BAKPIA 05

7.6K 1.5K 112
                                    


"Lo pilek?"
Aku menggelengkan kepala.

"Lha itu masker buat apa? Mau makan bakso terus gimana?"

Celetukan Loly membuat aku langsung menatapnya. Sebel tahu. Gara-gara insiden upil kemarin itu, aku jadi gak berani bertemu sama Atma. Mau ditaruh dimana coba wajahku yang cantik ini? 

"Looooolll bakso satu mangkok ya."

Teriakan Dino, salah satu fans sejati si Loly kini sudah duduk di sebelah Loly yang membuat Loly langsung bergeser dan menggelengkan kepala.

"Gue gak mau traktir kalau panggilnya masih itu."

"Kan panggilan kesayangan Lol, ya gak Pia. Eh itu kenapa wajah cantik kau di tutup-tutup gitu? lagi terjangkit virus flu?"
Aku hanya menganggukkan kepala dan menatap bakso yang menggoda ini. Tapi aku gak mau copot masker. Nanti kalau terlihat ama Atma gimana? Huwaaaa

Kami memang sedang duduk di kantin, di jam istirahat kedua ini. Dan kantin ini kan bersebelahan sama kelasnya Atma tuh yang ada di lantai 2. Biasanya aku semangat 45 kalau di ajak ke sini, tapi sekarang merana, sungguh. 

"Pia lagi puasa bicara. Udah deh gak usah gangguin kenapa sih? "

Loly sewot saat Dino makin merapatkan duduk di sebelahnya. Aku menggelengkan kepala lagi dan kini menatap mangkok bakso ini. Duh perut lapar tapi makannya gimana ya?

"Eh, kak Atmaaaa.."

Deg

Jantungku berdegup kencang saat mendengar nama itu. Si Dino emang nyablak, tapi dia memang tipenya easy going gitu. Dari kelas 10 sampai kelas 12 juga kenal ama di Dino ini.

Aku langsung menunduk dan mengaduk-aduk kuah bakso yang sudah berwarna merah karena aku kasih saos dan sambal berlebihan. Jangan deh Atma nengok ke sini.

"Dino.."

Aku makin menunduk dan hampir wajahku masuk ke dalam mangkuk saat kakiku di tendang di bawah meja. Tentu saja aku langsung menatap Loly dan dia memberi isyarat kalau Atma memang sudah berdiri persis di sebelahku.

"Sini kak makan bakso. Loly yang traktir."

"Enak aja."

Aku bisa melihat Loly langsung melotot kepada Dino yang malah menyeringai makin lebar.

"Kan ngerayain pacaran kita sayang."

"Dih amit-amit."

Loly mengibas- kibaskan tangannya di depan Dino.

"Ehm boleh."

Eh.. lah aku langsung menoleh ke arah kananku dan Si Atma ini duduk di sebelahku persis. Demi celana pinknya patrick. Masa ya dia duduk di sebelahku sih?
Mata Loly langsung melebar. Aku menatap Atma yang belum notice tuh ada aku tapi..

"Geser dikit."

Suara Atma malah membuat tubuhku kaku. Beneran kaku kayak diinjek gajah ini. Alamak aku harus gimana coba?

"Eh kak tapi aku gak mau nraktir loh."

Upaya Loly mengalihkan perhatian Atma. Dino sudah melesat pergi untuk memesan bakso ke ibu kantin. 

"Aku yang bayarin, buat ngerayain jadian kalian. Dino itu kan sepupuku."

Walah ini mah namanya masuk ke mulut hiu yang buas aku. 

"Tadaaa bakso cinta udah datang."

Dino sudah membawa dua mangkok bakso. Yang satu untuk dirinya sendiri dan satunya diserahin ke Atma. Cowok di sampingku ini langsung menerima dan kini menoleh ke arahku.

"Saos sama sambal tolong."
Aku masih menatapnya dan menelan ludah. Atma juga masih menatapku untuk menunggu reaksiku. Moga-moga dia gak notif deh kalau aku cewek upil kemarin. Duuhh.

"Nona tolong saos dan sambalnya."

Eh dia manggil aku apa? nona? Aduh tersipu ini aku.

Tendangan di kakiku membuat aku tersadar dan gelagapan, lalu menatap Loly yang menunjuk saos dan sambal di depanku. Refleks aku langsung menyerahkan saos dan sambal itu kepada Atma yang langsung diterimanya. Aku kok panas dingin gini ya?

Atma langsung memakan bakso itu yang membuat aku menelan ludah. Aku juga pingin makan tapi ini gimana maskerku coba? masa ya aku buka dan nanti kalau..

jreng

Aku hampir melompat saat Atma tiba-tiba menoleh ke arahku.

"Lol kecap lol."

Aku langsung menatap Loly dan meminta kecap yang membuat Loly menatapku bingung. Dino malah asyik makan bakso dan tidak mempedulikan kami.

"Kecap?"

Itu bukan suara Loly tapi suara Atma.

"Kuah kamu udah item dan merah kayak gitu masih mau ditambahin kecap?"
Tentu saja aku langsung kembali menatap Atma yang masih mengamati mangkukku.

"Iya."

Hanya itu ucapanku. Selama ini aku tuh pengen di notice Atma dan diajaknya bicara. Tapi sekarang giliran ada Atma di depanku aku kok malah kayak putri salju kayak gini.

Lalu Atma menarik mangkukku dan langsung menyingkirkannya dari depanku.

"Gak sehat. Pesen yang baru aja."

"Eh tapi kak.."

"Wohooo iya mending pesen yang baru. kak Atma yang traktir ini. "

Si loly malah mengatakan itu. Tentu saja aku menatapnya dan memberi isyarat untuk beranjak.

Tapi Dino malah sudah beranjak dulu dan menarik Loly.
"Eh Lol temenin beli es campur yuk."

Loly akan menjawab tapi dia sepertinya juga haus, alhasil aku ditinggal sendiri sama Atma di sini.

"Nih."

Tiba-tiba di depanku sudah ada bakso yang baru lagi. Loh kapan si Atma pesen?

Aku menoleh ke arahnya dan dia sudah makan baksonya lagi. 

"Udah dimakan, keburu masuk kelas."

Itu ucapan Atma lagi. Eh tunggu deh, kok dia baik ya? Dia tahu aku gak sih?

"Kak.."

Atma langsung menatapku dan mengernyit.

"Kakak tahu aku?"

Atma makin mengerutkan keningnya.

"Temennya Dino kan?"

Nah kan dia memang gak notice sama aku.  Lalu aku segera membuka maskerku. Dan membuat mata Atma membelalak.

"Putri upil?" Astogeh kok dia bilang kayak gitu? Berarti dari tadi tuh dia notice sama aku kan? Duh gunung mana gunung? Mau ngumpet biar gak dilihatin sama Atma saat ini.

"Ih kok kakak panggil aku itu?"

Tapi Atma kini malah mengulum senyumnya dan menunjuk hidungku. Refleks aku langsung mengusap hidungku dan membuat Atma kini malah tertawa.

"Untung sekarang upilnya udah gak ada ya?"

Astogeh 12 ini mah. Duh. Emak, Pia malu.

BERSAMBUNG'

Yeaii ramein yuk. Ini cerita agak beda ya sama The boss is Aslan, aku rubah masa lalu mereka biar rame..

SURAT CINTA UNTUK KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang