"Semua usaha yang dilakukan, pasti akan menghasilkan suatu kemanisan."
Lisa rasanya seperti ingin meledak, pipinya memerah tamgannya gemetar hebat, ia berusaha untuk tak menangis didepan teman-temannya.
Sungguh, Bambam sangat menyebalkan. Whatever, apapun itu Lisa sebal sekali dengan Bambam. Ingin rasanya, meminta Jiho untuk mengajarinya bagaimana berekspresi datar, dan tak bisa ditebak orang. Lisa ingin menjadi orang semisterius Jiho disaat seperti ini.
"Bie, muka kamu cantik banget kalau lagi gini. Ih pacar aku nggemesin," Bambam mencolek dagu Lisa jahil. Lisa menarik nafas dalam-dalam, lalu membuang nya perlahan.
"Apa kamu bilang, Bam? Aku cantik? IYA, LAGI CEMBERUT GINI CANTIK ya? Suka ya kalau pacarnya cemberut. Kamu mau apa sih sebenarnya? Hah?" bibir Lisa bergetar hebat, dadanya terpacu cepat, debaran jantungnya membuatnya ingin meledak sekarang, sakit, itu yang Lisa pendam daritadi.
Sayang, Lisa tak pandai dalam menyembunyikan isakan. Ya, Lisa menangis. Semua orang hanya tersenyum melihat itu, pasti sebentar lagi Bambam akan bereaksi. Bambam menggenggam tangan Lisa erat, dan langsung ditepis kasar. "Mau putus, iya?" Lisa menjauh.
Bambam merengkuh Lisa dalam pelukannya, ia memeluk Lisa erat. Sungguh, tak ada niatan Bambam untuk mengakhiri hubungan mereka. Membiarkan Lisa yang terus memberontak dan memukuli dada bidangnya, Bambam justru mempersempit jarak antara mereka.
"Sorry Bie, Happy Birthday. I love You more," bisik Bambam kemudian, dia tersenyum saat Lisa berhenti memberonta. Bambam mengedipkan matanya kearah June ketika Lisa memeluknya balik. "Iya, Bam. I hate You too!" Lisa menghempaskan tubuh Bambam kasar, lalu ia beranjak duduk disamping Rose.
Semua tertawa mendengar jawaban Lisa, membuat Bambam menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa sungguh diluar dugaan Bambam? Ia kira Lisa akan terharu dan memeluknya balik, tapi apa yang ia dapat? Bambam menghela nafas kasar, dan duduk disebelah Eunwoo, ia mengusap wajahnya frustasi.
Eunwoo menatap Bambam iba, "Nih ambil Ichi Ocha, pereda gerah body juga gerah hati," setelah mengatakan itu, Eunwoo berdiri. "Jae, kita mulai lagi yuk syutingnya." Eunwoo menatap temannya satu-persatu.
"Yuk," Jaehyun menghentikan acara mengemilnya, "Oke, sekarang scene dimana Rose dan Eunwoo memperkenalkan diri didepan kalian semua," ucap Jaehyun mengintruksi, suasana kelas sudah mereka atur jauh waktu. Jadi, sekarang mereka hanya tinggal Shooting saja.
"Kenapa harus Rose sih?" June mengecurutkan bibirnya kesal, kenapa juga harus pacarnya? Rasanya sangat panas, melihat Eunwoo yang begitu manis terhadap Rose. Apalagi fakta mengatakan Eunwoo jauh lebih tampan darinya, membuat pria bermuka sangar itu naik pitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD JOB | 97LINE ✓
Fanfiction[ O N G O I N G ] Follow sebelum baca, mohon hargai penulis cerita ini! 😉 WELCOME TO OUR FAMILY ! ₉₇ ₗᵢₙₑ Hal sereceh ini diawal mulakan dengan tuntutan guru Bahasa, hingga membuat mereka menua di Apartemen Jaehyun selama liburan, sebelum benar-be...