3.Gudang?

64 5 0
                                    


Vano dan mitha terdiam mereka bersembunyi di gudang untuk menghindari para fans Vano

" Kita ngapain sih disini? " Ketus mitha

" Bawel" Jawab Vano tak acuh

Mitha memegang kenop pintu gudang

" Mau kemana? " Tanya Vano

" Keluar lah apa manfaatnya gw disini" Jawab mitha

" Please jangan"

" Kenapa? " Tanya mitha sinis

" Gw capek punya fans anarkis" Curhat Vano

" Lu curhat? " Tanya mitha

" Bodo" Jawab Vano

" Lagian punya muka tuh jangan kecakepan" Lontar mitha

" Makasih"

" For? " Mitha menaikkan satu alisnya. Binggung

" Gw emang cakep dari lahir udah takdir" Pd Vano

1

2

3

" Wleee kkkk" Ucap mitha berakting mau muntah

" Lu kenapa? hamil? " Tanya Vano binggung

Tak

" Kepala gw" Lirih Vano

"Makannya kalau ngomong dijaga" Ketus mitha

" Lagian lu muntah segala"

" Lu kepedean panu"ucap mitha

" Panu? " Tanya Vano

" Nama lu kecakepan gw ganti aja panu lebih cocok" Jelas mitha

" Aneh"

" Kalau lu manggil gw panu gw juga boleh dong manggil lu minyak" Tanya Vano

" Enak ae nama orang main ganti" Ucap mitha tak suka

" Lah lu ganti nama gw seenak lu " Lontar Vano

Hening.

Mitha asik dengan handpone nya. Streaming bias.

" Lu ngapain sih? " Tanya Vano karena merasa garing

"Eh minyak? " Vano kesal bukan main.

" Lu budeg y.... " Vano berdecak sebal. Ayolah apakah ia terbiasa tidur siang? Dalam situasi seperti ini ia tertidur?

" Dasar kebo" Lontar Vano ia melepas jaketnya lalu memberikan jaket itu untuk mitha agar tak kedinginan.

Lorong sudah sepi sepertinya memang sudah masuk. Biarlah bolos untuk pertama kalinya, pikir Vano.

*

Vano terbangun ia melihat jam tangan yang melingkar apik di tangan mulusnya. Pukul 18.00 dan Mitha belum juga bangun. Dasar putri tidur.

Vano menepuk pelan pipi Mitha. Mencoba membangunkan Mitha yang masih terlelap. Vano tak habis pikir padahal mereka tidur dari jam 15.00 tapi kenapa Mitha masih betah terhanyut dalam mimpinya

Vano terdiam memandangi Mitha. Ia lelah membangunkan kebo satu ini.

" Enggh " Mitha membuka mata.

" Akhirnya kebo bangun" Lontar Vano. Mitha menyapa ke sumber suara. Ia terkejut dirinya tertidur di bahu Vano.

" Modus" Omel Mitha

" Modus? " Tanya Vano

" Iya lu sengaja kan biar lu bisa berdua sama gw? " Kesal Mitha

" Sorry ya. Siapa yang tidur duluan nyender di bahu gw. Gw mau bangunin lu. Lu nya nyenyak banget. Kebo" Jawab Vano

" Sekarang jam berapa? " Tanya Mitha

" Baru jam 18.28" Jawab Vano

" Oh, baru jam 18.28....."

" Apa?! " Ucap Mitha.

Mitha bangkit berdiri membuka kenop pintu. Tapi sayangnya pintu itu terkunci. Mitha berusaha membuka pintu itu tapi hasilnya nihil

" Percuma gw udah coba tadi tapi nggak bisa" Lontar Vano

Mitha pasrah. Ia terduduk lemas menyenderkan kepalanya di pintu

" Ini semua gara-gara lu. Andai lu nggak narik gw buat nggak ke gudang. " Omel Mitha

" Berisik" Jawab Vano

" Trus balik gimana? " Tanya Mitha. Vano hanya mengangkat bahunya tak peduli.

" Pokonya ini semua gara-gara lu" Ucap mitha

" Lu mau ketemu sama fans gw. Terus lu dibully gara-gara lu deket sama gw. Nggak kan? " Tanya Vano. Mitha menghembuskan nafasnya kasar.

Ah dia lupa kalau fans Vano memang anarkis.

" Terus kita gimana? " Tanya Mitha

" Kita tunggu aja" Jawab Vano

" Lu bawa HP? " Tanya Vano

"Hp gw mati" Jawab Mitha

" Makannya jangan streaming oppa Korea mulu" Sindir Vano

" Suka-suka gw lah HP gw, kuota gw kok lu yang repot" Jawab Mitha

" Kalau lu gunain nya buat yang bener pasti tuh HP bakalan jadi penyelamat" Ucap Vano.

" Itu juga guna tau. Oppa gw itu moodboster gw. HP lu mana coba? " Tanya Mitha

" Gw lupa nggak bawa HP" Jawab Vano sekenanya

" Kok ada ya orang ke lu dijaman kek gini. Padahal HP kan kebutuhan" Lontar mitha

" Semaleman kita nginep disini" Ucap Vano mengalihkan topik pembicaraan.

Dan berakhir lah Vano yang tidur di lantai beralaskan kardus. Untungnya gudang sekolah yang satu ini bersih dan seperti gedung yang tak pernah terpakai hanya ada beberapa perabotan yang tersusun rapi.

Mitha tak bergeming ia tak bisa tidur

" Lu nggak tidur? " Tanya Vano. Mitha hanya mengeleng.

Vano menghampiri Mitha dan duduk disebelahnya. Kasihan juga melihatnya.

Diam tak ada percakapan.

" Lu kalau mau tidur. Tidur aja" Ucap Mitha

" Gw ngak mungkin ninggalin lu tidur kan? " Jawab Vano

" Lu tidur gih. Nyandar di pundak gw lagi juga nggak papa. Daripada lu nggak bisa tidur" Lontar Vano. Mitha menatap wajah Vano. Vano tersenyum lalu menarik kepala mitha untuk bersandar di bahunya

Hening. Mereka kembali bertamu ke alam mimpi.

Revisi 4

No status ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang