Chapter 11 Teman Baru

15 2 0
                                    

Yandhi berbaring di sofa ruang tamu dengan tangannya yang selalu menekan tombol remote TV mengganti saluran.

"Huahh... Bosan !" Seru Yandhi.

Suara dering ponsel di atas meja yang berada di depannya, Yandhi mengambil Handphone-nya dengan malas. Melihat nomor yang tertera 'Unc Richard'. 

"Hallo !" Ucapnya.

Suara Richard terdengar jelas di seberang sana. Mulai berbicara saat Yandhi telah mengangkat telpon darinya.

"Iya, aku tahu tempatnya. Ok, aku akan kesana." Kata Yandhi.

Segera bangkit dan berlari kecil menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian, Yandhi sudah bersiap, memakai t-shirt putih dengan kemeja pink keunguan dan celana jeans, terakhir sepatu sneaker hitam putihnya. Mengambil kunci mobil dari tempat kunci, lalu berjalan menuruni tangga.

"Wah, wah, mau kemana kau keren begitu ?!" Tanya Jose.

"Hei, Jos. Kamu kesini." Sahut Yandhi, senang.

"Yeah,  if you gonna go, i will back again." Ujar Jose.

"No,  let's come along." Yandhi merangkul Jose untuk ikut dengannya.

"Hei !?" Seru Jose, hendak protes.

Sebuah mobil berhenti di samping sebuah kafe yang sangat ramai dengan pengunjung. Jose dan Yandhi keluar dari mobil tersebut, lalu berjalan beriringan masuk ke dalam kafe.

Yandhi memperhatikan sekeliling. Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilnya. Tentu saja itu Richard, bersama kumpulan gengnya.

Yandhi dan Jose berjalan mendekat.

"Halo !" Sapa Yandhi dengan ramah.

"Sini Yard, duduk." Ucap Richard. "Ges, kenalin ini ponakan ku."

Richard memperkenalkan Yandhi kepada teman-temannya.

"Halo, Yandhi." Sapa Yandhi, memperkenalkan diri.

"Hai Yandhi, aku Reno." Reno tersenyum.

"Lasah. Atau panggil Aca juga bisa," Jelas Lasah.

"Please, Kui, janganlah kau kenalkan nama kau begitu kayak cewek." Sela Egil, dengan logat bahasa Batak-nya mengejek Lasah.

"Puh, sikeq ko tiaq mening ! (Dasar kau bocah)" Lasah mengangkat tangannya hendak memukul kepala Egil yang segera menghindar tetapi sambil tertawa.

Yandhi dan Jose saling berpandangan, alis keduanya terangkat berusaha memahami apa yang diucapkan oleh Lasah. Bahasa yang baru didengar oleh telinga kedua anak muda itu.

"Hai Yandhi, aku Egil." Egil memperkenalkan dirinya disela tawanya.

"Halo, salam kenal." Yandhi menyikut lengan Jose, yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka semua berbicara.

"Oh, hai. Aku Jose, temannya Yandhi."

"Hai Jose." Ucap Lasah, Egil dan Reno.

"Mereka emang biasa gitu Jose, nggak usah terlalu heran." Jelas Richard. "Oh, ya, aku Richard. Paman Yandhi."

"Hai !" Sapa Jose.

"Kalian mungkin bingung dengan omongan Lasah tadi, dia itu orang dayak asli. Jadi hati-hati saja ya," Jelas Richard dengan sedikit peringatan.

"Yes, i'm. Thanks bro," Sahut Lasah, sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi di tangannya memegang sebuah ponsel. "Rumor tentang orang dayak yang bisa memakan manusia, itu bullshit. Dan oh ya, aku paling suka makan daging babi."

Setetes Embun PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang