Yandhi bermain basket di lapangan mini belakang rumah bersama Jose. Keduanya dengan sangat lincah bergerak memperebutkan bola basket tersebut untuk memasukannya ke dalam ring.
Yandhi berhasil mengambil bola, lalu melempar ke dalam ring. Tetapi Jose sudah sempat memblock ring itu.
"What ?! Darimana kamu mempelajari itu ?!" Seru Yandhi, tak percaya.
"Well, NBA." Kata Jose sambil men-drible bola basket ke tanah dan melempar dash masuk kedalam ring.
"NBA ? Hei, aku sering menonton NBA di akhir pekan." Ujar Yandhi, tak terima. "Bukankah kamu tidak lebih tinggi dariku Jose, huh ?!"
"Haha... Tak terima ?!" Jose tersenyum mengejek.
Yandhi hanya menghela nafas kasar.
"Kemarin, aku melihat kamu cukup dekat dengan Marsha."
"Ya, kami memang dekat."
"Kau mengerti, maksudku, dekat seperti kamu menyukai Marsha. Iyah, huh ?!"
Yandhi terlihat berpikir sebentar, tetapi lalu berhasil merebut bola dari tangan Jose kemudian melempar ke ring. Kembali poin Yandhi lebih unggul dari Jose, dia tersenyum.
"Menurutmu begitu ?"
"Jika kamu memang menyukai Marsha, jangan mempermainkan hatinya."
Yandhi hanya mengangguk tersenyum lucu. "Lalu, kau sudah move on, Jose ?"
"Tenang aja, move on akan mengikuti."
"Hahaha !" Yandhi tertawa.
Jose lalu ikut tertawa. "But Yard, sepertinya kau akan punya rival ."
"Rival ?"
"Kamu ingat anak cowok yang kerja di kafe itu kemaren, namanya Christ kan. Well, sepertinya dia juga menyukai Marsha."
"I see." Sahut Yandhi.
"Jadi, berjuanglah kawan." Jose melempar bola basket yang tadi di pantulkannya terus ketanah, ke arah Yandhi tepat didepan dadanya.
"Aku lapar. Ayo ke dapur, biar aku masakkan sesuatu yang hebat." Kata Jose, dengan smirk-nya.
"Seriously ?! Masak apa ?" Yandhi menyusul Jose, setelah melempar bola basket tepat masuk ke dalam keranjang bola.
"Soup Jangung Manis." Jawab Jose.
"Sounds like normal." Sela Yandhi.
"Oh come on, i haven't even started yet." Tukas Jose.
"Hehe." Yandhi cuma nyengir.
Yandhi memotong beberapa bahan yang diperlukan. Dan Jose yang memasak dengan serius, aroma masakan mulai tercium harum memenuhi ruang dapur.
"Apa kita akan masak banyak ?" Tanya Yandhi sambil memotong-motong wortel.
"Tentu saja, ada Oom dan Tante, kakak Indri dan kita berdua." Jawab Jose.
"Kak Asher dimana ?"
"Kerja."
"Orang tuamu ?"
"Di rumah nenek dan kakek."
"Kerja ?"
"Bulan madu."
"Huh ?! Serius !"
"Kurasa." Ujar Jose mengambil telenan dengan potongan wortel di atasnya dan memasukkannya kedalam soup yang sedang dimasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼