaimana akan menjawab Bayu.

Dan ini yang dikatakan Lala. "Maaf, Kak. Aku nggak bisa batalin, kecuali Kak David sendiri."

Baiklah, jantung Bayu kembali memberi respon yang sangat menggila. Ini terlalu menyesakkan.

"Kenapa harus David, La?" tanya Bayu lagi meminta penjelasan lebih. Seluruh hal dalam dirinya menolak kalimat Lala.

Wajah Lala memerah, gadis itu menunduk, menghentikan makannya, dan sedikit memberi jarak.

"Aku malu, Kak. Tadi siang aja udah malu banget."

Melihat wajah Lala memerah membuat Bayu sedikit gemas. Kenapa gadi itu membuatnya merasa aneh? Seperti banyak kupu-kupu terbang di perutnya, dan jantungnya berdebar setiap kali melihat gadis itu tersenyum.

"Kalau begitu, aku yang batalin ya," kata Bayu bangun dari duduknya dan bersiap melompat. Tapi tarikan kecil di lengan kaosnya membuat Bayu berhenti. "Kenapa La?"

Wajah gadis itu sedikit tertunduk, namun Bayu bisa melihat sedikit senyum dan rona merah di wajah Lala.

"Kalau berhasil bilang ya, aku sama teman-teman mau beli topeng hari Minggu besok."

Oh God!

Bayu mendekat selangkah, meraih tengkuk, lalu mencium kening gadis itu singkat.

______________

"Gilaaaa banget, La! Gila gila gila!"

Lala menutup telinganya saat Laura berteriak histeris ketika mendengarkan ceritanya tentang Bayu semalam. Bahkan jantung Lala masih berdebar mengingat apa yang dilakukan Bayu kemarin.

"Gue masih waras, Ra. Ih, masak gue dibilang gila," protesnya yang dijatuhi jitakan oleh Keisha.

Lala mengaduh pelan. "Eh, ini juga karena elu. Ngapa coba pakek keceplosan gue suka sama Bayu?" protesnya yang membuat Keisha meringis pelan meminta maaf.

"Tapi emang belum pacaran nih?" kali ini giliran Vera yang bertanya.

Dan kepala Lala menggeleng pelan. Bukan hal yang patut disesalkan juga. Lagipula dia dan Bayu baru saling berinteraksi beberapa hari saja. Tidak perlu terburu-buru.

Kemudian Lala merasa ada tepukan ringan di pundaknya. Itu David. What?

Untuk apa David menghampirinya?

"Oy La, gue dapat titah dari Bayu nih. Dilarang jalan sama Lala. Jadi ya, gue nggak jadi ke pesta sama elo deh," kata David diselingi kerlingan padanya.

Lala tersenyum dan mengangguk pelan. David mulai beralih melihat Vera, yang juga diikuti oleh Lala. Sepertinya temannya itu tidak berminat menanggapi apapun.

"Tumben cuma berempat?" tanya David mengambil tempat duduk di sebelah Vera, merangkul pundak gadis itu yang segera di tepis.

Keisha menghabiskan minumnya dan menaggapi pertanyaan David. "Satunya sakit, nggak masuk sekolah."

"Kamu jadi cari topeng, Yank?" tanya David lagi pada Vera.

Laura menjawab. "Jadi Kak."

"Yang ditanya gue, Ra. Pacar gue juga," sahut Vera sedikit sengit. Baik David, Laura, Lala, dan Keisha hanya terkekeh geli.

"Kirain udah nggak mau."

Dan obrolan mereka berlanjut dengan David menemani mereka. Mengatakan siap mengantar dengan pasukannya, namun ditolak.


Bersambung....

Hambar nggak sih di sini...? Kok aku ngerasanya gitu ya...

Btw, ada sedikit banyak perubahan di part ini sih. Agak buntu dikit, ada satu dua masalah. Tapi Insya'allah kelar semua.

Okay, hope you like with my story. Don't forget to like, comment, and follow.

See you later, guys...
Mell

Bayu Dan Lala (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang