Yandhi memandangi dirinya di depan cermin toilet. Melihat pintu terbuka dan Christ masuk ke dalam toilet tersebut. Pandangan kedua orang itu bertemu, dan Yandhi langsung mencuci tangannya. Ketika hendak berjalan keluar, Christ yang sudah berdiri depan cermin sambil mencuci tangannya mengangkat suara menghentikan langkah Yandhi.
"Kulihat kamu dekatin Shireen ?!" Ucap Christ.
Yandhi berbalik. "Kamu menanyaiku ?"
"Ish, terakhir kali aku lihat di kafe kau begitu perhatian pada Marsha." Christ mengelap tangannya dengan handuk kecil yang disediakan di toilet itu. Kemudian melihat Yandhi. "Apa maksudmu ?!"
Yandhi mengepalkan tangannya.
"Shireen itu temanku !" Christ berdiri didepan Yandhi.
"Kamu menyukai Shireen ?!" Tukas Yandhi.
Christ mendengus. "Bukannya itu jadi urusan kamu Yand, kamu sudah membuat dua perempuan salah paham sekaligus. Are you stupid or did you intentionally ?!"
Keduanya saling menatap sengit.
"I'm not like that at all." Tukas Yandhi.
"Huh, oh ya ?!" Christ mendengus lalu tersenyum miring. "Ingatin aja, sampai Marsha nangis gara-gara kamu Yard. Aku nggak akan tinggal diam."
Christ keluar dari toilet tersebut, saat beberapa pria masuk ke dalam toilet. .
Di tempat Shireen dan Marsha.
"Kamu kencan sama Christ, Sha ?!" Shireen mulai penasaran.
"Nggak lah, jalan biasa aja. Lagian boring di rumah terus,"
Shireen mangut-mangut.
"Umm, Shi, kamu pacaran sama Yandhi ?" Marsha bertanya dengan hati-hati.
"Hah ! Nggak koq, hm~ belum mungkin." Shireen tersenyum malu. Pipinya jadi merona.
Degh !
Serasa lemah Marsha mendengar jawaban Shireen. Tetapi dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menunjukkannya.
"Ehem."Marsha berdehem pelan untuk menetralkan ekspresinya, kemudian tersenyum palsu. "Jadi sekarang lagi tahap pedekate kah ?"
"Hehe~ kira-kira begitu." Shireen tersenyum.
Christ berjalan menghampiri Marsha dan Shireen yang menunggu sambil mengobrol banyak hal.
"Kalian berdua ngapain aja di toilet, lama banget !?" Cetus Marsha.
Christ menoleh ke samping melihat Yandhi di belakangnya.
Lalu duduk. "Ya memenuhi panggilan alam lah, memang apalagi !"
"Kiranya..." Celetuk Shireen.
"Balik yuk," Ajak Marsha pada Christ.
"Oke," Christ bangkit dari kursinya. "Duluan ya Shi, balik dulu bro !"
Christ menepuk pundak Yandhi. Shireen melambaikan tangannya kepada Marsha dan Christ sambil tersenyum.
***
Sepanjang jalan Marsha hanya diam duduk berboncengan dengan Christ yang menyadari hal itu tetapi ia harus fokus dulu di jalan yang masih rame karena malam minggu.
Sesampainya dirumah.
Christ menepikan motornya tepat didepan pagar rumah orang tua Marsha. Dan Marsha segera turun dari motor lalu melepas helm yang di pakainya, menyerahkannya kepada Christ.
"Nih, makasih ya Christ." Ucap Marsha.
Christ menerima dan menaruh helm tersebut diatas motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼