"Bakpiaaaa goyeeeeng.."
"Keeenn, itu tip ex nya mbak balikin. Masih kelas satu sd mau ngapain coba? Nulis juga masih pakai pensil loh."
Aku memberengut karena acara belajarku sore ini direcokin sama si Ken Ken. Adikku yang baru kelas satu sd. Heran dia itu, masa kelas satu suka minjem tip ex sama pulpenku. Nulisnya aja masih pakai buku halus loh.
"Bakpia manis ih, ini Kenan mau nulis surat. Suruh bu guru ini."
Si gembil sekarang sudah sibuk menyobek bukuku. Loh kok bukunya aku? Punya dia kemana coba?
Aku langsung beranjak dari dudukku di kursi yang ada di depan meja belajar. Kenan sudah asyik duduk di atas kasurku.
"Eits, aduh itu bukunya mbak kamu apain? Itu buku mahal Kenaaaaaan."vAku mencoba merebut dari tangan Kenan tapi dia sudah turun dari atas kasur dan berlari keluar dari kamar dengan membawa tip ex dan bukuku.Tentu saja aku langsung berlari mengejar. Ini kebiasaan si gembil.
"Keeennn.."
"Weeekkk Bakpia rebus coba kejar."
Kenan malah menjulurkan lidahnya ke arahku sambil berlari mengitari ruang tamu. Saat itulah suara langkah kaki terdengar. Tentu saja aku langsung berhenti. Gak mau lagi dihukum sama ayah.
"Pia, Kenan."
Nah kan. Aku langsung menoleh ke arah ayah yang kini sudah bersedekap dan menatap kami dengan galak. Ya begitulah ayah. Tegas tapi memang mendidik. Kalau aku nakal sama si Ken pasti dua-duanya kena hukuman. Dan hukumannya lain daripada yang lain. Yaitu menghafalkan surat-surat Alquran. Dan alhamdulilah aku jadi bisa.
"Yah, si Ken tuh duluan ngerecokin. Pia lagi belajar."
"Eh bakpia ayah, masa pelit. Ken Cuma minta kertas."
Ayah sudah menatap kami berdua lalu segera menatapku.
"Pia hafalan kamu kemarin masih kurang beberapa ayat. Jadi segera disetorkan ke ayah nanti setelah shalat isya."
Aku hanya menganggukkan kepala. Lalu ayah beralih ke Kenan."Ken, tugas dari ustadzah kamu kemarin kan juga suruh hafalin kan? Udah belum?"
"Udah ayah tapi masih kurang."
Jawaban Kenan membuat aku menjulurkan lidah ke arahnya. Tapi Kenan langsung menggembungkan pipinya yang gembil itu. Kalau seperti itu dia tidak bisa mengelak.
"Udah. Bubar!"
Aku langsung bergegas berlari masuk ke dalam kamar. Kalau seperti ini aku memang tidak berani membantah ayah.
****
"Pia, lo bobok?"
Teriakan Loly di ujung sana membuat aku sedikit membuka mata. Aku lupa kalau sedang ditelepon Loly malam ini. Sehabis shalat isya tadi memang bersama ayah untuk hafalan Alquran. Lalu makan malam dan sekarang mengantuk.
"Iya nih. Capek. Tumben telepon malam-malam? Jangan bilang mau nyontek pr?"
Aku menguap lagi dan mendengar Loly terkekeh."Kagak. Pr gue udah kelar. Mau bergosip sama lo. Soal idola lo tuh. Pi, pucuk dicinta Atma pun datang. Besok dia jadi kakak pembimbing di kelas kita loh."
Seketika mataku langsung melebar. Menguap sudah kantukku. Aku langsung duduk tegak dan mengerjap.
"Serius lo?"
"1000 rius deh. Gue denger dari Kak Alvian, lo tahu kan abang gue sahabatan ama Kak Alvian? Nah dalam rangka mengenalkan progam baru OSIS, nanti pengurus OSIS akan dibagi buat membimbing adik kelas."
Tentu saja aku langsung berdiri di atas kasur. Lalu berjingkrak-jingkrak dan...
"Piaaaa.."
Aduh. Aku berhenti lalu menatap pintu yang terbuka. Mbak Anisa, kakak sulungku sudah berdiri dengan bingung melihat kelakuanku. Aku langsung duduk kembali. Mbak Anisa kini melangkah masuk ke dalam kamar.
"Eh tanya sama Kak Nisa deh. Dia pasti juga tahu."
Celetukan Loly langsung membuatku menatap Mbak Anisa yang kini naik ke atas kasurku. Padahal kamar kami tuh berseberangan tapi kalau malam Kak Anisa suka tidur di sini.
"Asiap. Udah dulu ye,,, bubeh beby.."
Aku mendengar Loly berbubeh ria lalu sambungan tertutup."Eh mbak.."
"Hem?"
"Emang besok pengurus OSIS mau bimbing anak-anak kelas satu?"
Mbak Anisa langsung menoleh ke arahku."Iya. Tadi Alvian juga bilang, eh Pia kamu kemarin dihukum ya sama si Atma?"
Ucapan mbak Nisa membuat aku langsung menganggukkan kepala."Iya, tapi gak apa-apa kok tenang aja, Pia kuat."
Mbak Anisa tersenyum lembut. Lalu segera berbaring di sampingku.
"Kamu tuh, makanya jangan ceriwis."
Aku hanya menatap Mbak Anisa yang sudah memejamkan mata.
"Bukan Pia dong kalau gak ceriwis."
Aku kembali tersenyum lebar. Pokoknya besok Atma ada di kelasku yeee.
*****
"Pia, lo ngapain ngelongok gitu. Kayak jerapah mau makan."
Celetukan Toni, cowok yang selalu kepoin apapun yang aku lakukan kini membuat aku menoleh ke arahnya. Padahal aku udah datang pagi sendiri ke sekolahan. Dan ngusir si Mita sama Rina yang duduk di kursi paling depan biar aku bisa melihat Atma dengan jelas. Tapi yang ditunggu gak datang-datang.
"Lol, lo gak salah denger kan? Kalau Kak Atma yang bakal masuk kelas kita?"
Loly yang sibuk mengerjakan pr, padahal katanya semalam sudah kelar kini menoleh ke arahku."Lol panggilannya ih. Ly gitu loh Bakpianya Kenan."
Aku memberengut mendengar ucapan Loly.
"Piaaaa..."
Si Tony kembali ribut, dan yang lainnya malah asyik ngobrol sendiri. Kelas ini jadi rame kayak pasar kalau jam seperti ini.
"Apaan sih?"
"Dih galak. Pinjem penggaris."
"Ambil sendiri deh. Biasanya juga suka gerayangin tas gue."
Jawabanku membuat Tony menyeringai lebar lalu dengan sigap sudah menarik tasku bertepatan dengan masuknya sosok yang..
Duh jantungku kok berdegup kencang ya? Terus ini nafas kok sesak rasanya. Duh gimana coba?
Atma masuk ke dalam kelas dan membuat seisi kelas langsung terdiam. Dan aku tidak bisa bernafas.
Atma langsung menatapku. Wah dia ngenalin aku nih. Pipiku memanas, nafasku sesak kayak habis lari 5 km. Jantungku juga udah berjoget ria. Atma melangkah ke arahku dan mengernyit.
'Ah dia pasti mau bilang ' kamu kemarin yang manis itu kan? Yang aku beliin air mineral ya?'
Aduh aku udah tersipu malu nih. Atma dan...I lup yu
"Kamu pucet banget, sakit?"
"Tolong teman kamu bawa ke UKS saja. "
Atma bilang sama Loly kayak gitu. Lalu dengan cepat aku sudah diseret sama Loly keluar kelas. Loh ini gimana ceritanya sih? Aku kan mau ngelihatin si Atma kok ini dibawa ke UKS? Memangnya aku sakit? Huwaaaaaa bunda nasib anakmu ini loh.....
BERSAMBUNG
RAMEIN YUK
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK KETOS
Teen FictionIni bukan cerita tentang romansa.. Tapi cerita tentang secret admirer seorang gadis. Cerita tentangku, Sofia. Yang memendam cinta dengan kakak kelas dan ketua OSIS di sekolahan. Karena masa SMA itu masa paling indah, tapi tidak untukku. Secret Adm...