" Eh itu si dicky kan? " Tanya kia membuat kedua wanita yang berjalan bersamanya menghentikan langkah kaki mereka menengok mencari ke sumber mereka berhenti
" Iya itu dicky tapi sama siapa? " Ucap Mitha membenarkan pernyataan kia .
Sedangkan finny memandang nanar ke arah dicky yang tengah berbincang serius dengan seorang wanita dengan rambut panjang nya yang membelakangi mereka bertiga membuat nya mendengus sebal melihat momen menyebalkan
Mitha yang sadar akan tatapan kia hanya bisa mengelus pundak sahabat nya tersebut. Langkah kaki finny begitu ringan berjalan mendekati dicky yang tengah beradu argumen dengan seorang perempuan yang finny yakini itu adalah seseorang yang telah lama menghilang.
" Kenapa kamu suka kan sama dia?! Jawab dicky, kamu tau kan pernikahan kita 1 minggu lagi?! Kamu tau semua udah siap. Terus kalau batal apa orang tua kita nggak malu?! " Perempuan itu terus meneriaki semua beban yang membelenggu nya
"Aku tau, kita nggak pernah saling mencintai bukan?! Kita bersama juga gara-gara perjodohan sialan itu?! Tapi, aku mohon sama kamu dicky. Ijinin aku buat balas budi sama mama. Kamu tau mama kan? Aku mohon " Gadis itu berlutut di hadapan dicky sambil menangis sesenggukan
Flasback on...
Finny beberapa kali melihat layar handphone nya. Melirik apakah ada notifikasi yang selalu ia tunggu atau sesekali mendengus sebal ketika matanya menatap jam yang membuatnya semakin kesal
Sudah lewat 23 menit dari waktu yang telah mereka berdua sepakati tapi sesosok laki-laki yang ditunggu nya belum juga hadir membuat nya terpaksa bangkit berdiri hendak pergi meninggalkan area taman.
" Memang nya cuma dia doang yang sibuk gw jugaa " Kesal finny menyampirkan tali sling bag nya ke bahu miliknya
" Cie yang kesel " Goda seseorang yang mencoba mengatur nafasnya
" Haus beli minum yuk " Ajak dicky langsung mengait tangan finny menuju penjual minuman terdekat
" Mau nggak? " Tawar dicky
" G"
" Yaudah, dasar cewek " Jawab dicky agak sebal
Setelah mendapati minuman dan membayarnya dicky segera menuntaskan acara haus nya itu tapi belum sempat bibirnya merasakan segarnya minuman kopi tersebut botolnya direbut paksa oleh seseorang dan menenguknya hingga tersisa setengah
Dicky hanya bisa memandang nanar minuman kopi rasa cappuccino tersebut. Dan hanya bisa tersenyum miris
" Njir, muna sekali " Sindir dicky menegak habis menimunnya tersebut
" Bodo, emang orang nunggu nggak capek apa? " Sindir balik finny menatap nyalang dicky membuat laki-laki itu menelan salivanya dengan berat
" Maaf deh, gw janji nggak kayak gitu lagi. Lu tau kan tadi gw itu ngurus undangan dulu sama tunangan gw " Ucap dicky malas ketika ia menyebutkan kata tunangan di dalamnya
" Lu.. Lu jadi?" Tanya finny ada raut kekecewaan dari wajahnya
Dicky meraih tangan finny lalu mengajak finny untuk duduk di salah satu kursi taman
" Gw.... Lu tau kan gw dari awal ngejalanin ini tuh terpaksa " Lontar dicky menatap wajah teman berantem nya tersebut
" Fin, andai lu tau jauh di lubuk hati gw nggak ada nama DIA. Jujur dari awal gw cuma nurutin kemauan bonyok gw. Lu tau kan? Gw juga malu sama dia, apalagi setelah apa yang dia lakuin buat Mitha. Gw malu kalau sampai harus nikah sama dia. Please fin, cuma lu yang ngerti " Finny langsung memeluk dicky, sedangkan dicky hanya bisa tersenyum lalu membalas pelukan hangat tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
No status ✅
Teen FictionC O M P L E T E D Komitmen. Misi mereka adalah itu. Karena menurut mereka lebih baik berteman. Selain mereka tidak ingin pacaran mereka juga tak ingin hubungan pertemanan yang telah terjalin berubah menjadi musuh ketika putus. Banyak yang mendukung...