Bayu baru saja turun dari pesawat yang membawanya dari California ke Indonesia. Setelah mengambil koper, dia berjalan menuju laki-laki yang terlihat sudah menunggunya.
Berbeda.
Apa yang ia rasakan kali ini berbeda. Dia sangat ingin melihat seseorang yang sudah lama memutus hubungan dengannya.
"Apa kabar, brother?" sapa Noval sambil merangkul Bayu.
Dia pulang bukan karena memang ingin pulang. Tapi karena sahabatnya akan menikah. Jadi jelas dia harus kembali untuk bergabung dalam kebahagiaan sahabatnya.
"Baik. Lo keliatannya lebih bahagia," jawab Bayu sambil meneliti Noval dari atas hingga bawah.
Dan Noval menunjukkan senyum paling bahagia. "Makin dekat sama rumah baru, jelas gue bahagia."
Dan kalimat itu menyebabkan Bayu iri. Rumah baru? Hal yang belum ia miliki sejak memutuskan melanjutkan sekolah ke California dan memulai bisnis di sana. Semua yang ia lakukan sejak ia pergi adalah menguatkan semuanya, baik fisik maupun mental bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk masa depan.
Tapi bahkan saat semua yang ia lakukan, tetap saja ia ingin kembali pada rumah yang sempat ia tinggali sebentar. Dia tidak tahu apakah rumah itu masih utuh, atau justru sudah berpenghuni.
"Nov, Lala..."
Noval berhenti berjalan. Laki-laki itu berbalik menghadap Bayu, melihatnya dengan tatapan iba.
"Udah 6 tahun sejak Lala lulus sekolah. Sejak itu juga lo mutusin nggak tanya apapun. Kenapa sekarang tanya?"
Bayu tidak bisa menjawab. Ada begitu banyak rasa sakit yang berkumpul di dadanya saat menyebut nama itu.
"Dia udah tunangan sama koki terkenal. Tapi gue nggak tau kapan nikahnya. Laura nggak ngomong apa-apa," ucap Noval mengambil koper Bayu dan memasukkannya di bagasi mobil. "Lo ke rumah gue atau-"
"Ke apartemen gue aja," sahut Bayu masuk ke dalam mobil.
Tiba-tiba dadanya di penuhi rasa sesak. Kepalanya berdenyut membayangkan kata 'tunangan' yang diucapkan oleh Noval. Entah kenapa kumpulan masa lalu yang coba ia buang kembali dan memberinya rasa sakit lagi.
"Lo istirahat aja," kata Noval begitu masuk ke dalam mobil.
Bayu mengangguk dan menutup mata. Membiarkan rasa sakit yang ia rasakan reda. Meskipun kemungkinannya kecil.
***
"Mbak La! Bangun!"
Mata Lala terbelalak mendengar ketukan keras dan teriakan melengking dari arah pintu kantorya. Napasnya memburu dan jantungnya berbedar tidak karuan. Mimpi itu kembali. Mimpi buruk itu kembali.
"Mbak Lala!"
Lala mengusap wajahnya dn melihat jam. Sudah waktunya jam buka kafe. Dan dia tertidur di kantor, lagi.
"MBAK LALA!! YA ALLAH!!! BANGUN MBAK! KALAU ENGGAK NANTI MILA SURUH FIKO DOBRAK PINTU LHOOOO!!!"
Dengan malas, Lala bangun dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. Dia memang tertidur sangat lama, jika dirasakan dari punggungnya yang sekarang sakit. Dan dia membuka pintu, tapi reflek tubuhnya begerak cepat ke samping begitu melihat Fiko berlari cepat ke arahnya.
"Fiko, kamu ngapain?"
Lala menjatuhkan tatapan menuduh pada Mila. Dan gadis remaja itu hanya diam menunduk.
"Eh, Mbak Lala udah bangun," kata gadis itu sambil memaikan ibu jari dan tersenyum tanpa dosa.
Kali ini giliran Fiko yang mendekat. "Lo tidur di meja? Nggak sakit punggungnya?"
"Sayang, jangan terlalu perhatian sama Mbak Lala."
"Next ya La, kalau denger nih nenek sihir teriak, mending jawab daripada dia bikin keributan di dapur."
Setelah itu Fiko keluar dari kantornya membawa serta Mila. Senyum kecil terbentuk di bibir Lala. Melihat Fiko dan Mila membuatnya teringat-
Tidak! Tidak boleh!
Lala menyentuh cincin yang melingkar di jari manisnya. Meletakkannya tepat di dadanya. Menyebut nama yang kini menjadi tunangannya untuk membuatnya sadar jika dia akan dimiliki orang lain. Dulu hanya suatu kesalahan.
"Pagi sayang..."
Beruntung pemilik nama yang disebut Lala muncul. Lala segera menghambur dan memeluk erat leher laki-laki itu.
"Wow!!! Aku bawa bunga sama sarapan, hati-hati..."
"Aku kangen kamu."
Dan ucapannya tidak memiliki efek apapun pada jantung Lala. Semuanya seperti tidak sama jika bukan dengan orang itu. Entahlah.
TAMAT
Eh, maap ya... Tulisan tamat di part sebelumnya udah aku ganti...
Terima kasih sudah bersama Bayu, Lala, dan Mell... Meskipun Mell masih baru di Wattpad dan amatir, terima kasih dukungannya.
Ada bagian ekstra nanti, jadi mohon ditunggu...
Ini kelanjutan Bayu dan Lala, segera up kok...
Oh, jangan lupa baca cerita aku yang Dear Clara... Sudah update untuk Introduction-nya...
Aku sayang kalian...
Mell...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Novela JuvenilGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...