Malam ini, sabtu malam yang cerah. Tanpa awan mendung, tanpa angin malam yang kencang dan langit tampak indah dengan cahaya bintang-bintang menghiasi.
Marsha duduk di meja belajarnya menghadap buku pelajaran matematika. Sungguh sangat memusingkan hanya karena mengerjakan soal soal try out. Menoleh keluar jendela kamarnya memandangi langit malam itu.
Disana memperlihatkan cahaya bulan yang tersinari oleh matahari hanya seperempatnya saja sehingga membentuk bulan sabit. Sebelah bulan itu kelihatan sebuah cahaya yang cukup terang juga. Kita sebut bintang dari bumi, padahal siapa tahu saja cahaya itu adalah sebuah planet yang berdekatan dengan bulan.
Marsha tersenyum simpul. "Siapa yang bakal punya pasangan nih ?!"
Konon katanya, jika kita melihat bulan dan bintang saling berdekatan maka akan ada seorang yang kita kenal ke depannya akan melangsungkan pernikahan atau mendapatkan pasangan.
"Siapa ?"
Marsha refleks menoleh dengan tangan di dada karena terkejut. Melihat Kak Aldi, kakak sulungnya berdiri di ambang pintu kamar sambil menyandarkan bahu ke palang pintu dengan tangan terlipat didada.
"Astaga !" Seru Marsha. "Kakak, nah~ nyebelin banget sih, kaget tahu !"
Kak Aldi nyengir. "Hehe... Sorry sorry,"
"Ada apa ?" Sungut Marsha.
"Kamu lagi belajar ya ? Ya udah kalau gitu nggak jadi."
"Apaan sih kak ? Apanya yang nggak jadi ?!"
"Hoh, itu ada temen kamu tunggu di ruang tamu mo ngajak kau jalan."
"Serius ?!" Marsha langsung berdiri dan berjalan keluar dari kamar dengan semangat.
Ya Tuhan, mungkinkah itu...
"Christ !"
Marsha mendesah kecewa, apa sih malah mikirin Yandhi. Nggak mungkin banget kan ?!
"Hai Sha," sapa Christ menampilkan senyum yang sangat manis karena menunjukkan lesung pipinya.
"Hai, tumben kesini, ada apa ?"
"Mau ngajak kamu nonton." Ucap Christ. "Aku udah bilang sama kak Aldi juga."
"Eh, tapi..." Marsha hendak memberi alasan, menolak secara halus.
"Pergi aja Sha, daripada kamu cuma belajar di kamar pusingin try out yang masih sebulan lagi juga." Potong kak Aldi.
"Kakak kenapa sih ? Aneh banget !" Celetuk Marsha.
Berjalan menuju kamarnya lagi untuk bersiap-siap.
"Semangat Christ, kamu harus lebih maju mulai sekarang. Kejar sampai sadar ! Hahah..." Kak Aldi terkekeh. "Sadar dalam artian ada dua kemungkinan, beneran suka sama kamu atau memang cuma anggap temen."
Christ hanya tersenyum kecil melihat kak Aldi yang tertawa keras mengejek dirinya. Tapi setidaknya di awal kalimatnya dia memberi lampu hijau pada Christ.
***
Dua anak muda mudi itu sekarang sedang berjalan beriringan di besar dan luasnya gedung Mall pusat perbelanjaan ibukota.
"Kamu mau nonton film apa, Sha ?" Tanya Christ.
Memakai baju kaos berwarna putih dengan kemeja yang tidak di kancingkan, celana Jeans panjang dan pelengkap sepatu sneakers.
"Hmm... Apa ya ?! Film horor yuk !"
Christ terkekeh. "Memang kamu kuat ?!"
"Kamu meremehkanku, huh !" Marsha jadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Embun Pagi
Teen FictionSemua orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tapi yang membuat berbeda adalah cara kita menyingkapinya. Dan, bagaimana masalah itu menjadikan diri kita semakin dewasa. Salam, Mayluv 🌼