29. Temu kangen

33 5 0
                                    

Mitha tengah berdiri di sebrang jalan depan gedung sekolahnya. Beberapa menit yang lalu belum pulang sekolah berbunyi. Satu persatu murid meninggalkan area parkir sekolah

" Neng Mitha " Suara yang tak asing ditelinga Mitha memaksanya untuk mencari sumber suara itu

" Dicky " Jawab Mitha tersenyum canggung

Dicky turun dari motor nya lalu menghampiri Mitha yang tengah menunggu jemputan dengan beberapa siswa-siswi lain nya

" Gw minta maaf ya " Ucap dicky tulus, ia menunduk bagi nya kesalahan yang ia perbuat sudah sangat fatal

" Kenapa? " Tanya Mitha binggung

" Soal tere, eh maksud gw si nenek sihir Viola itu " Jawab Dicky masih tak berani menatap Mitha. Mitha tersenyum geli ia seperti melihat seorang anak yang sedang takut di marahi oleh ibunya. Mitha segera tersadar dari haluan unfaedah nya itu

" Tha, gw minta maaf lu mau kan maafin gw? " Ucap dicky tulus .Mitha manatap manik mata laki-laki tersebut tak ada kebohongan disana

" Lagian siapa juga yang marah sama lu " Jawab Mitha masih tersenyum geli ditambah melihat wajah dicky yang menurut nya sangat lucu

" Tapi kan aa' dicky udah jahat sama Mitha " Mitha menghembuskan nafas nya lalu memegang kedua bahu lebar milik dicky

" Dicky dengerin Mitha ya, Mitha udah maafin dicky kok. Mitha tau sebenarnya ada alasan mengapa dicky mau bersekongkol dengan tere alias Viola. Mitha udah maafin dicky jadi dicky jangan ngerasa bersalah lagi. Kita teman " Jawab Mitha sebuah lekungan terbit dari wajah dicky

" Serius? " Tanya dicky. Mitha menganggukkan kepalanya

" Makasih minta " Jawab dicky hampir ingin memeluk Mitha, tapi sebuah tangan menahan gerakan dicky tersebut

Baik Mitha dan dicky terkejut bukan main melihat badan laki-laki berpostur sempurna itu menyembunyikan tubuh Mitha dibalik badanya. Membuat dicky memeluk badan itu dan melepasnya ketika tersadar lalu bergidik ngeri

" Vano " Lirih Mitha laki-laki itu tersenyum. Mitha membalas senyum itu, senyum rindu katanya

" Aww" Ringis Vano ketika belakang kepalanya dijitak oleh seseorang

" Lu berdua mau jadiin gw nyamuk apa gimana? " Kesal dicky

" Nganggu lu " Balas Vano tak kalah sewot

" Eh tunggu mana oleh-oleh dari Singapura? " Tanya dicky dengan wajah songong nya

" Yang ada gw tanya ngapain lu mau peluk peluk Mitha segala? Gw aja nggak pernah dipeluk " Jawab Vano. Mitha menginjak kaki Vano yang saat itu sedang mengunakan sendal jepit

" Aww, sakit tha " Lontar Vano mengusap jari kaki nya yang sakit

" Tuh mulut belum pernah dicium sendal ya? " Kesal Mitha

" Canda kok marah sih " Vano mengacak rambut Mitha membuat yang punya rambut hanya pasrah. Kalau aja nggak lagi dalam mode kangen-kangenan mentalin ke mars boleh juga nih ~ Mitha

" Kalian berdua pacaran pj? Parah sih diem-diem. Lagian gw juga udah meluk lu kok dari belakan" Lontar dicky membuat Vano bergidig ngeri

" Pala lu, lu yang udah tunangan sama nenek lampir aja mana? Gw nggak dapet pj sama sekali apa lagi PT( pajak tunangan) " Sindir Vano

" Itu mah beda lagi orang gw dipaksa buat jadi tunangan nenek lampir " Jawab dicky

" Yaudah lah gw pamit. Biar kayak ria ricis. Tenang kok neng Mitha besok a'a bakal nemuin neng, biar neng Mitha nggak nahan rindu teruntuk aa' dicky lovelove " Pd dicky yang membuat Vano menahan amarahnya. Sedangkan Mitha gadis itu hanya tersenyum geli

" Udah seneng nya? " Sindir Vano

Mitha tersenyum jahil

" Pengen banget apa dirinduin? " Goda Mitha

" Bodo. Gw balik bye " Vano menaiki motornya lalu mulai memakai helm kesayangan nya

" Jadi lu kesini cuma buat itu doang? " Tanya Mitha

" Kenapa? Tadinya gw pengen jemput bidadari tapi nggak jadi " Kesal Vano mulai menyalakan mesin motornya

" Oohh " Jawab Mitha. Vano siaga satu ia tahu arti mengapa Mitha berkata ooh. Yang tadinya mau marah malah kebalikannya

"Bercanda ayo naik " Ajak Vano menyodorkan helm berwarna biru muda

Mitha mengambilnya lalu duduk di jok belakang motor Vano

" Siap? " Tanya Vano Mitha hanya berdehem

" Lets go " Vano tancap gas secara tiba-tiba membuat Mitha hampir terjengkang kebelakang kalau saja ia tak berpegangan ke pundak Vano

" Modus " Kesal Mitha sambil terus mengumpat sedangkan sangat pelaku tersenyum penuh arti dibalik helm nya



*

Vano membelakkan matanya ketika kasur nya penuh dengan barang bawaannya yang berantakan bersamaan seorang gadis yang sibuk memilah-milah barang

" Ya ampun shireen kok di berantakin? " Tanya Vano frustasi yang rencananya ia akan beristirahat sebentar lalu membereskan barang bawaannya musnah seketika

" Hehehehe, shireen lagi nyari barang shireen tapi malah nggak ketemu shireen malah nemu kotak musik terus shireen buka so sweet deh lagunya " Jawab shireen tersenyum jahil

" Kotak musik? Yang warna navy? " Tanya Vano panik. Sedangkan shireen mengangguk polos

" Ya ampun shireen itu tuh buat... " Vano menggantungkan kalimat nya ketika melihat wajah penasaran shireen

" Buat kak Mitha kan? " Shireen lalu mengambil kotak musik itu dan mengayun ayunkan nya diudara.

" Reen, taro " Wajah Vano yang terlihat merah menahan amarah. shireen menyerah lalu menaruh kotak itu diatas nakas samping tempat tidur

" Lagian kakak baru datang langsung ke garasi buat jemput kak Mitha. Segitunya apa yang lagi falling in love? " Sindir shireen

" Makanyaa kalau nggak pernah ngerasain diem aja " Jawab Vano membereskan barang-barang nya memilah mana baju kotor dan bersih lalu memisahkan barang oleh-oleh dan keperluan nya saat di Singapura

" Kata siapa shireen pernah ada kok ngerasain " Shireen tersenyum.

" Sama siapa? " Suara tegas itu membuyarkan lamunan shireen tentang seseorang

" Jangan bilang sama ketos itu? Kakak tau gimana dia reen, sebulan kakak angkat dia jadi OSIS kakak tau gimana dia " Lontar Vano

" Ish kak, shireen bercanda kok " Jawab shireen

" Sampai kakak denger kamu sama bagas atau kamu nangis gara-gara cowok itu kakak nggak segan-segan buat ngebales dengan cara kakak " Ucap Vano membuat shireen membelakkan matanya

" Terserah kakak selalu gitu? Terus shireen harus jomblo dulu gitu? Namanya jatuh hati harus siap sama konsekuensi nya yaitu patah hati " Jawab shireen masuk ke kamarnya dengan kesal tak lupa dengan setumpuk oleh-oleh pesanannya

" Ngambek sih ngambek tapi tuh oleh-oleh tetep inget untung sayang " Ucap Vano mengelus dada nya


















Untung sayang... Eh sayang nya siapa?





Author receh: v
Mianhae kalau ada typo bertebaran

Jangan lupa vote karena ketika udah berjuang terus nggak dihargain itu sakit

Salam hangat author

Anandataurisna

No status ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang