"Sofia, tolong antar hasil ulangan ini ke meja ibu ya? Sementara teman-teman kamu masih mengerjakan soal yang ibu beri. Kamu udah selesai kan?"
Aku langsung menganggukkan kepala saat Bu Kinanti memberikan setumpuk kertas ulangan. Sebenarnya hasil ulangan ini aku mendapatkan nilai 90, cuma kurang sempurna di penjabarannya saja. Hanya sebagian kelas atau hampir semuanya harus remidi. Loly aja manyun saat tahu nilai ulangannya kali ini jeblok. Nah satu kelas remidi dan aku yang tidak mengulang jadi disuruh sama Bu Kinanti.
"Baik bu. Habis itu Pia boleh ke perpustakaan kan?"
Bu Kinanti menganggukkan kepala dan tersenyum.''Boleh kok. Sampai jam pelajaran selesai gak apa-apa."
Tentu saja aku tersenyum lebar dan mengambil setumpuk kertas ulangan itu lalu melangkah keluar dari kelas. Padahal pelajaran ini aku juga sedikit susah, pelajaran sosiologi. Hanya saja kemarin kebetulan pas ketemu Kak Atma dia ngasih buku sosiologi kelas 10. katanya buat aku aja karena dia sudah tidak pake. Nah di bukunya Kak Atma itu dicoret-coret dengan pulpen warna yang penting, eh tahunya kok yang aku baca itu semua keluar di ulangan. Kebetulan banget kan?
Ruangan guru memang lengang, aku langsung menuju mejanya Bu Kinanti lalu meletakkan kertas ulangan di atas meja. Masih 1 setengah jam lagi menuju jam istirahat, akhirnya aku melangkah ke perpustakaan, tempat favoritku.
"Pia.."
Bu Wiwin dengan ramah langsung menyapaku saat aku masuk ke ruangan penuh buku ini. Bau buku itu selalu membuatku bersemangat.
"Pagi Bu Wiwin. Biasa keluar awal dari kelas, boleh ngacak-acak isi perpustakaan kan?"
Bu Wiwin tersenyum mendengar ucapanku. Beliau menganggukkan kepala."Aseeek."
Aku langsung berbalik dan menuju deretan rak-rak gede yang dipenuhi buku. Tapi langkahku terhenti seketika saat melihat sosok yang sedang duduk dengan serius dan membaca buku di atas meja. Meja kursi yang tersembunyi di balik rak memang menyamarkan keberadaannya.
"Halo Kakak eh Assalamualaikum."
Aku langsung melangkah menuju tempat Kak Atma yang kini sudah mendongak dan langsung menganggukan kepala begitu melihatku. Aku langsung duduk di kursi yang ada di depan mejanya.
" Waalaikumsalam.Keluar awal lagi?"
Pertanyaannya membuat aku langsung menganggukkan kepala.
"Iya. Habisnya semua kena remidi, lha Pia sendiri yang enggak. Tapi heran aja, itu pelajaran Sosiologi Pia padahal gak begitu menguasai. Tapi pas baca bukunya Kak Atma kemarin, apalagi yang di merah-merahin itu kok semua keluar di soal ulangan ya? Kakak memang malaikat Pia."
Kali ini Kak Atma mengangkat alisnya begitu mendengar ucapanku yang panjang kali lebar.
"Malaikat? udah ganti lagi? Kemarin calon suami masa depan, jadi yang bener yang mana?"
Astaghfirullah aku kok keceplosan terus ya?
"Hehehhee soal itu Pia jadi malu deh."
Aku menunduk dan kini menatap buku yang dibaca kak Atma, lalu mendongak lagi untuk menatapnya. Dia masih tetap tenang menatapku.
"Baca buku bahasa Arab?"
Kak Atma menganggukkan kepala "Hem mau nyiapin diri aja, bentar lagi kan ke Mesir."
Deg
Tuh kan aku jadi melow kalau denger Kak Atma mau pergi. Sedih rasanya, terus besok yang aku gombalin lagi siapa? Masa ya bang Jono? Lah makin gede rasa dia nanti.
"Hei.."
Aku menatap Kak Atma yang mengernyit menatap raut mukaku. Sebel pokoknya kalau diingatin tentang itu.
"Kak Atma bisa gak sih gak usah sebut Mesir dulu? Pia gak mau denger itu. Pia sedih tahu, bayangin Kak Atma gak ada di sini, terus siapa yang Pia gombalin? Siapa juga yang bakalan jagain Pia dari rayuan pulau kelapanya Bang Jono?"
Aduh kok jadi pingin nangis ya? Mau digimanain juga rasanya nyesek ih kalau diginiin."Pia emang kayaknya yang suka bertepuk sebelah tangan. Kak Atma gak sedih gitu pisah ama Pia?"
Aduh kok mulutku malah nyerocos gak jelas ya? Pipiku langsung terasa panas setelah mengatakan itu. Aku menatap takut-takut ke arah Kak Atma yang masih diam tapi dia menatapku.
"Maaf kak. Keceplosan."
Kututupi kedua pipiku dengan tangan, malu rasanya.
Tapi kemudian aku melihat Kak Atma tersenyum. Senyum yang benar-benar tulus dan sampai ke mata.
"Aku suka kamu yang ceplas-ceplos, aku suka kamu yang gombalin aku. Aku suka kamu yang cerdas. Dan aku suka sama semua kepribadian kamu Sofia. Tapi.."
Kak Atma kini menyugar rambutnya yang kecoklatan itu.
"Kita masih dalam tahap menuju dewasa yang sebenarnya. Usia kita masih panjang untuk mencapai titik dimana cinta itu akan berubah hal yang sebenarnya. Aku suka kamu Sofia. Tapi kamu itu cerdas. Gunakan masa remajamu ini untuk meraih mimpimu, kesuksesan kamu. Gunakan masa remajamu itu sebaik mungkin. Seneng-seneng sama teman-teman kamu. Nolak Jono kalau memang gak suka, atau ngejar-ngejar cowok cakep selain aku."
Aku memberengut mendengar ucapannya tapi kemudian Kak Atma tertawa.
"Hanya saja aku masih memegang janji kamu soal setia kepadaku. Ehm itu aku tagih apabila kita bertemu lagi, yang artinya kita berjodoh."
BERSAMBUNG
Hayuuukkk mulai part ini author mau bikin kilas balik, jadi baca ini langsung baca Siap mas bos dan bakalan nemu klu-klunya ya. Belajar jadi detektif biar pinter horeee
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK KETOS
JugendliteraturIni bukan cerita tentang romansa.. Tapi cerita tentang secret admirer seorang gadis. Cerita tentangku, Sofia. Yang memendam cinta dengan kakak kelas dan ketua OSIS di sekolahan. Karena masa SMA itu masa paling indah, tapi tidak untukku. Secret Adm...