Dicky tersenyum ke arah mitha. Tepatnya senyum miring tercetak jelas di sudut bibirnya." Baru juga bentar neng dah kangen ya sama abang" Lontar dicky mengoda.
" Lu tuh apa apaan sih dick, lu nggak inget janji kita" Ucap Vano menatap tajam ke arah dicky.
" Gw suka sama dia" Jawab dicky menunjuk ke arah mitha.
" Cabe" Lontar Vano menatap Mitha
" Sorry lu tadi bilang apa? " Tanya mitha tak suka
" C. A. B. E" Jawab Vano mengeja.
" Gw nggak suka lu ngomong kayak gitu. Denger baik-baik" Mitha kesal setengah mati lalu melangkah pergi
" Gw nggak peduli. Gara-gara kelas ips Viola di drop out dari sekolah ini" Lontar Vano yang membuat mitha membalikkan badanya.
" Itu bukan salah kelas ips tapi temen lu itu. " Jawab mitha tak suka.
" Kalau bukan gara-gara Glen yang buat masalah duluan Viola nggak bakal dikeluarin"
" Suruh siapa Viola ladenin cowok nggak bener kayak Glen" Jawab mitha tak mau kalah. Dicky yang melihat itu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Lu suka sama Viola? " Tanya seseorang. Bukan dicky apalagi mitha
" Kalau iya kenapa? " Jawab Vano acuh tak acuh
" Oh ok. " Jawab kia lalu tersenyum getir.
" Kalian ditanyain tuh sama pak wawan" Lanjut kia lalu berlalu pergi meninggalkan mereka ber tiga
" Neng mitha aa' ke kelas dulu ya. Jangan rindu berat. Neng mitha nggak akan kuat biar dilan aja" Goda dicky.
" Najis. " Jawab mitha lalu berlalu pergi.
" Lu tuh kenapa sih deketin si anak ips itu, kayak nggak ada anak lain aja" Tanya Vano
" Cinta buta bro. Tapi sayang lu belum pernah ngalamin kayak gitu. Jaga ucapan lu karma is the real" Lontar dicky bangkit berdiri.
" Inget janji kita. Lu juga benci kan sama anak ips? Gara-gara Glen pacar lu keluar dari sini" Ucap Vano penuh penekanan.
" Selagi Viola nggak sekolah di sini gw bebas" Jawab dicky. Tersenyum miring.
" Viola udah ngerubah lu buat nggak jadi playboy tapi kenapa lu berubah dicky? " Tanya Vano
" Orang selama ini yang lu pikir sempurna mampu buat lu berubah dan ngeyakinin lu dia ada buat lu tapi.... "
"Orang itu yang ngancurinnya? " Jawab Vano
" Namanya hidup dick, nggak ada yang mulus kayak jalan tol. " Lanjut Vano lalu pergi meninggalkan dicky yang masih termenung di tepatnya.
Tanpa mereka ketahui ada yang masih stay disana menunggu kata demi kata terlontar dari mulut mereka tapi orang itu tak habis pikir dialog mereka berhenti di jalan tol
*
" FINNY"ucap mitha dari ambang pintu
" Kok lu baru balik sih tha. Pelajaran bu astri dah habis"
" APA?! " panik mitha.
Mitha terduduk lemas di bangkunya.
" Har ini gw sial banget" Lontar mitha
" Why? " Tanya finny
" Di kantin gw dihadang sama Vano"
" DEMI APA. VANO YANG COOL MEMBAHANA ANTI BADAI ITU? OH MY GOD..... GW HARUS VIR........ " Mitha buru-buru membekap mulut finny
" Hehehe sorry tha" Ucap finny membentuk jarinya menjadi v( peace)
" Ini semua gara-gara lu yang ninggalin gw sendirian di kantin" Ucap mitha
" Ninggalin dari mana? Gw kan tadi dah bilang fokus sama bakso sih sampe lisa blackpink di anggurin" Jawab finny membela diri
" Serah lu"Lontar mitha
" Tha, lu mau kemana? " Tanya finny lebih tepatnya berteriak hingga membuat perhatian satu kelas yang tengah berleye leye manja.
*
Bruk.....
" Sorry" Ucap mitha yang tak sengaja menabrak dada bidang milik seseorang.
" Lu kode minta dipeluk ya? Hobi banget nabrak gw? " Tanya seseorang
" Lu terus lu terus bosen gw liat lu"
" Sama " Jawab Vano.
" VANO MY BABBY HONEY" Panggil seseorang. Vano langsung menarik paksa tangan mitha ke gudang sekolah dan menutup pintunya.
______________________________________
Jangan pada ambigu ya? Kalau mau tau mereka ngapain baca chapter selanjutnya.
Happy Reading....
Warning: typo bertebaran
Revisi 3
KAMU SEDANG MEMBACA
No status ✅
Teen FictionC O M P L E T E D Komitmen. Misi mereka adalah itu. Karena menurut mereka lebih baik berteman. Selain mereka tidak ingin pacaran mereka juga tak ingin hubungan pertemanan yang telah terjalin berubah menjadi musuh ketika putus. Banyak yang mendukung...