20. Hinaan

37 1 0
                                    

Mitha berjalan gontai rasa nya kalau bukan ada ulangan sejarah dia tidak akan masuk sekolah dan mendengar beberapa teman-temannya memfitnahnya dengan tuduhan telah melukai Tere

Ia berjalan melewati koridor kelas IPA disana ada Tere bersama beberapa siswi yang memberinya hinaan.Di leher Tere ada sebuah plaster yang mengingatnya saja membuat Tere geram

" Berani banget tuh si Mitha sekolah, nggak malu apa?! " Sindir salah satu temen Tere

" Ck, Mitha, Mitha mana Vano lu itu. Yang udah ngebaperin lu eh nggak tau nya ninggalin " Mitha semakin menunduk dan melewati mereka mengenggam tali tas nya erat

" Bisa nggak sih jalan pake kaki liat pake mata" Lontar seseorang. Mitha menatap orang tersebut. Vano. Orang yang tak sengaja ia tabrak

" M.. Maaf " Lirih Mitha

" Denger ya baik-baik kalau mau jadi sok suci jangan kebanyakan gaya deh " Kali ini dicky berbicara sambil mendorong bahu Mitha dengan jari telunjuk nya

" Gw yakin kalau dulu lu jadi pujaan disekolah ini sekarang kebalikan nya Mitha "  Dicky menatap Mitha tajam

" Dan asal lu tau gw nggak nyangka banget kalau hati lu busuk " Lanjut dicky yang di sambut sorakan teman-temannya terhadap nya

Dicky pergi meninggalkan Vano dan Mitha. Beberapa murid pun lebih memilih pergi karena suara bel masuk sudah terdengar.

" Ikutin aja alur nya " Bisik vano. Mitha binggung entah mengapa mendengar suara Vano membuat setetes air mata nya turun tanpa izinnya

Disamping itu Tere tersenyum puas lalu masuk ke kelas nya mengikuti Vano.

Mitha berlari menuju kamar mandi di dekat koridor kelas IPA

" Mitha " Sapa seorang wanita berhijab ketika Mitha telah selesai membasuh mukanya

" Kia " Jawab Mitha tersenyum palsu

" Perempuan itu harus kuat walau beribu busur  panah menancap di dada nya.  " Ucap kia

" Thanks kia " Mitha langsung memeluk kia dan tersenyum lega

" Makasih disaat semuanya pergi kamu ada buat aku ya"

" Emangnya finny kemana? " Tanya kia

" Nggak tau, abis acara class meet finny ngilang gitu aja " Mitha memandang nanar pantulan dirinya dikaca

" Tha, gw yakin kok Vano itu sayang sama lu " Lontar kia membuat Mitha menengok ke arahnya

" Vano. Gw yakin dia sayang banget sama yang namanya perempuan apalagi kalau dia udah sayang ke orang itu. Vano itu anti buat nyakitin hati perempuan karena kalau dia udah nyakitin perempuan yang dia sayang dia juga nggak pengen ngeliat bunda atau Shireen disakitin sama cowok yang kurang ajar"

" Kamu itu sekian perempuan yang paling beruntung di dunia ini bisa dicintai sama orang yang benar-benar tulus " Kia tersenyum

" Tapi aku nggak yakin, apalagi vano belum jujur atas perasaan nya" Ucapan Mitha ada makna tersurat atas keraguan nya itu

" Gini deh kalau dia selalu ada buat lu, bisa buat lu nyaman, pokoknya dia beda deh kalau ke lu. Itu tanda nya dia emang sayang mungkin aja dia malu buat jujur" Mitha mengangguk pelan

" Yaudah gw duluan ya " Ucap Mitha, kia menganggukkan kepalanya

Kia memandang nanar dirinya dipantulan cermin

" Gw bahagia kalau lu bahagia walau alasan bahagia lu bukan gw " Lirih kia tersenyum miris

*

Mitha berjalan menuju kelas nya. Ia bersyukur jam pelajaran sudah berbunyi 10 menit yang lalu walaupun sesampainya dikelas ia akan dihukum karena telat masuk kelas.

Mitha mengetuk pintu kelasnya yang tertutup rapat

" Masuk " Jawab suara berat dari dalam sana

Mitha melangkah kan kakinya masuk kedalam Kelasnya. Berbagai tatapan yang tak disukai Mitha tertuju kearahnya. Ia benci mengapa semua orang percaya dengan tipu daya Tere perempuan cantik berhati iblis yang berpura-pura lugu itu.

Mitha memgengam erat tali tas nya

" Kenapa kamu telat? " Tanya guru berbadan besar itu

" Maaf Pak saya tadi habis ke toilet" Jawab Mitha menunduk

" Bohong pak, palingan dia juga ke kantin sok suci lu "

" Ke toilet nangis ya?  Makannya mikir dulu mbak kalau mau nyelakain orang "

" Rasain tuh kagak punya temen mang enak?! "

"Princess IPS ganti gw aja ya "

" Pengen aja lu " Timpal salah satu siswi, yaitu finny. Mitha menatap finny tak percaya sedangkan finny memberikan senyum lebar tak bersalah nya

" Sudah, ulangan sejarah akan dimulai. Mitha silahkan balik ke tempat kamu " Ucap pak deden

" Makasih pak " Jawab Mitha lirih menuju ke bangku nya

Finny tersenyum ke arah Mitha lalu memeluk nya erat

" Sorry saat lu butuh gw, gw malah nggak ada buat lu. Sahabat macam apa gw? " Tanya finny terdengar miris

" I'm Ok, sahabat itu juga nggak bisa terus bersama asal masing-masing dari mereka selalu ingat kenangan dan menyimpan nya dalam tempat paling istimewa di hati nya " Mitha membalas senyuman finny lalu melepaskan pelukan mereka berdua

" Best friend forever " Ucap mereka bersamaan dan saling menautkan jari kelingking mereka











Best friend?

Jan lupa vote
Maaf bila banyak typo bertebaran
Salam hangat author

No status ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang