Author POV
Masih di vila yang sama. Malam ini Para Bangsaters mempunyai kegiatan sendiri yaitu membuat api unggun dan bercerita layaknya camping anak sekolahan.
Ditengah pantai yang dingin, api unggun berkobar memancarkan cahaya yang hangat dikelilingi oleh anggota Bangsaters.
Sepertinya ToD adalah permainan yang pas saat ini.
"Nah, Daehwi kena lo. Truth apa dare?" Tanya Jaemin ketika ujung botol mengarah pada Daehwi.
"Truth apa eta? Dare apa?" Tanya Daehwi tidak mengerti.
"Alah kampungan lo gitu aja gak tau. Truth itu jujur kalo dare itu tantangan." Jelas Jihoon.
"Ih maneh teh jangan ngegas atuh, aing cuman tanya. Yaudah aing pilih jujur aja karena kalo bohong dosa." Ucap Daehwi.
"Gua aja deh yang kasih pertanyaan." Usul Jihoon dan semuanya mengangguk.
"Kancut warna pink yang lo bawa itu punya siapa? Terus kenapa lo pernah bawa pembalut waktu itu?" Tanya Jihoon sedikit menyindir.
"A-anu. Anu teh apa namanya, kancut adek aing gak sengaja kebawa. T-terus pembalut i-itu punya eum--" Daehwi tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Pasti buat Kak Jisoo kan? Ngaku hayo!" Tuduh Diva.
"Ish, sebenernya aing tuh kasian liat Kak Jisoo waktu itu di UKS minta tolong eh gak ada yang nolongin." Ucap Daehwi.
"Berarti lo suka sama Kak Jisoo ya?" Tanya Jaemin menyimpulkan.
"Iya. Aing teh juga gak ngerti kumaha bisa suka sama Kak Jisoo." Jawab Daehwi sedikit sedih.
"Udah, Wi. Tenang aja Kak Jisoo udah dijaga Tuhan kok." Ucap Desti menenangkan Daehwi.
Fyi, dulu waktu mereka kelas 2 SMA Daehwi suka sama kakel namanya Jisoo. Primadona SMA Blooders pada masanya. Hingga suatu hari Jisoo diberitakan meninggal karna kanker rahim.
"Emangnya dulu Kak Jisoo meninggal kenapa?" Tanya Taehyung.
"Kanker rahim. Dia tertutup banget semenjak divonis, sampe-sampe dia gak pernah ngomong bener-bener beda dari Kak Jisoo yang kita kenal. Pacarnya Kak Jisoo, Kak Bobby sampe depresi gak ikut UNBK waktu tau Kak Jisoo meninggal. Soalnya Kak Jisoo aja gak pernah cerita ke Kak Bobby." Jelas Diva.
"Iya njir. Gua sampe kasian liat Kak Bobby kayak orgil waktu itu. Ngomong sendiri, terus manggil-manggil Kak Jisoo pokoknya kasian deh." Lanjut Jihoon.
Well, apa yang dirasakan Taehyung saat ini benar-benar kacau. Ia tidak mau Marsha sampai segitunya nanti jika ia pergi. Menjadi gila seperti Bobby.
Bahkan setetes air mata Marsha yang keluar dari pelupuknya nanti tidak akan ia biarkan.
Karena itu berharga.
"Eh udah-udah. Napa jadi ngomongin Kak Jisoo sih? Biarin aja Kak Jisoo udah tenang. Yok lanjut main!" Seru Marsha.
Jaemin memutar botol kembali. Beberapa putaran hingga botol itu berhenti. Kini ujungnya menetap kearah Taehyung.
"Tae, truth or dare?" Tanya Jaemin.
"Dare. Gua lebih suka tantangan." Jawab Taehyung.
"Oke, siapa yang mau kasih tantangan?" Tanya Jaemin kemudian Daehwi mengacungkan jari.
Jari tengahnya.
"Aing teh gak pernah liat Tae ngomong romantis gitu ke Neng Caca. Sok eta Tae ngomong apa aja ke Caca." Tantang Daehwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Taehyung✔
Teen Fiction"Ga banyak omong sih, tapi nyakitin." -Choi Marsha- Bercerita tentang Choi Marsha yang notabene nya adalah anak biasa-biasa aja. Tiba-tiba fakta itu berubah ia menjadi anak yang 'luar biasa' kala dirinya secara terang-terangan menembak batu, ralat m...