Yandhi menyetir mobil SUV milik kakaknya menuju ke sekolah Marsha yang sudah di kirimkan alamatnya lewat WA. Ia memperhatikan dengan seksama sebuah gedung sekolah megah terlihat dari luar, Yandhi pun menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah tersebut. Lalu keluar dari mobil, menghampiri seorang satpam sekolah tersebut yang sedang bertugas.
Yandhi tersenyum ramah. "Permisi pak,"
"Iya, ada perlu apa dek ?"
"Saya mau jemput teman saya yang sekolah disini."
"Oh, sekarang belum jam pulang dek. Mungkin sebentar lagi, kalau adek mau menunggu temannya silakan parkirkan mobilnya di dalam tempat parkir mobil di sebelah sana saja dek." Jelas pak satpam tersebut sambil menunjuk ke sebelah kanan tempat parkiran mobil.
"Iya pak, terima kasih."
"Sama-sama."
Yandhi berjalan masuk ke dalam mobilnya dan mulai menyetir untuk memparkirkan mobil SUV putih itu di tempat parkir sekolah tersebut.
Selang beberapa menit, bel tanda selesainya pelajaran di sekolah pun di bunyikan. Dan kemudian mulai terlihat siswa-siswinya yang berjalan keluar dari kelas mereka masing-masing.
Yandhi yang tadinya bermain game sebentar di HP-nya untuk mengurangi kebosanan karna menunggu, lalu menghentikan kegiatannya dan memasukkan benda persegi tersebut ke dalam saku celananya. Yandhi membuka pintu mobil dan keluar untuk melihat Marsha yang mungkin saja sudah keluar dari kelas.
Beberapa siswi cewek yang tadinya berjalan berkelompok mulai menghentikan langkah mereka saat mendekati parkiran. Mereka mulai memandang Yandhi dengan tatapan memuja. Astaga ! Pikir para siswi cewek itu melihat Yandhi tanpa berkedip.
Yandhi memiliki mata yang indah, tatapannya fokus namun tampak ramah. Hidung yang mancung, di barengi dengan senyuman menampakkan gigi yang berbaris dengan rapi. Memiliki kulit warna tan dan tinggi badan sekitar 176 cm.
"Kyaaa... Ganteng banget !" Teriak para siswi cewek yang berkelompok itu mulai heboh di koridor sekolah. Mereka mendekati Yandhi dengan berani, menyapa dan tersenyum ramah.
Yandhi membalas mereka dengan ramah pula. Di sela percakapan ringannya dengan para gadis sekolah itu, pandangan Yandhi mengarah pada sosok gadis yang berjalan sendirian sambil memeluk buku di tangannya. Di perhatikannya dengan seksama, seperti pernah lihat sebelumnya tapi dimana ? Yandhi berusaha mengingat. Gadis itu mengurai rambutnya yang sekitar sebahu. Kemudian tersenyum kepada temannya yang seorang laki-laki menghampirinya, keduanya pun berjalan bersama.
Dia, gadis itu... Pikir Yandhi.
Masih sesekali menjawab pertanyaan para siswi cewek yang masih setia mengerumuninya untuk sekedar mengobrol, Yandhi pun ikut melempar candaannya.
Yandhi tersenyum melihat Marsha di seberang sana.
"Hai, Marsha !" Panggil Yandhi.
Sontak membuat semua siswi cewek yang mengerumuninya itu menoleh ke arah Marsha dan Celly yang masih berdiri di Koridor teras."Astaga Sha, itu siapa ?!" Seru Celly dalam pertanyaan, betapa cepatnya respon Celly saat melihat cowok yang dalam kategori tampan.
"Oh, Lord ! Hei is so... So cool." Ucap Celly dan bergabung dengan kumpulan cewek yang bersama mendekati Yandhi.
"Marsha !" Panggil Yandhi lagi.
"Eh ?!" Celly berhenti berjalan dan menoleh ke belakang ke arah sahabatnya yang bernama Marsha itu.
Marsha tersenyum. "Oh, hai Yand."
Marsha mendekati Yandhi dengan risih, sebab ia menyadari banyak tatapan yang sedang menyelidik ke arahnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼