Gadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona.
Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan...
Mell, Oktober...
Kali ini Bayu membiarkan keempat sahabatnya bersorak ketika melihat Lala turun dari Toothless, The Night Fury miliknya. Sebenarnya tidak pernah ada yang pernah diijinkan Bayu mengendarai Toothless, bahkan untuk ia bonceng saja tidak pernah ada. Hanya Lala.
Bayu masih menggenggam tangan Lala untuk menjaga keseimbangan gadis itu agar tidak jatuh saat turun. Baru setelah itu Bayu turun dari monster kesayangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ciyeee!!! Itu Night Fury seneng kayaknya dapat cewek imut," celetuk Noval sambil menjatuhkan tinju pelan ke bahu Bayu. "Aduuuh, Lala nggak pakek rok, gagal dikit senengnya," katanya lagi sambil melihat Lala dari bawah ke atas dengan dramatis.
Lala menahan senyumnya sekuat tenaga, tapi tak bertahan lama. Dia menampakkan senyum paling indah yang pernah dilihat Bayu. "Aku ke kelas dulu ya, Kak," kata gadis itu sambil menunduk sopan pada Bayu dan keempat temannya.
Lala kemudian berlalu menghampiri salah satu temannya. Bayu masih memperhatikan sampai punggung gadis itu menghilang di tikungan koridor kelas.
"Bay, udah atuh liatinnya. Malu sama muka mupeng elu itu."
Bayu pura-pura tidak mendengarkan kalimat dari Noval. Dia merangkul leher Noval dan menariknya menuju ke lapangan.
"Lima gol gue traktir soto buatan Mbak Nani," kata Bayu sambil tertawa. Entah untuk apa. Tapi yang jelas dia bahagia pagi ini.
Noval mencoba melepaskan rangkulan Bayu. "Bukan traktir itu, emang gratis tanpa lo traktir kampret."
Lalu David menyela. "Elo belum cerita masalah Julian," oh ya benar. Dia lupa tentang itu.
Mendengar namanya disebut, Julian menerobos di antara Bayu dan Noval. "Eh iya. Gimana Bay?"
"Aman. Mama sama Mbak Nani udah siapin ruangan. Tinggal kita yang jadi sales buat cari murid."
Bayu bisa melihat wajah Julian sumringah. Ah, satu hal bahagia lagi. Setelah tadi pagi bangun dengan Mamanya membukakan tirai balkon, menyiapkan seragamnya, mengajaknya sarapan dengan banyak percakapan. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, Mamanya mengantarnya ke depan menemui Toothless dengan membawakan jaketnya.
Itu sangat banyak menghangatkan hati Bayu. Mamanya akan kembali menjadi ibu yang sesungguhnya bagi Bayu. Tidak peduli apapun lagi tentang Papa. Ada Mamanya sekarang, semua akan lebih baik bagi Bayu.
Lalu melihat Lala menunggunya di depan gedung kos, masih memakai rok abu-abu. Wajah gadis itu sangat lucu ketika cemberut dan mulutnya menggerutu karena Bayu tidak memberitahu dia harus naik sepeda motor yang besar. Bayu tidak tahu apa yang dia ingingkan saat itu selain mencubit hidung gadis itu. Seperti ratusan burung berada di atas kepalanya, membuatnya pusing karena Lala tidak pernah kehabisan efek manis.
Dan seperti ribuan kupu-kupu yang terbang dengan kelopak bunga jatuh menghujani dirinya ketika melihat Lala turun dengan riang. Bayu bertanya kemana gadis cemberut tadi perginya, dan Lala hanya menjawab, aku simpen buat nanti kalau aja abang gojek ngebut.