Chapter 10 Keluarga

13 2 0
                                    

Sebuah motor berhenti didepan halaman rumah dan pengendara motor tersebut turun setelah mematikan mesin motornya dan memparkir motor itu dengan baik.

Christ berjalan masuk ke dalam rumah dengan perlahan saat terdengar suara tangisan dari dalam rumah. Saat Christ masuk, dia melihat ibunya duduk di lantai sambil meraung-raung frustasi.

Christ menghela nafas berat, lalu menghampiri ibunya.

"Ibu kenapa ?" Tanya Christ.

Ibunya mengangkat muka dan melihat Christ, mulai tersenyum dan langsung berubah menjadi tawa yang keras.

Seorang wanita yang sudah tua keluar dari dapur dengan menggendong seorang anak seusia 4 tahunan.

"Kami mendapat kabar, bahwa Ayahmu meninggal karna sakit Hepatitis." Kata wanita tua itu yang adalah nenek Christ.

"Istrinya menelpon dan meminta kamu datang ke pemakaman ayahmu." Jelas nenek lagi.

"Baiklah." Sahut Christ. "Aku akan berangkat malam ini."

"Kamu punya uang ?" Tanya nenek.

"Nenek nggak usah khawatir, aku ada." Christ mengambil alih adik perempuannya yang ada di gendongan nenek.

"Hai baby, kamu baru selesai makan ?!" Christ bertanya dengan sayang.

"Iya, phi Kit." Jawab Chara, lalu tersenyum manis sekali.

Chist mencium hidung bangir adiknya dengan gemas. "Good girl, now we go take a shower."

"Let's go !" Sahut Chara, senang.

Christ mengurus adik perempuannya dengan cekatan sampai berpakaian dan memakaikannya bedak. Membiarkan Chara bermain boneka lebah kesayangannya, Christ langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Christ membuka pintu kamar mandi dan hampir saja berteriak keras saat melihat sosok ibunya sudah berdiri didepan pintu dengan ekspresi yang kacau.

"Ibu ! Apa ibu akan mandi lagi ?!"

Ibunya tidak menjawab dan mendorong tubuh Christ ke samping agar tidak menghalangi pintu.

"Biarkan ibumu Christ." Ujar nenek dari dapur. "Ke dapur sini makan."

"Iya, nek." Sahut Christ.

Ibu Christ memiliki kejiwaan yang sakit. Pernah masuk rumah sakit jiwa dua kali, karna dokter rumah sakit jiwa tersebut selalu memberikan keterangan bahwa ibunya mengalami sakit kejiwaan yang tidak terlalu parah. Alhasil, ibu Christ pun kembali dibawa pulang ke rumah.

Christ tinggal bersama nenek dan kakeknya yang telah merawat dirinya sedari kecil, mempunyai dua adik perempuan. Caila adik Christ di sekolah dasar dan tinggal bersama paman dan bibinya di kota lain.

Setelah mencuci semua peralatan makan, Christ masuk ke dalam kamarnya dan menyiapkan beberapa pakaian untuk di bawanya.

"Christ, hati-hati dijalan. Kirimlah pesan saat sudah sampai di rumah ibu tirimu." Kata nenek.

"Baik, nek." Sahut Christ sambil menarik resleting ranselnya. "Chara sudah tidur ?"

"Iya, baru saja." Ujar nenek.

"Kalau begitu, Christ pergi dulu nek." Christ pamit kepada neneknya dan langsung berangkat ke kota tempat ayahnya akan dimakamkan.

***

Yandhi keluar dari kamarnya dan turun menemui keluarga besar yang datang untuk bersilaturahmi.

Mendadak rumah menjadi pesta keluarga. Di lantai bawah benar-benar dipenuhi oleh banyak orang, di area dapur yang banyak berisikan para wanita memasak. Para pria duduk mengobrol di ruang tamu sambil menikmati kopi dan kue. Anak-anak bermain memamerkan robot-robot dan alat berat mainan yang mereka punya.

Setetes Embun PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang