Mobil berwarna hitam itu melaju melesat membelah jalan. Lalu, berhenti di sebuah bangunan megah dengan papan nama yang di ukir indah.
G' Boutique
Vano turun dari mobil nya lalu berjalan mengitari mobil dengan senyum.
" Kita jadi hari ini? " Tanya perempuan dengan Long sleeve Blouse tersebut.
" Jadi dong. " Jawab Vano menuntun wanita tersebut berjalan masuk ke dalam Boutique.
" Selamat datang. " Vano tersenyum ketika seorang penjaga pintu menyapa nya hangat.
" Silahkan, anda sudah di tunggu. " Seorang pelayan menghampiri Vano lalu mengantar ke sebuah ruangan Ganti.
Wanita tersebut tersenyum melihat gaun gaun yang di pajang rapi dengan manequin perempuan.
" Kak, shireen jadi tertarik deh beli ini gaun. " Lontar Shireen membuat Vano menghentikan langkah nya.
" Masih kecil, kakak aja baru mau nikah. Ini udah mau nyusul aja. " Goda Vano yang disambut tatapan tajam dari Shireen.
" Mari, " Ajak seorang laki-laki yang agak kemayu tersenyum lebar menatap wajah rupawan Vano. Sedangkan pemilik wajah bergidik ngeri diperlakukan seperti itu.
" Selamat bersenang-senang kakak. " Ucap Shireen mengoda kakak semata wayang nya tersebut.
Sedangkan Vano mengikuti laki-laki tersebut ke ruangan ganti baju.
" Ini mas, pake ya. Mau dibantuin? " Tawar mas tersebut yang disambut gelengan keras dari Vano.
" Mas nya silakan keluar, saya bisa sendiri. " Tegas Vano.
" Yah sayang banget, duh. " Laki-laki itu pergi meninggalkan Vano dengan langkah gemulai.
Vano lalu menatap 2 jas yang tersedia di sana. Ia juga sepertinya akan menggantikan Viting baju calon kakak ipar nya tersebut, yang rencana nya akan menikah di hari yang sama dengan Vano.
Ia mencoba jas pertama. Ukuran nya tak jauh beda begitupun dengan model nya.
Ia tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Beberapa hari lagi perjalanan cinta nya telah usai. Perjalanan cinta yang cukup melelahkan bagi nya.
Vano menyibak tirai ruang ganti lalu berjalan menuju tempat dimana Shireen menunggu nya.
Seorang perempuan dengan hijab putih nya yang di ikat kebelakang berjalan dari arah berlawanan. Tatapan mereka bertubrukan, ekspresi keterkejutan tertangkap jelas disana.
Mereka tampak serasi dengan jas dan gaun mewah tersebut.
Vano menatap Mitha. Dan kini Vano menyadari sesuatau, jika Kia tak bisa menemani nya.
Flashback on..
Vano masih setia menempelkan telfon genggam nya di kuping miliknya.
" Semua udah selesai van, jadi nanti kamu tinggal viting baju. Kamu udah ya jangan kerja lagi. Pernikahan kita bentar lagi. " Peringat Kia.
" Iya calon istriku. " Jawab Vano terkekeh mendegar Kia menasehati nya.
" Kamu juga, jaga kesehatan ya. Aku tau gaun rancangan yang kamu pilih pasti Istimewa. " Goda Vano.
" Terserah kamu deh, van. " Jawab Kia dari seberang sana yang sudah malu tak kepalang.
" Oh ya van, " Panggil Kia.
" Ada apa? " Tanya Vano.
" Maaf ya nanti aku nggak bisa nemenin kamu viting baju. Aku pengen menyelesaikan urusan Shireen ada sedikit masalah sama kontrak nya, " Ucap Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
No status ✅
Teen FictionC O M P L E T E D Komitmen. Misi mereka adalah itu. Karena menurut mereka lebih baik berteman. Selain mereka tidak ingin pacaran mereka juga tak ingin hubungan pertemanan yang telah terjalin berubah menjadi musuh ketika putus. Banyak yang mendukung...