Kali ini Lala bergerak gelisah, mondar mandir ke kanan kiri, merasa seperti anak kecil yang melakukan kesalahan dan harus dihukum.
Seperti sekarang, dia hanya bergerak gelisah di dalam kamar. Laki-laki jahat di luar dengan mudahnya menyeret dirinya masuk ke kamar dan mengunci dirinya. Lala sama sekali tidak bisa mendengar apapun di luar sana.
Lalu dia berjingkat kaget saat ponselnya berdering, menampilkan panggilan video dari Bayu.
Tidak tidak! Ini masih belum benar. Lala belum siap bicara lagi dengan Bayu. Bahkan setelah nama laki-laki disebut secara gamblang sebagai anak tantenya. Mungkin memang bukan Bayu miliknya, tapi tetap saja Lala masih belum siap.
Disaat yang sama terdengar bunyi klik kunci, membuatnya segera berlari ke arah pintu, dan membukanya sebelum di seberang membuka.
"Tante," Lala melihat tante Vero berdiri dengan senyum teduh meskipun keningnya berdarah. "Mana om-om yang tadi?" tanya Lala.
Tantenya menggeleng pelan. "Udah pulang, tadi-"
"Siapa? Siapa tadi? Kenapa kasar sama tante?"
Tantenya justru terkekeh pelan mendengar pertanyaan Lala, membuat Lala mencebik tidak senang. "Tante, kenapa tadi tante diem aja? Kita laporin polisi!" seru Lala meminta perhatian tantenya yang kini justru menyiapkan obat untuk Lala.
"Boleh. Kamu laporin Om Juan ke polisi, tante laporin Verina -kakak kelas kamu- juga."
Tubuh Lala kaku. Tangannya tiba-tiba sangat dingin. Dari mana tantenya tahu jika Verina yang mengeroyoknya? Lala tidak cerita, dan Lala juga yakin tidak ada bukti apapun yang bisa menyeret kakak kelasnya itu.
"Tapi ini beda, tante?"
"Apa yang berbeda, sayang?" tanya tante Vero lagi sambil menyodorkan obat dan air putih. "Om Juan kasih kekerasan ke tante, ada kamu sebagai saksi dan CCTV buat bukti," katanya saat Lala menerima obat.
"Dan kakak kelas kamu, ngelakuin kekerasan ke kamu sama empat orang temannya."
"Tapi nggak ada bukti," sergah Lala langsung.
Tantenya justru tertawa pelan. "Kamu ini belum kenal pacar kamu ya? Coba tanyain Bayu, apa yang udah dia lakuin selama kamu di rumah sakit."
Kemudian tantenya berjalan keluar dari kamar. "Kamu istirahat aja, tante udah panggil orang buat bersihin rumah sama dokter. Nggak perlu kuatir."
Ada banyak hal yang Lala terkadang tidak mengerti tentang tantenya. Terlalu menganggap remeh banyak hal, tapi terkadang juga sangat cepat menyelesaikan masalah berat. Baiklah, itu urusan orang dewasa. Lala masa bodoh dengan itu.
Tapi, tunggu!
Lala ingin bertanya tentang Bayu pada tantenya. Bayu yang disebut oleh Om Juan tadi. Jadi Lala memutuskan untuk berlari keluar, menyusul tantenya di dapur. Sedang membersihkan keningnya yang berdarah.
"Tante-"
"Kamu mau tanya tentang Bayu yang disebut om Juan?" tanya tantenya tanpa melihat Lala. Masih fokus dengan cermin kecil untuk membersihkan lukanya.
Lala mengambil alih handuk kecil dari tangan tantenya, membersihkan luka di kening tantenya. "Lukanya nggak terlalu parah. Tapi tadi om-om kayak orang gila yang-"
"La... Namanya Juan. Panggil Om Juan."
Mulut Lala tertutup sebentar, tapi kemudian berdecak kesal. "Suami tante?" tanyanya tanpa mengurangi nada kesalnya.
"Bukan. Tapi ayahnya Bayu," kali ini Lala kembali membeku. Tangannya berhenti mengobati. Pusing yang tadi menghilang kembali dengan cepat. Tapi dia juga dengan cepat menahannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/164769374-288-k916089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Novela JuvenilGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...