Yandhi mengantar Marsha hingga di depan rumah, dan Marsha keluar dari mobil tanpa mengucapkan apapun. Saat langkahnya sudah di depan pagar, Marsha berbalik.
Yandhi masih melihat ke arah dirinya."Terima kasih, dan juga hati-hati dijalan." Ucap Marsha, pelan sambil menatap mata Yandhi. Lalu segera masuk ke dalam rumah.
Besoknya, suasana di SMU SC.
Beberapa siswa sedang berkumpul di depan mading sekolah seperti sedang membaca beberapa pengumuman.Tepat saat itu Maria, Ribka dan Celly sedang berjalan bersama menuju kelas.
"Eh, lagi pada ngapain sih ?" Celly segera bertanya kepada salah satu siswi yang ada di situ.
"Tiga hari lagi ada Valentine day party, acaranya dirayain di Aula SC."
"Valentine Party ! Serius ?!" Tukas Ribka.
"Iya, liat aja tuh kalo nggak percaya !"
"Ok, ok, trims ya." Ucap Celly.
"Ada apa ?" Tanya Maria, sambil asik mengunyah permen karet.
"Maria, tiga hari lagi ada Valentine party. Ihh, aku harus dandan cantik nih. Yes ! Akhirnya, " Seru Celly, kegirangan.
"Ouh, cuma Valentine to." Maria melangkahkan kakinya berjalan duluan dari Celly dan Ribka yang masih asik membahas pesta prom night sambil berjalan dibelakangnya.
Maria dan Ribka berjalan kembali ke kelas XI IPA² setelah berpisah dari Celly yang menuju kelas XI IPA¹.
"Kenapa kau Sha, mukamu kayak bebek kurang gizi !" Cetus Alex, mengejek Marsha.
"Emang muka bebek kurang gizi kayak apa Lex ?" Celetuk Rizky.
"Kagak tahu gue,"
"Hahahahaha, sarap lu !" Harchi tertawa bersama Rizky, Alex ikutan tertawa garing.
"Nggak lucu, aing !" Celetuk Celly, tiba-tiba saja tiba di kelas.
"Eh, Celly. Kamu bilang ke siapa ?"
"Kau, muntahan buaya !" Ucap Celly tepat ke muka Alex.
Tiba-tiba saja Alex menyeruduk dahi Celly dengan dahinya sendiri sehingga Celly terjatuh ke lantai.
"Awww, sialan kau ! Sakit ngok !" Seru Celly. Mengusap keningnya sendiri sambil meringis.
"Rasakan, bacot !" Kata Alex, lalu mengusap dahinya sendiri. "Eh, tapi sakit juga ane ogeb !"
"Apaan ogeb ?" Cetus Harchi.
"Bego." Jawab Alex sambil melotot ke arah Harchi.
Harchi bergidik. "Jelasin bego nggak usah kayak nunjuk ane deng !"
Marsha memutar bola matanya malas, dan menatap mereka sinis. Celly bangkit dan berjalan menuju kursinya yang di samping Marsha ada jarak beberapa meter.
"Sialan emang tu kerbau !" Gumam Celly.
"Tumben kamu nggak ladenin Alex lagi ?" Ejek Marsha.
"Ey, dasar kau ya !" Celly mendorong dahi Marsha.
"Celly !" Geram Marsha.
"Aku ada berita,"
Marsha diam memandang sobatnya itu.
"Tiga hari lagi ada Valentine day party di sekolah kita." Jelas Celly dengan semangat.
"Oh,"
"Iihh, Marsha, koq respon kamu begitu ? Nggak asik."
"La trus, memangnya kenapa ?"
"Um, couple kamu siapa nih ?"
"Aku nggak pergi."
"Lho, koq nggak pergi ?"
"Malas."
"Ouh, pergi dong. Ayolah, ntar nggak seru lagi kalau nggak ada kamu."
"Hehe~ begitukah ?!" Marsha tersenyum, sedikit terhibur dengan tingkah Celly.
"Iyaa lah," Angguk Celly, senyum manis.
Sementara di kelas lain, tepatnya kelas XI IPA².
"Mar, kamu pergi nggak ?" Tanya Ribka.
"Pergi kemana ?" Tanya Maria, mengeluarkan buku paket Fisika dari tas miliknya dibawah meja.
"Valentine party, Irya."
"Ouh, umm~" Maria menjawab dengan ragu dengan lirikannya mengarah ke sudut daerah meja Christ. "Aku belum ada couple."
"Iya, sih. Aku juga eh," Ribka sedikit manyun. Lalu berbalik lagi ke depan karena tadi badannya menghadap Maria yang duduk di belakang dirinya.
Ribka yang tadi menunduk langsung mendongkakkan mukanya saat melihat seseorang berdiri di depan mejanya.
Egil tersenyum kaku, sangat terlihat bahwa dia sedang gugup saat ini. Berdiri di depan meja Ribka dengan tangan dibelakang punggung.
Egil tiba-tiba mundur selangkah ke belakang dan menunjukkan setangkai bunga mawar di depan wajah Ribka sambil terpejam. "Jadilah pasanganku di Valentine Party !"
Ribka melongo. "Hah ?"
Semua mata yang berada di kelas memandang kedua insan muda itu.
Christ, Reno dan Richard sibuk mengompori.
"Good job, Bro !" Seru Christ.
"Tembakan yang tepat." Sambung Richard.
"Hei, apa jawabanmu manis ?!" Goda Reno.
Richard menimpuk kepala Reno kasar.
"Woi, sakit ngok !" Teriak Reno.
"Makanya jangan bego !" Celetuk Richard.
Satu kelas sibuk meneriaki, momen manis yang dibuat Egil kepada Ribka.
Maria tersenyum lucu melihat tingkah mereka dan memandang Ribka dan Egil yang berada di depan mejanya.
Pipi Ribka merona, dia sedikit menoleh ke belakang melihat Maria meminta bantuan.
Maria tersenyum mengangguk pelan.Ribka pun menatap cowok yang cukup berani di depannya itu, kemudian perlahan tangannya bergerak mengambil bunga mawar yang disodorkan Egil kepadanya.
Egil membuka matanya saat merasa bunga yang tadi dipegangnya mulai terlepas. Menatap Ribka mengangguk dengan malu.
"Kamu mau ?" Tanya Egil memastikan sekali lagi.
"I-iya." Jawab Ribka dengan suara kecil.
"Yesssssss !" Egil melompat dengan kegirangan, sangat senang.
Maria tersenyum senang, turut bahagia melihat Ribka yang sudah mendapat pasangan untuk Valentine Party nanti. Melihat ke arah Christ yang tertawa saat Egil sudah kembali ke kelompok mereka untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼