" Vano " Panggil seseorang membuat yang empunya nama dan beberapa yang ada disana menengok ke sumber suara
" Kok lu jahat sih mau ke Singapura nggak bilang. Baru juga kita baikan " Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal membuat vano terkekeh geli
" Maafin gw ya, gw mau Olimpiade buat ngewakilin Indonesia di kanca Asia"
" Wah, vano hebat " Jawab mitha tersenyum penuh arti. Keluarga vano yang menyadari itu menjauh memberikan kesempatan untuk vano dan Mitha
" Lumayan hadiah nya bisa buat sekolah di Harvard University " Vano tersenyum menatap Mitha seolah mereka akan pergi jauh
" Vano mau kuliah disana? " Tanya Mitha ada nada kecewa disana
" Gw pengen jadi dokter Mitha " Jawab vano
Mitha tersenyum bangga atas cita cita vano
" Aamiin " Lontar Mitha
Mitha melirik koper biru langit yang dibawa vano
" Kenapa warnanya mencolok ya? Ini punya shireen " Ucap vano yang mengikuti arah pandang Mitha
" Bukan, vano berapa lama di Singapura? "
" Cuma 2 hari " Jawab vano
" Tapi kok nggak bawa tas ransel atau koper yang kecil aja sih? " Vano menghembuskan nafasnya berat
" Shireen yang suruh di minta buat dibeliin oleh-oleh " Jawab vano
" Dia minta dibeliin apa? " Tanya Mitha. Vano menyodorkan list yang ditulis oleh gadis SMP itu disebuah selembar kertas.
Mitha membelakan matanya
" Kok banyak. Nggak aneh sih kalau shireen nyuruh kamu bawa koper segede ini " Jawab Mitha
Vano hanya terdiam.
" Mitha" Panggil vano
" Ada apa? " Tanya Mitha
" Gw pengen ngomong sesuatu sama lu " Jantung Mitha berdetak lebih cepat. Jangan-jangan...
" Lu. . Mau.. Nitip apa? " Mitha menatap tak percaya ke arah vano, ia kita vano ingin berbicara apa.
" Gw nggak minta apa-apa gw cuma pengen lu balik kesini lagi dengan selamat, gw doain lu semoga lu menang dan bisa nge wujudin impian lu " Lontar Mitha yang di aamiinkan oleh Vano
Mitha dan Vano terdiam cukup lama
" Gw mau klarifikasi sesuatu " Mitha menaikan satu alisnya seolah bertanya apa?
" Glen suka sama lu " Mitha hanya mengangguk, ia juga tahu bahkan ia bisa tersenyum dulu ia juga sempat kagum bukan suka dengan glen
" Dan lu tau soal kesepakatan kita? " Mitha hanya diam
Vano mengambil handphone dari saku hoodienya
" Halo, gw udah ngejalanin tugas lu buat yang tadi, gw rasa Mitha emang baik orang nya"
" Lu baru nyadar apa baru peka? "
" Hmmm"
" Eh tapi lu jangan baper ya sama dia, awas lu sampe baper gw sambit "
" Bukan gw yang baper tapi dia "
" Serah lu deh, kalau dia lebih milih lu gw sih fine fine aja. Asal lu jangan buat dia terluka"
" Bener nih? " Ledek Vano
" Jodoh ditangan Tuhan bro, tapi kalau lu emang bener jadian sih gw harus dikasih pj yang gede dari yang lain "
" Mau elu itu mah" Vano terkekeh pelan
" Tapi lu udah berhasil cari tau kan? " Lanjut Vano
"Udah, satu fakta baru Viola bakal nge gunain salah satu pacarnya buat ngejalanin rencananya "
" Maksud lu jadi babu nya? " Tanya Vano
" Iya, gampang deh nanti gw telusurin lagi"
" Mang lu lagi dimana? "
" Kafe"
" Lagak lu pacar aja nggak punya "
" Yeuh gw lagi dalam misi "
" Vano " Panggil seseorang
" Udah dulu ya bye" Vano mematikan sambungan telfonnya.
Skakmat
" Sebelum gw pergi gw cuma pengen ngomong sesuatu sama lu " Ucap vano
" Gw sayang sama lu Mitha. I love you " Lirih Vano. Mitha menatap tak percaya ke arah Vano
" G.. Gw juga suka sama lu van. Ta.. Tapi gw nggak mau pacaran " Jawab Mitha
" Siapa juga yang mau ajakin pacaran gw kan cuma nyatain perasaan. Kecuali gw bilang Mitha lu mau nggak jadi pacar gw? Baru itu namanya gw nembak lu " Lontar Vano yang membuat Mitha mengerucutkan bibirnya
" Gw cuma nggak mau kalau kita pacaran terus kita putus malah jadi musuh padahal kita pernah saling sayang " Lontar Vano buat author
Maaf Thor nggak kok bercanda ~ Vano
Hmmmmm~ author
" Iya, kok sama ya. Gw juga pengennya kayak gitu biar nggak kayak yang nulis cerita " Sindir Mitha
Bodo amat nih couple satu ini ngapa jadi ngebully coba? Ok fiks di hiatus nih? ~ author
Jangan canda kok Thor ~ Mitha dan Vano
Author juga bercanda nggak oleh terlalu diseriusin ntar baper giliran dah baper nggak ada yang tanggung jawab, eh curhat ~ author / malu/pipi merah
" Promise " Lontar Vano menunjukkan hari kelingkingnya ke Mitha yang sambut Mitha dan menautkan jari kelingking mereka.
" I'm promise too, stay with you Vano" Vano menarik ujung bibirnya
" Cieee, aduh kak kia shireen nggak kuat " Lontar shireen mendramatisir sambil menutup matanya. Kia yang saat itu disamping shireen hanya bisa terkekeh geli
" Vano kalau segera siap-siap ya bentar lagi pesawat kamu berangkat " Lontar rizki
" Iya pah " Vano menyalami rizki, lalu kinar dan memeluk adik kecilnya shireen tersenyum ke arah kia yang membuat ga dia itu terdiam membatu dan terakhir Mitha dengan senyuman yang begitu tulus dari hati Vano
Langkah Vano memasuki area chek in
Dan masuk ke ruang tungguLupakan soal sindiran vatha buat author ya ok... Readers
Maaf kalau banyak typo
Kalau mau koment silahkan nggak ngelarang, jangan lupa voteSalam hangat author
Anandataurisna
KAMU SEDANG MEMBACA
No status ✅
Teen FictionC O M P L E T E D Komitmen. Misi mereka adalah itu. Karena menurut mereka lebih baik berteman. Selain mereka tidak ingin pacaran mereka juga tak ingin hubungan pertemanan yang telah terjalin berubah menjadi musuh ketika putus. Banyak yang mendukung...