25

356 24 5
                                    

Ini kata yang menjadikan bahagia begitu nyata.
Ini kata yang menjadikan pengorbanan terasa indah.
Ini kata yang menyatukan kehidupan, menjadikannya lebih bermakna.
Ini kata yang tak akan pernah hilang bahkan oleh kematian.
Ini kata yang menyentuh asa, menciptakan suka, dan menjaga duka.
Ini kata yang tercipta karena cinta.

Saudara...

***

Bayu masih diam memperhatikan Lala, om Juan, dan papanya. Kepalanya terasa berat mendengar pertanyaan papanya, melihat respon om Juan, dan melihat ekspresi Lala yang memucat.

Tangannya tiba-tiba dingin. Perasaannya menjadi sangat tidak nyaman, terutama saat melihat tante Vero berjalan terburu-buru menghampiri.

"Juan, Lala, ayo kita ke panggung sebentar. Eyang mau-"

"Apa kabar, Tiff? Ini keluarga kecil yang kamu bilang ke aku?"

Bayu bisa melihat tante Vero memucat. Om Juan juga dengan sigap membawa tante Vero dan Lala ke belakang tubuhnya. Bayu bingung dengan keadaan ini. Dia melihat Lala yang juga melihatnya bingung.

"Pa, duduk dulu deh," katanya pelan. Namun tidak mendapat perhatian dari papanya. Bayu mencoba mencari pengalihan, tapi sebelum dia menemukannya, suara merdu gadisnya memecah.

"Darling... Dansa yuk!"

Bayu hampir melewati papanya sebelum tubuhnya dihadang. Begitu juga Lala. Keadaan ini membuatnya semakin bingung saat tante Vero terlihat sangat panik hingga memerintah bodyguard membawa mereka berlima ke sebuah ruangan.

Terlihat seperti kantor, dengan foto keluarga berisikan empat orang. Yang Bayu tahu dua wanita di foto itu eyang dan tante Vero. Sedangkan dua pria di dalam foto, Bayu tidak mengenalnya.

Keadaan segera berubah menjadi sangat tegang saat bodyguard yang mengantar mereka keluar. Berganti dengan tante Vero yang masih terlihat kacau, sedangkan papanya dan om Juan hanya saling menatap. Bayu yakin jika tatapan mereka bisa mengeluarkan laser, mereka berdua akan saling membunuh.

"Juan, Rony, duduk dulu. Kita bicarakan baik-baik," kata tante Vero dengan berusaha tenang.

Bayu mulai memperhatikan papanya yang kini terang-terangan menatap tante Vero. Perasaan Bayu makin kacau begitu melihat papanya memunculkan seringai.

"Apa yang harus dibicarakan baik-baik, Tiff? Kamu bisa langsung ke masalah utamanya."

Kalimat papanya membuat dirinya semakin bingung.

"Kak, hubungan kamu sama Vero udah berakhir. Buat apa datang ke sini?" ucap om Juan masih belum bisa tenang.

Kemudian papanya duduk, menatap ke depan pada om Juan dan tante Vero. Lalu tatapannya bergerak pada dirinya cukup lama, dan beralih pada Lala.

"Aku datang buat anakku," katanya dengan nada seorang ayah. Tidak, Bayu tidak luluh. Dia kebingungan.

"Mereka berdua harus tau kenyataannya. Bayu dan Lala," kata papanya lagi. Bayu berniat menyela, tapi terhenti saat merasakan lengannya dipeluk oleh tangan kecil.

Dia menoleh ke samping, melihat Lala memeluknya dengan erat. Kemudian tangis gadisnya pecah meskipun tidak terisak.

"Tapi sepertinya putri kecilmu tau kenyataannya," kata papanya lagi membuat Lala makin terisak. Apa yang sebenarnya Lala ketahui?

Bayu Dan Lala (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang