"Kak...hust..kak.."
Kuhentikan langkahku saat melewati koridor kelas 10. Aku baru saja dari ruangan kepala sekolah, melaporkan acara apa saja yang akan digelar saat perayaan ulang tahun sekolah besok.Aku langsung menoleh ke arah kananku dan di sana menemukan Jono, salah satu temanku sedang tersenyum menggoda...
Wait, aku langsung membelalak saat Sofia tampak berdiri di depan kelas dan terlihat malas di ajak berbicara oleh Jono.
"Kamu ngapain di situ?"
Sofia mengerjap ke arahku dan menunjuk Jono.
"Kak aku digangguin."
"Eh enggak loh dek Pia. Bang Jono kan nemenin dek Pia yang lagi dihukum."
"Dihukum?"
Mataku membelalak mendengar kata itu. Sofia langsung tersenyum malu."Abisnya Pia kan udah bisa pelajaran matematika, terus di dalam kelas Pia tidur. Semalam kan begadang buat debat besok. Eh sama Pak Kunto Pia ketahuan jadilah di suruh berdiri di depan kelas."
Aku langsung menghela nafas. Anak ini kenapa selalu beda dengan yang lain?
"Nah makanya Bang Jono temenin ya dek Pia sayang."
Ucapan Jono membuat aku kini mendekatinya. Sofia sudah mengibas-kibaskan tangannya untuk mengusir Jono.
"Kamu gak ada kelas?"
Jono, yang memang terkenal tampan di kalangan siswi sekarang menyugar rambutnya.
"Kelas kosong."
Aku menatap Sofia yang seakan memohon kepadaku untuk mengusir Jono. Sofia mengedip-kedipkan matanya ke arahku lalu mulutnya berkomat-kamit. Bibirnya sampai mengerucut lucu.
"Jangan digangguin Sofianya. Kasihan."
Akhirnya aku mengatakan itu kepada Jono. Tapi Jono malah menegakkan kerah bajunya ke atas.
"Gue gak lagi gangguin. Lagi ngejagain Pia dari terkaman, ehmm misalnya Singa kayak kamu."
Lah dia ngomong apa? Aku singa?
"Aku singa? Gak salah?"
Jono kini malah menunjuk dirinya.
"Nama lo itu kan Aslan Serkan Adyatma kan? Aslan itu kan singa ya?"Tuh kan Jono sekak mat aku kalau kayak gini. Namaku memang artinya Singa dalam bahasa Turki.
"Dih gak papa kali Singa yang ganteng."
Tentu saja aku dan Jono langsung menoleh ke arah Sofia yang mengucapkan itu. Tapi pipi Sofia sudah memerah dan kini menepuk-nepuk mulutnya sendiri. Dia itu selalu begitu.
"Apa dek Pia? Ya ganteng abang Jonolah. Ni ya keturunan dari bangsawan Inggris, punya darah juga dari Perancis. Mata Bang Jono biru kan? Pasti dek Pia suka."
Aku hanya menghela nafas saat mendengar Jono menyombongkan diri.
"Yeeee gak suka mata biru. Sukanya mata kayak Kak Atma. Tajam dan menghanyutkan."
Aku menatap sofia yang kali ini tampak terkejut dengan ucapannya itu. Dia langsung menunduk dan tidak mau berbicara lagi. Aku jadi merasa kasihan dengannya.
"Jon, kalau Pak Kunto tahu kamu godain Sofia, kamu malah kena hukuman loh."
Mendengar nama guru matematika disebut wajah Jono langsung pucat pasi."Weladalah. Iya aku kok lupa belum ngerjain tugas dari Pak Kunto. Ya udah ya. Dek Pia tabahkan hatimu dulu, aku tinggal untuk sesaat. Bye bye sayang."
Aku menatap Jono berlari meninggalkan kami. Lalu aku bisa melihat Sofia tersenyum.
"Makasih ya kak udah nyelametin Pia."
Aku hanya menganggukkan kepala tapi kini bersedekap di depannya.
"Kamu kok bandel sih. Bisa kena hukuman terus? Kamu itu cerdas loh."
Sofia kini tampak memainkan ujung kerudungnya.
"Ya gimana lagi, kak Atma kan suruh Pia belajar. Nah Pia tuh nurutin ucapan Kak Atma. Eh akhirnya semalam begadang terus ngantuk tadi. Ya udah deh tidur di kelas. Tapi suer deh tugasnya udah Pia selesaiin kok. Tapi tahu sendiri gimana Pak Kunto."
Sofia menggembungkan pipinya. Aku jadi terhenyak. Dia kok nurut banget sama aku coba?
Bersambung
Nah yang protes kok Aslan bisa lupa di the boss is aslan udah author jelasin terus ya, ini emang dibuat beda kok sama yang the boss. Soalnya biar gemesin aja interaksi aslan sama sofia. Ok ok.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK KETOS
Fiksi RemajaIni bukan cerita tentang romansa.. Tapi cerita tentang secret admirer seorang gadis. Cerita tentangku, Sofia. Yang memendam cinta dengan kakak kelas dan ketua OSIS di sekolahan. Karena masa SMA itu masa paling indah, tapi tidak untukku. Secret Adm...