❝ Tolong, sehebat apapun kita bertengkar. Jangan sesekali terbesit untuk mengakhiri semuanya, karena aku butuh kamu untuk berjuang, sayang ❞
—97LINE—
DITENGAH kerusuhan anak anak yang lainnya, Rosè dan June bertengkar hebat. Dipojok sofa yang sama sekali tidak di notice anak anak yang lainnya. Memang keadaannya serusuh itu, namun ada satu orang yang terus memperhatikan mereka.
... Younghoon.
Pria itu tak pernah melepas pandangannya dari Rosè maupun June. Bisa Younghoon lihat dengan jelas, Rosè menahan air matanya. Gadis itu hanya menatap kosong lantai yang ada didepannya dan mendengarkan setiap cercaan June yang pria itu juga tak tau pasti.
Namun bisa Younghoon pastikan, perkataan itu pasti sangat menyakitkan bagi Rosè. Mengingat bagaimana jerit payahnya menahan tangisan.
Sesekali Rosè akan mengelak dan menyentak tak suka. Namun tetap saja, kehebohan Mingyu membuat anak anak tak mendengar perdebatan sengit itu.
Rosè terlihat menggigit bibir bawahnya. Gadis itu benar benar tak habis fikir dengan June, pria itu terus saja menyalahkannya, padahal ini bukan salah Rosè seutuhnya.
"... Terus apa maksudnya kamu ketemu sama dia diem diem? Mentang mentang selama ini aku diem kamu jadi ngelunjak hm?"
"Ketemu diem diem?" ulang Rosè. Gadis itu menyalangkan tatapan tajam kearah June. June terkekeh sebentar lalu memajukan wajahnya hingga hanya berjarak sesenti didepan Rosè. "Pura pura tolol lagi."
June berdecak malas. Pria itu ingin beranjak meninggalkan Rosè, namun gadis itu mencegahnya. Menarik June untuk duduk disampingnya kembali. "Kapan June? Aku ga pernah ketemu diam diam sama dia."
"Percakapan singkat namun manis diruang tengah, bukankah suatu pertemuan?" puitis June. Otak Rosè berputar, lalu gadis itu mengingat kejadian gelas pecah beberapa hari tempo.
Jadi ... June melihat semuanya?
"Aku gak suka dikasihani Rosè. Kalau memang dihari kita jadian bukan aku yang ada dihati kamu, yaudah, jangan dipaksain." June menatap Rosè, dengan tatapan rendah.
Rosè menggeleng, gadis itu tidak setuju dengan pemikiran June. "Kamu kok bisa ngomong gitu? Kenapa kamu sok tau, gitu sih? Siapa yang bilang?"
"Kelihatan." jelas June, dingin.
Rosè kehabisan kata kata. Matanya menerawang kearah interior Apartemen Jaehyun sebelum akhirnya kembali menatap mata June. Gadis itu berkata penuh dengan penyesalan. "Maaf."
Rosè hanya sanggup menatap June, tak percaya, ketika pria itu menepis tangannya dan berlalu. Namun sebelum berhasil meninggalkan ruang tengah, Rosè berteriak padanya.
"Terus, kamu mau apa? Aku udah minta maaf!"
Atensi anak anak pun akhirnya terarah padanya dan juga June yang kini sedang memasukkan tangannya didalam saku celana. Pria itu mengusap tengkuknya sembari terkekeh.
"Mau gimana lagi dong by? Sayang banget ya? Padahal udah setahun." June menghela nafas kecil setelah mengatakannya.
Anak anak yang menangkap sinyal dari keduanya pun mulai membisu sesekali berbisik. Younghoon tetap setia memperhatikan mereka. Dalam diam. Pria itu menatap tangan Rosè yang yang tergenggam kuat namun gemetar hebat.
Rosè terlihat membuang nafas pendek lalu terkekeh, mencoba terlihat kuat lebih tepatnya. Gadis itu tersenyum miring, menatap June nyalang.
"Yaudah kita putus aja!" putus Rosè.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD JOB | 97LINE ✓
Fanfiction[ O N G O I N G ] Follow sebelum baca, mohon hargai penulis cerita ini! 😉 WELCOME TO OUR FAMILY ! ₉₇ ₗᵢₙₑ Hal sereceh ini diawal mulakan dengan tuntutan guru Bahasa, hingga membuat mereka menua di Apartemen Jaehyun selama liburan, sebelum benar-be...