" Sumpah sih tha gw tuh sayang banget sama dia. Dia itu baik, beda lah sama cewek lainnya yang deketin gw karena nilai gw dari fisik sama materi " Mitha menganggukkan kepala nya. Ia juga pernah berada diposisi lawan bicara nya itu
" Lu suka kan sama dia kenapa nggak lu tembak aja sih? " Kesal Mitha
" Gw.. Gw nggak berani apalagi kalau kakak nya sampai tau abis gw, kakak nya itu nggak beda jauh sama singa ngamuk " Jawab bagas
" Ga, dengerin gw ya lu tau dengan sikap lu kayak gitu lu malah nge lambungin tinggi si cewek itu, lu tau rasanya sakitnya digantungin? " Bagas menggeleng
" Emang lu pernah digantungin sama siapa? Glen? " Tanya bagas yang membuat Mitha memberi tatapan maut nya
" Sorry nyai ndoro bercanda " Ucap bagas berlutut di hadapan Mitha
" Rese tuh mulut belum pernah disumpel pake sepatu bu yuli apa? " Kesal Mitha menyebut nama bu yuli salah satu guru di Garuda Bangsa Nasional School yang sering mengunakan sepatu dengan hal yang berlapis kayak kue pelangi
" Maaf atuh " Lontar bagas menatap Mitha dengan memasang pupple eyes nya
" Ada kresek nggak ya mau muntah gw" Ucap Mitha berakting mual
" Yeuh muka udah cakep sebelas dia belas sama taehyung BTS juga, situ hatters julid amat " Lontar bagas kesal
" Lagian lu tuh ngapain sih? Lu kpopers? Sama kayak adek nya si Vano dong " Jawab Mitha
" Tunggu siapa Vano? " Tanya Mitha
" I.. Iya "
Bugh...
" Gaga " Lontar Mitha kaget
" Vano lu apa-apaan sih " Mitha menatap tak percaya ke arah Vano
" Lu yang kenapa, kenapa lu malah jalan bareng dia hah? Lu nggak tau dia ini siapa? Dia orang yang udah buat adek gw terluka . Dia kemarin ijin sama gw buat jalan sama shireen eh ternyata besok nya jalan sama lu " Vano menarik kerah baju bagas. Sudut bibir lelaki itu berdarah
" Vano dengerin gw dul.. "
Vano kembali memukul bagas bertubi-tubi
" Ini buat lu yang udah nyakitin adek gw "
" Ini buat lu yang udah baperin dia"
" Ini buat lu yang PHP ini dia "
" Buat lu yang udah nangisin adek gw "
Mitha menahan tangan Vano dekat tenaga agar Vano tak kembali memukul bagas
" Cukup Vano lu udah keterlaluan " Kesal Mitha
" Kenapa? Lu mau belain dia? Silahkan? Ternyata lu lebih perduli dia dibanding shireen " Vano tersenyum kecut ke arah Mitha
" Cukup Vano!? Lu egois dan lu harus tau satu hal bagas itu sepupu gw " Jawab Mitha membantu bagas berdiri
" Ooh " Vano menghampiri bagas yang tengah dibopong Mitha
" Jadi cowok jangan lemah, banci. Dan gw nggak suka cowok banci kayak lu. Gimana lu mau jagain adek gw kalau lu lembek? Gimana lu bisa yakinin gw kalau lu pantes buat adek gw ketika lu aja nggak bisa lindungin diri lu sendiri. Inget urusan kita nggak akan pernah selesai dan jangan harap lu bisa deket lagi sama adek gw. Pergi menjauh sebelum lu semakin dalem nyakitin hari shireen. Are you understand?! " Vano berlalu meninggalkan Mitha dan bagas.
Bagas mencoba menahan amarah sebisa mungkin. Diantara hubungannya dengan shireen hanya ada satu tembok besar yang menghalangi nya yaitu Vano dan bagas sebisa mungkin harus bisa menaklukkan nya.
" Orang ya biasa disebut banci itu adalah orang yang selalu menyelesaikan masalah dengan emosi dan fisik bukan dengan fikiran yang dingin dan jernih " Lontar Mitha kesal
" Oh ya? Sorry suka atau nggak gw begini " Vano melangkah menjauh meninggalkan tempat Mitha dan bagas berdiri
" Kenapa lu nyakitin shireen " Kalimat itu membuat bagas bungkam
" Jawab gaga !?" Kesal Mitha
*
" Loh kak dicky cepet amat datang nya? " Tanya shireen heran
" Kebetulan babang dicky lagi ada di dekat kafe yang sekitar komplek rumah dedek shireen buat nemuin yayang dicky " Jawab dicky lalu duduk di sofa tanpa shireen suruh. Shireen sudah terbiasa dengan dicky yang seperti itu
" Pacar kak dicky yang keberapa? " Tanya shireen. Dan bukan hal tabu juga kalau shireen tahu tentang kalian dicky yang playboy karena dia juga termasuk korban gombalan teman kakak nya itu
" Ke berapa ya? Kalau nggak salah ke 9 " Jawab dicky membuat shireen geleng-geleng kepala
" Kakak nggak boleh kayak gitu liat tuh cincin udah ada di jari manis juga " Dicky berdecak kesal
" Dedek cantik tau kalau kakak Vano sama kakak Mitha itu saling mencintai? " Tanya dicky. Shireen mengangguk
" Kalau hubungan saling mencintai rasanya kayak gimana? " Shireen tampak berfikir
" Bahagia, seolah dunia itu isinya aku dan dia. Dan kita berasa manusi paling beruntung didunia karena ada yang mencintai " Jawab Shireen dicky tersenyum samar
" Kalau babang dicky kebalikannya. Nggak ada rasa cinta didalamnya hanya paksaan hanya karena jabatan " Dicky menunduk, Shireen memegang bahu lebar milik dicky
" Aku tau kok rasanya jadi kak dicky. Shireen juga ngalamin gimana rsanya Shireen suka sama ketos Shireen sendiri tapi malah dia suka sama Orang lain " Shireen menghapus setetes air matanya. Dicky yang merasa serba salah menghapus air mata itu
Dicky terkejut ketika sebuah tangan menarik kerah bajunya
" Lu apain adik gw? " Lontar Vano
" Kakak lepasin. Kak dicky itu cuma nemenin aku + jadi temen curhat " Kesal Shireen melepas tangan Vano dari kerah baju dicky
" Gw balik kayaknya kakak lu abis mukul orang tuh liat emosi nya belum kelar " Dicky menepuk bahu Vano sedangkan Vano meneois kasar tangan dicky.
Dicky tahu bagaimana sifat Vano. Ia telah lama berteman dengan Vano
" Kakak tuh egois tau nggak? Nggak usah ngontrol emosi terus ngelampiasin nya ke orang yang nggak salah apa-apa"
" Lagian kamu kan bisa curhat ke kakak ,ngapain harus ke orang lain " Vano duduk di samping Shireen meregangkan otot-otot nya
" Kenapa kakak harus nyalahin aku? Kakak aja yang selama ini sibuk entah belajar, basket, kak Mitha, karang taruna tapi giliran kakak lagi free kakak itu terlalu ngekang please kak Shireen juga capek " Shireen berlalu meninggalkan Vano yang hanya bisa memandang kepergian Shireen dengan pandangan nanar
Jangan-jangan ini?
Siapa yang udah baca BML?
Be my love
Author infoin ya, BML bisa dibilang sequel dari cerita ini yaitu tentang anak dari keluarga rizkinar
Baca ya jangan lupa bintang dipojok kanan author tungguMohon maaf bila banyak typo bertebaran
Salam hangat author
Anandataurisna
KAMU SEDANG MEMBACA
No status ✅
Teen FictionC O M P L E T E D Komitmen. Misi mereka adalah itu. Karena menurut mereka lebih baik berteman. Selain mereka tidak ingin pacaran mereka juga tak ingin hubungan pertemanan yang telah terjalin berubah menjadi musuh ketika putus. Banyak yang mendukung...