Lagi-lagi, Bayu memilih melihat Lala dari jauh. Dan memantau tentunya. Ini sudah berjalan 2 minggu sejak malam mereka makan pizza bersama.
Bayu bukannya tidak ingin menyapa ataupun bertemu dengan Lala. Dia tidak ingin terlibat hubungan yang mengganggu antara Lala dengan laki-laki yang gadis itu sukai. Jika laki-laki yang disukai Lala salah satu temannya tidak masalah, kalau bukan dan laki-laki itu mengira Bayu mencari masalah? 100% Bayu yakin akan ada pertengkaran.
"Bay, ngelamun doang. Nih makan!" Noval menyodorkan semangkuk mi goreng dengan telur ceplok kesukaan Bayu. Tapi itu tidak terlihat menggoda sekarang.
Bagi Bayu, yang menggoda sekarang hanya Lala. Gadis itu jelas berada dua bangku di depannya, tapi Bayu enggan menatapnya lama-lama. Bisa-bisa Bayu kehilangan kekuatan dan menarik Lala keluar.
"Udah deh Bay. Kita tau elo anaknya nggak suka keributan, tapi apa salahnya buat Lala sekarang?" tanya Devon menepuk pundak Bayu.
Kali ini giliran David yang bersuara. "Dia cuma suka bro. Belum pacaran. Dan kita jamin, elo nggak akan menyesal kalau bisa jadiin dia pacar."
Kening Bayu berkerut, menandakan tidak setuju. "Gue males bahas ginian," katanya pelan lalu meminum air mineral. "Lagian gue udah pernah ngomong, gue nggak mau cari masalah sama siapapun."
"Elo bahkan belum pernah tanya apa-apa sama Lala," Julian ikut berpendapat meskipun mulutnya penuh batagor.
Bayu menghela napas pelan. "Apa? Gue harus tanya apaan sama dia?"
"Nama lengkap, hobi, hal yang nggak disukai, orang tua kerja apa, aslinya orang mana-"
"Val, jijik bangsat tanya gituan!" celetuk Devon memotong kalimat Noval.
Tak terkecuali Bayu, semuanya melihat Noval dengan pandangan sangsi. Sedangkan Noval hanya tersenyum lebar.
"Gue kok biasa aja."
Bayu kembali melihat mangkuk isi mi goreng dan telur ceploknya. Tidak dia sentuh sama sekali sampai suara lucu milik Lala membuatnya mengangkat kepala.
"Kak David, maaf nih ya kalau aku agak lancang," katanya membuat Bayu mengerutkan kening. Kenapa harus dengan David butuhnya? Batin Bayu sedikit tidak terima.
David bergeser duduk. Membuka ruang antara dirinya dengan Bayu. "Ada apa La? Duduk dulu," kata David memberikan cengiran pada Bayu.
Lala terlihat enggan duduk. "Gini Kak, sebenarnya aku kalah taruhan sama Vera," jelas Lala masih dengan berdiri. Semburat merah di pipi gadis itu membuat Bayu sedikit meradang.
"Bulan depan 'kan ada pesta topeng di sekolah. Kakak mau jadi pasanganku?" Tanyanya membuat Bayu tersedak air mineralnya. Tapi laki-laki itu hanya pura-pura tidak terjadi apapun meskipun keempat temannya sudah menatapnya geli.
"Gimana Kak?" Tanya Lala lagi mengabaikan Bayu.
David menoleh ke depan. Melihat Vera yang melihatnya dengan tatapan remeh. David sendiri tersenyum kecil, tidak habis pikir dengan kekasihnya.
"Boleh," kata David kembali memperhatikan Lala. "Jangan cari pasangan lain La. Sama gue aja besok."
Lala tersenyum lebar, lalu mengulurkan tangannya. "Setuju ya," katanya riang. David menerima uluran tangan Lala.
"Setuju."
Sambil mempertahankan senyum lebarnya, Lala pamit untuk kembali ke mejanya. Setelah memastikan Lala kembali, David mendekat lagi pada Bayu.
"Bay, sorry ya. Gue nggak bermaksud nikung elo," kata David menepuk pundak Bayu.
Bayu mengangguk pelan, melanjutkan makannya. Matanya tanpa sengaja melihat Lala yang juga sedang memperhatikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Teen FictionGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...