Bayu berjongkok di tepi lapangan setelah dua babak futsal berakhir dengan kemenangannya melawan adik kelas sebelas.
Jam olahraga yang bersamaan dengan hanya satu guru olahraga saja yang mengajar, menjadikan mereka melakukan olahraga bersama. Ralat! Kelas sebelas menguasai dan kelas dua belas sebagai penonton. Hanya beberapa saja dari kelas dua belas yang mau berolahraga. Untuk persiapan ujian praktek.
"Kak Bayu..."
Bayu mendongak, melihat seorang gadis berdiri di depannya dengan tersenyum lebar. Siapa dia?
"Halo Kak... Lagi olahraga ya? Sampek keringetan gitu," Bayu merasa mual dengan gaya gadis di depannya itu. Sepertinya dia kelas sebelas, karena sama-sama memakai baju olahraga.
Tidak menjawab. Bayu memilih hanya mengangguk.
"Kak, boleh minta nomer hapenya? Boleh ya?"
Dan Bayu bangun dari posisi jongkoknya. "Boleh," jawabnya pelan.
Adik kelasnya dengan sigap mengeluarkan ponsel. Bayu mengucapkan nomer ponsel yang ia hafal di luar kepala. Setelah selesai, dia memilih untuk pergi.
"Makasih ya Kak..." seru adik kelasnya yang hanya ia balas dengan lambaian tangan, tanpa berbalik.
Bayu lebih memilih berlari kecil menghampiri Lala yang berdiri di depan kelas. Menampilkan wajah cemberut, dengan bibir yang mengerucut kecil ke depan, kening berkerut, dan mata yang menatap dirinya tajam.
"Halo bidadariku," sapa Bayu mengerti apa yang salah dari gadisnya. "Makin lucu banget kalau lagi cemburu gitu..."
Bayu terkekeh pelan saat Lala mengulurkan botol air mineral padanya. Masih perhatian seperti biasanya. Tapi kemudian gadisnya berbalik, berjalan masuk ke kelas dengan menghentakkan kaki ke lantai. Membuat Bayu makin tertawa.
"Lo apain coba tuh cewek?" Noval tiba-tiba muncul di belakangnya.
Bayu melihat ke depan, tertawa lagi. "Cemburu," jawabnya berbalik dan kembali ke lapangan.
Setelah kemarin dia dan Lala menghabiskan waktu dengan maraton menonton film Fast and Furious Series sambil makan camilan buatan gadisnya, Bayu merasa Lala sudah lebih baik. Meskipun mata Lala masih bengkak karena terlalu lama menangis.
Setelah menyuruh Lala mandi, Bayu menunggu di balkon sambil meminta tolong pada Mbak Nani untuk membawakan makanan. Lala belum makan sejak di pesta maupun saat bertemu tante Vero.
Lala tidak mau makan. Hanya menangis lagi, lagi, dan lagi. Jadi Bayu memutuskan untuk memeluk Lala selama yang gadis itu butuhkan.
Dan saat menonton film, Lala seperti jauh lebih baik. Jadi dengan film, camilan, dan seember besar es krim yang bisa membuat gadisnya tertawa lagi.
"Bay, gue mau nembak Laura ini," suara Noval terdengar gugup. Yang Bayu ketahui dari Lala jika Laura adalah yang paling keras setelah Vera. Dan temannya ingin apa tadi katanya?
Dan Bayu tertawa. "Gue dukung."
Noval mendengus, merasa tidak puas dengan jawaban Bayu. "Jadi gue harus ngapain? Masak lo udah bisa bikin Lala cemburu, Laura malah nggak mau liat gue."
"Ya bikin Laura suka sama lo."
"Gimana caranya?"
Bayu kali ini yang mendengus. Merasa temannya hanya pintar mengatakan banyak hal pada orang lain, tapi kesulitan sendiri.
"Coba tanyain Lala," katanya menepuk pundak Noval. "Tentang Laura, nggak boleh lebih."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Novela JuvenilGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...