Marsha's POV
Hari ini gue freeclass karena gurunya lagi rapat semua. Dan kita sekelas lagi menyaksikan Desti dan Jihoon tengkar sejak selesai apel.
"Eh Desti kalo ngomong tuh dijaga ya. Mana mungkin gue yang kirim video begituan ke kakak lo."
"Tapi pasti elo kan yang kirim begituan?! Ngaku deh lo. Gara-gara lo gue dilaporin ke bapak gue dan akhirnya gue di abisin!"
"Lah kalo iya kenapa? Kan emang kerjaan lo setiap hari begitu."
"Tapi gue gak kayak lo ya. Dasar monster penghabis sabun batang!"
"Anjir lo songong banget. Badan kayak triplek aja bangga!"
"Mata keranjang!"
"Cewek aneh!"
"Gil--"
"STOP, STOP! Tengkar terus kelyan. Mau jadi apa nantinya?!"
Pertikaian keduanya seketika berhenti karena salah seorang anak kelas sebelah atau kakak kelas kita yang menjabat sebagai anggota osis berteriak kepada mereka.
"Mau jadi istrinya Maria Ozawa kak!"
Jawab salah satu murid kelas gue, Daehwi yang mewakili jawaban Jihoon. Kalo kalian mau tau, Maria Ozawa itu artis nganu.
"Kecil-kecil pikirannya udah kotor kalian ya!" Hardik kakak kelas tersebut.
"Yeu, kecil-kecil gini juga bisa buat anak kali kak!" Ucap gue karna kesal dengan kakak kelas itu.
Kakak kelas macam apa itu bukannya menghentikan perdebatan malah nambah situasi makin panas.
"KALIAN BERANI JAWAB GUE? Oke, yang tadi tengkar sama dua orang yang jawab gue, kalian harus lari ke lapangan 100 kali. Titik, gak ada nawar!"
Anjir, freeclass malapetaka!
***
Jadilah gue lari sama Jihoon, Desti dan Daehwi. Semua anak keluar pada nontonin kita dan cengcengin kita ber-4. Dan dari tadi Daehwi mulutnya gak bisa diem.
"Hadeuh, aing teh salah apa coba. Emang tuh kakak kelas hobinya ngehukum aja."
"Euh maneh teh gak tau aja. Abah aing itu tentara nanti aing laporin maneh ke abah aing."
Dari tadi Daehwi ngoceh mulu udah kayak radio rusak. Gue agak risih lari begini. Gue udah capek, lemes dan hidung gue perih.
Ditambah cabe yang bacotnya kayak toa.
Baru puteran ke 30 kepala gue udah pusing.
Ehh kok ada burung-burung di atas kepala gue?
Ahh, hidung gue sakit.
Huaa mamak hidung Caca berdarah.
Ah, lemes kaki gue.
Haduh kayaknya gue mau pingsan deh.
Akhh pala gue sakit!
Brukk
Penglihatan gue samar-samar dan gue udah tergeletak di lapangan. Gue ngerasa ada yang nepuk-nepuk pipi gue.
"Caca, bangun Ca. Eh lo gak apa-apa kan? Ca, bangun!" Ucap dia sambil menepuk-nepuk pipi gue.
"T-taehyung?"
***
Akh, kepala gue sakit. Gue ada dimana?
Sebentar, bentar gue konek dulu.
Oh, UKS sekolah. Baru inget tadi gue pingsan di lapangan. Terus mimisan eh ada Taehyung.
Eh, Taehyung mana ya?
"Udah bangun lo."
Bariton seseorang. Ini suara cewek. Ternyata Diva dan Desti yang nemenin gue dari tadi.
"Pusing gak? Ini minum dulu. Lu dehidrasi." Ucap Diva memberikan sebotol minum.
Gue meneguk air minum itu beberapa tegukan dan menaruhnya. Nyawa gue kayaknya belum nyambung deh.
Eh udah deng.
"Tadi yang bawa gua ke sini siapa?" Tanya gue ke Diva dan Desti.
"Tadi Tae bawa lu kesini dan dan--"
Gue penasaran apa yang dilakuin Taehyung ke gue setelah bawa gue kesini. Dasar Desti gantungin ucapan terus,
Emang digantungin itu kagak sakit apa?!
Eh apasih gue.
"Dan ngasih napas buatan ke lu abis bersihin darah mimisan lo yang bececer." Lanjut Desti.
"Tapi darahnya gak banyak kok." Sambar Diva.
Mulut gue membentuk huruf O dan menganggukan kepala. Oh, cuman dikasih napas buatan.
Eh napas buatan?
Beneran?
Berarti tadi Taehyung--
"ANJIR TAEHYUNG FIRST KISS GUE!"
Tbc
Lanjut gak? Lanjut gak? Lanjut gak ya?
Btw faceklaim nya Marsha/Caca gua ganti ya
Btw diminta sama Marsha nya sendiri hehe😂-Lee Mirae
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Taehyung✔
Teen Fiction"Ga banyak omong sih, tapi nyakitin." -Choi Marsha- Bercerita tentang Choi Marsha yang notabene nya adalah anak biasa-biasa aja. Tiba-tiba fakta itu berubah ia menjadi anak yang 'luar biasa' kala dirinya secara terang-terangan menembak batu, ralat m...