Haloooo...
MAAF BANGET SEBELUMNYA ADA CURHAT DI DEPAN.
PART INI AKAN JADI YANG TERPENDEK SETELAH PART YANG LALA DIGEBUKIN.
ADA ADEGAN KEKERASAN, JADI TOLONG DIKONDISIKAN.
SEKIAN...
Happy reading....
Hari ini Lala sudah pulang, bukan ke kos seperti biasanya. Tapi ke apartemen tante Vero. Dan Bayu? Jangan tanya! Sangat sulit meminta laki-laki itu menjauh hanya agar bisa fokus pada ujiannya.
Siang ini saja ponsel Lala sudah ratusan kali berdering. Sepertinya wajar, karena ia tidak memberitahu Bayu jika akan pulang ke tempat tante Vero.
"Angkat aja, La..."
Suara tantenya terdengar dari dapur. Lala bergidik ngeri membayangkan jika ia mengangkat telepon dari Bayu maka yang terjadi adalah neraka. Tapi, jika tidak... Kekasihnya sangat kasihan, bukan?
Jadi Lala memutuskan mengangkat telepon dari Bayu.
"Halo..." sapanya pelan. Lala kira dia akan mendapat teriakan atau omelan panjang, tapi justru sebaliknya. Di seberang sangat tenang.
"Udah sampai tempatnya tante Vero?" suara Bayu justru terdengar tenang. Tidak menunjukkan tanda-tanda akan marah.
Lala mengangguk, lalu kemudian berbicara di telepon. "Udah kok. Maaf ya, aku tadi di kamar mandi. Jadi nggak tau kalau kamu telepon," Lala menggigit bibirnya yang masih terluka, memejamkan mata, dan meremas bantal sofa untuk meredakan rasa bersalahnya karena berbohong.
"Iya, nggak pa-pa. Yang penting sekarang kamu udah kasih kabar."
Jujur, Lala ingin sekali pulang ke kosnya. Dia ingin bersama Bayu. Menemani laki-laki itu belajar, mengerjakan tugas, bermain gitar, dan memeluknya. Ck! Baru sehari dan dia sudah rindu dengan Pangerannya.
"Bay..."
"Iya?"
"Besok aku masih libur ya... Tante bilang lusa aja," apa suara Lala terdengar manja sekarang? Sepertinya tidak. Kalau begitu aman.
Lala sendiri tidak habis pikir kenapa jika bersama Bayu dia akan menjadi sangat manja.
"Kapan balik ke kos?" suara Bayu seperti menyiratkan rindu. Sama dengan dirinya.
Lagi-lagi, Lala bingung. "Tante belum kasih tau kapan."
Kali ini terdengar helaan napas berat dari seberang. Membuat Lala juga merasakan sesak. "Aku butuh kamu, La."
Tuhan... Aku juga butuh kamu, Bayu...
Lala makin mengeratkan genggamannya. Diam beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Memulai pembicaraan pribadi dengan Bayu tanpa ingin di dengar oleh tantenya.
Lala tahu jika ada yang dipendam Bayu di hatinya. Kekasihnya itu lebih pendiam dari biasanya. Terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi jika tidak berdua maka Bayu akan memilih diam. Lala ingin bertanya, tapi takut Bayu akan terganggu dengan pertanyaannya. Jadi dia menunggu sampai Bayu bercerita sendiri.
"Kenapa Bay? Ujiannya susah ya," Lala duduk di atas ranjang, menyandarkan punggungnya dan menekuk lututnya. Uugh... Dia rindu Bayu.
"Ada yang lain. Kalau ujian gampang kok," Lala menumpuhkan dagunya di lutut, bermain dengan kuku ibu jari kakinya.
"Aku mau cerita kemarin, tapi kamu keburu tidur duluan," kemarin malam Lala memang tidur lebih cepat. Setelah siang hari puas bermain dengan Bayu, dia tidak menyangka jika akan merasa sangat lelah hingga memutuskan tidur lebih cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Teen FictionGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...