Seseorang tergesa-gesa keluar dari rumah dengan raut wajah yang sulit diartikan. Merogoh-rogoh saku celana abu-abu yang di kenakannya, setelah menemukan sebuah kunci motor dengan gantungan kunci kura-kura. Ia pun segera melajukan motornya di jalan dan berlalu meninggalkan halaman rumah.
Menunjukkan sebuah bangunan Sekolah Elite ber-akreditasi A. Dengan pagar tembok disekelilingnya, SMU SURYA CENDANA. Sekolah swasta yang sangat bergengsi di ibukota negara ini.
Saat sudah sampai, pemuda itu, Christiano Moabi atau Christ. Dia bisa bersekolah di SMU elite ini, bukan karna dia anak orang kaya atau berasal dari keluarga yang cukup mampu membiayai sekolahnya. Melainkan dengan kerja keras dan ia sungguh belajar dengan giat sehingga akhirnya bisa mendapatkan beasiswa untuk bisa bersekolah di SMU tersebut.
Christ menyapa dan menunduk ramah kepada bapak sekuriti yang bertugas di gerbang sekolah.
"Selamat pagi pak Min."
"Selamat pagi nak Christ, hampir terlambat lagi yo ?!"
"Haha... Iya pak, terima kasih sudah mau tunggu."
"Iyo, sama-sama."
Christ segera berjalan cepat menuju kelas XI IPA² di lantai atas. Ia sedikit berlari menaiki tangga, menginjakkan kakinya dengan kuat di tiap anak tangga.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, dan sedikit peluh di keningnya. Christ tiba di kelas yang ternyata belum ada guru yang masuk untuk mengajar kelas tersebut. Ia bisa bernafas dengan lega sekarang.
Christ menghela nafas kasar.
"Lembur kerja lagi ?" Tanya Richard, teman sebangku Christ.
"Yo." Jawab Christ cool.
"Boteq ngeras joq ?!"(jangan dipaksa teman) Kata Lasah. Teman Christ satu team Basket. Barusan dia ngomong pakai bahasa Dayak Benuaq, kedua orang tuanya adalah dokter umum di sebuah rumah sakit besar di Indonesia. Mereka suku Dayak asli, tapi pindah tinggal di ibukota karena penugasan kerja orang tuanya.
" Yo." Christ mengiyakan saja, karena sebenarnya dia belum terlalu paham.
Seisi kelas mulai diam sambil memperhatikan seorang guru sejarah yang berjalan masuk ke dalam kelas. Pelajaran dimulai, Christ melihat ke papan tulis didepan sambil sesekali menguap.
Oh, Lord. I'm so tired ! Istirahat ntar ke perpus ah, pengen tidur. Batin Christ.
"Sekitar 2000 SM di wilayah India, budaya dan agama Hindu mulai berkembang. Namun kemudian muncul pula agama Budha yang lebih pesat perkembangannya. Sehingga agama ini semakin disebarkan ke seluruh dunia termasuk di Indonesia..." Guru tersebut menjelaskan.
***
Christ masuk ke dalam Perpustakaan di waktu istirahat. Dan berjalan ke arah lemari buku, mengambil salah satunya tanpa memperhatikan buku apa itu lalu mencari meja di sudut paling sepi. Ia menarik kursi tersebut ke belakang kemudian duduk, memposisikan buku yang tadi Christ ambil berdiri di atas meja untuk menyembunyikan kepalanya yang ia tenggelamkan di antara kedua lengannya.
Sementara itu di Kantin sekolah.
Richard menikmati baksonya dengan perlahan. Dan Lasah datang menghampiri temannya itu sambil membawa nampan di tangannya dengan semangkuk bakso dan sebotol teh pucuk.
"Hei, minuman untukku mana ?" Tanya Richard. Saat Lasah datang dan langsung duduk di depannya.
"Beh, ku kira kau nggak mau ?!" Sela Lasah, nyengir.
"Sial kau !"
"Eh, anak Tuhan dilarang berkata kasar. Si Christ mana ?" Lasah mengaduk-aduk baksonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼