Marsha's POV
"JIHOON DESTI KALIAN NGAPAIN?!"
Buru-buru mereka berdiri dari poisi awal.
Gue melihat Desti dan Jihoon yang sedang eum, entahlah di lantai kamar kita bertiga.
Gue tadinya mau nangis dan lari kekamar tapi melihat pemandangan ambigu ini gue jadi kaget sekaligus ngakak.
"C-caca. A-anu t-tadi anu eum.." Elah Jihoon udah ena bukannya ngaku malah malu-malu setan.
"Ca tadi gue kesandung kagak sengaja ketiban Jihoon." Jelas Desti biasa aja.
Oke, gue percaya.
"Oh kirain gue apaan. Jihoon ngapain dah kesini?" Tanya gue.
"Gue mau pinjem charger." Jawabnya.
"Tuh ambil aja punya gue yang warna biru. Cabut hp gue, udah 100% keanya." Suruh gue ke Jihoon.
Setelah ambil charger gue, Jihoon langsung pergi dari kamar. Tinggalah gue dan Desti ke sini. Gue ngeliat Desti yang lagi berbaring di ranjang.
"Desti." Panggil gue.
"Nape?" Sahutnya.
"Yang waktu itu bareng Taehyung dia--"
Flashback on
"Taehyung tadi kamu kemana sih aku cari-cariin?"
Seorang gadis berusaha untuk mengelap rambut Taehyung yang basah akibat ngobak di kolam renang.
"Aku kan di bus 8. Kok cari aku sih? Kamu aneh tau gak haha." Ledek Taehyung.
Gadis itu yang katanya anak baru yang lagi deket sama Taehyung. Iya deket, sampe mereka satu sekolahan lupa kalau pacarnya Taehyung itu Marsha bukan gadis itu.
"Ternyata osis taro aku di bus 3. Aku risih deh disana kebanyakan anak cowok." Ucap gadis itu sambil mem-poutkan bibirnya.
"Kamu lucu kali haha." Balas Taehyung.
"Ih udah deh ya berenangnya nanti masuk angin loh." Pinta gadis itu.
"Gak. Aku masih mau berenang."
"Ih Tae nakal kalo dibilangin."
"Biarin wlee."
"Ih Tae aku marah nih."
"Kejar sini kalo bisa haha."
Tanpa mereka sadari, Marsha hanya tersenyum penuh kesakitan dari jauh melihat mereka. Sepertinya bukanlah dirinya yang menjadi takdir Taehyung."
Flashback off
"--cantik ya."
Gue memuja gadis itu. Ya kenapa enggak? Dia cantik, mudah bergaul, lucu gak kayak gue yang cuman dikasih julukan sebagai buntutnya Taehyung.
"Lo kenapa Ca? Muka lo merah." Tanya Desti.
"Iya gue kayaknya gak jadi ngobak deh." Jawab gue.
Gue pun ganti baju dan bersantai di ranjang kamar bersama Desti. Sementara Diva disana sedang menikmati indahnya pemandangan sambil ngobak.
Ralat, menikmati roti sobek kakak kelas.
"Des nama tuh cewek siapa ya?" Tanya gue.
"Namanya Oh Chesa anak kelas unggulan. Nih gue lagi stalker ig nya."
Desti kasih liat hpnya ke gue.
Chesaa3109
🍒Dimana aja asal ada Tae
❤12k
Chesaa3109 Kata Taehyung bb aku nambah:(
Chesaa3109 mematikan komentar
"Oh namanya Chesa. Cantik ya kayak namanya. Cocok sama Tae." Puji gue.
"Udah lah Ca, dari pada lo berharap sama yang gak pasti mending move on." Ucap Desti.
Move on emang lo kira segampang petik daun?
Dan iya, kenapa disaat Taehyung dan gue baik-baik aja..
..kenapa harus hadir orang ketiga?
"Gue coba ya Des."
***
Author POV
Pernahkah kalian merasa seperti dihujam ribuan pisau? Atau pernahkan kalian ditusuk sedalam-dalamnya dengan pisau berkarat?
Sakit.
Itu yang dirasakan Marsha saat melihat Taehyung dan Chesa berdua di ruang santai hotel bersama menikmati makanan ringan sambil bercanda ria.
"Ternyata mencintaimu itu sakit. Lebih sakit dari pada melupakanmu, aku harus berjuang sendiri demi mempertahankan sesuatu yang gak pasti. Dan disinilah kamu sekarang bersama dengan dia tanpa tahu adanya aku yang sedang kesakitan dibelakangmu." Gumam Marsha dalam hati.
Marsha masih saja memperhatikan pasangan itu. Iya pasangan, bagi Marsha mereka seperti pasangan. Tidak seperti dirinya dan Taehyung.
Tes
Cairan bening tiba-tiba saja turun dari pelupuk matanya membasahi pipi manisnya itu. Oh Tuhan, sesakit inikah mencintainya?
Ting
Suara dentingan hp milik Marsha membuat pemiliknya segera membuka notif yang baru muncul di layar hp nya.
Jaemin Na: Eh buntelan kapas lama kita gak ketemu. Masih inget gue gak?
"JAEMIN?!"
Tbc
Biarkan saja aneh~
KU GAK JADI HIATUS GES MWAH:*
Nyadar gak sih udah ada 2 plakor disini? Wkwk
-Lee Mirae-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Taehyung✔
Teen Fiction"Ga banyak omong sih, tapi nyakitin." -Choi Marsha- Bercerita tentang Choi Marsha yang notabene nya adalah anak biasa-biasa aja. Tiba-tiba fakta itu berubah ia menjadi anak yang 'luar biasa' kala dirinya secara terang-terangan menembak batu, ralat m...