Baiklah, sekarang Bayu bisa melihat bagaimana "tidak akrab" yang dimaksud Lala dalam keluarga. Gadisnya hanya tersenyum canggung saat ditanya banyak hal oleh tetua keluarga. Tapi bisa sangat akrab begitu berkumpul dengan sepupunya.
Dan Bayu sekarang sedang berada di halaman belakang bersama sepupu Lala yang jumlahnya sekitar lima belas. Mereka sangat ramai.
"Jadi lo tau nggak kalau kemarin gue habis dari Jepang?" ini yang Bayu tahu dari Lala adalah sepupunya yang paling cerewet.
Mereka semua duduk secara tidak beraturan di taman belakang rumah eyang. Bayu memilih duduk di tengah, dengan Lala di sampingnya yang sedari tadi terlihat pucat. Tunggu!
Bayu melihat ponselnya. "Perut kamu sakit?" tanyanya sambil berbisik. Lala menoleh dan mengangguk.
"Istirahat aja kalau gitu," kata Bayu hendak bangkit tapi ditahan oleh Lala.
"Nanti aja, sayang kalau momennya terlewat."
Bayu tersenyum kecil, mengangguk pelan. "Aku ambilan minuman hangat kalau gitu ya, biar enakan," dia bangkit dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Ya, meskipun hanya acara ulang tahun, tapi Bayu merasa jika keluarga besar Lala sangat harmonis. Di saja jarang bisa merayakan ulang tahun dengan orang tuanya.
Tapi Bayu sedikit kebingungan sekarang. Rumah eyang sangat luas, membuatnya sedikit kesulitan mencari arah dapur. Jadi dia hanya menggunakan insting untuk bisa sampai ke dapur.
"Ayolah, Juan! Kita bisa mengatakan dengan baik pada Lala."
Langkah kaki Bayu terhenti saat mendengar nama Lala disebut, sialan, dia sangat penasaran sekarang. Dan Bayu terdorong untuk berhenti berjalan, mendekatkan telinganya ke tembok dekat dengan celah pintu yang terbuka.
"Kita bisa menjelaskan pelan-pelan. Aku yakin Lala pasti ngerti."
Itu suara tante Vero. Kepala Bayu menyuruhnya untuk tidak ikut campur, tapi dirinya terlanjur penasaran dengan apa yang ia dengar. Hanya sebentar, Bayu janji dia hanya mendengarkan sebentar saja.
"Terus gimana ngomong ke Lala tentang status kita? Mama kamu nggak setuju sama hubungan kita, Ver. Kamu lihat tadi gimana cara mama kamu lihat aku?"
Suara siapa itu? Seorang laki-laki. Apa pacar tante Vero? Yng Bayu tahu dari Lala jika tante Vero belum menikah. Untuk wanita secantik dan mandiri seperti tante Vero, Bayu sangat menyangkannya.
"Tapi Lala berhak tau. Nggak pa-pa kalau dia nggak mau tinggal sama aku, tapi dia harus tau." telinga Bayu menjauh dari pintu. Ini semua tidak baik. Tidak sopan. Dia harus segera pergi untuk mengambilkan Lala minuman hangat.
"Apa kamu nggak mau dia manggil kamu Papa?"
Tubuh Bayu menegang. Papa? Laki-laki di dalam adalah Papa Lala? Bukankah orang tua Lala sedang di luar negeri?
"Aku mau, Ver. Tapi-"
"Dia anak kita. Aku pengen dipanggil Mama juga sama dia."
Sialan! Apa ini?
Bayu berbalik, mengulurkan tangan menyentuh daun pintu. Tapi dia berhenti. Niatnya untuk masuk dan meminta penjelasan ia urungkan. Ini masalah pribadi. Bayu bukan bagian di dalamnya. Lebih baik dia berpura-pura tidak tahu tentang semua ini. Dan Lala akan tau dari kedua orang di dalam.
Setidaknya dia cukup tahu kenapa Lala mirip dengan tantenya. Meskipun Lala pernah menunjukkan foto kedua orang tuanya. Dan Bayu mengerti kenapa Lala selalu dilarang menemui orang tuanya di Singapur.
Bayu kembali pada tujuan awalnya, mencari dapur. Tapi dia justru semakin bingun, sampai bertemu dengan pelayan rumah.
"Halo, saya mencari dapur," kata Bayu menggaruk belakang kepala karena bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Teen FictionGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...