Chapter 11 - Jealousy

2K 196 24
                                    

"Cemburu itu wajarkan? Cemburu itu bukan artinya egois kan? Jika benar cemburu itu egois. Maka, sesekali hati ini ingin beregois."

-97LINE-

Chaeyeon menangis dalam diam, oh tidak hal ini memang sering terjadi padanya dimalam hari. Tidak dipertanyakan lagi mengapa, tentu saja hatinya panas melihat keakraban Eunwoo dan Eunwoovers (fans Eunwoo).

Chaeyeon memang mewajarinya, tapi ini kelewatan. Sungguh tak pantas jika diwajari lagi. Chaeyeon kini berada disebuah Cafe yang dekat dengan apartemen Jaehyun tentunya, ia tersenyum miris mendapati Eunwoo dengan manisnya tersenyum kearah kamera dengan gadis gadis disampingnya.

"Udah biasa." gumam Chaeyeon. Sungguh, Chaeyeon memang tak bisa mempungkiri bahwa Eunwoo itu tampan. Tapi tak bisakah fans Eunwoo lebih menghormatinya sebagai pacar seorang Cha Eunwoo. Chaeyeon berdecih, hal itu tentu saja mustahil. Mengingat bagaimana gilanya fans Eunwoo terhadap pria berkaki jenjang itu.

Buktinya sekarang, mereka rela datang jauh jauh di apartemen Jaehyun yang hitungannya ada ditepi kota Seoul. Terpencil, tak nampak. Chaeyeon salut dengan perjuangan mereka —para fans Eunwoo, dengan kerja keras mereka, mereka dapat menemukan Eunwoo yang entah kemana.

Fans Eunwoo mengetahui hubungan mereka, walaupun terima saja. Tapi kesannya mereka tak menganggap keberadaan Chaeyeon. Hei, i'm here!

Mereka tidak peduli dengan keberadaan kekasih dari seorang yang mereka puja. Sudah cukup, Chaeyeon berdiri dari tempatnya dan pergi meninggalkan dentingan pintu Cafe yang terdengar cukup keras.

BLAM.

"Chae? Chaeyeon, tunggu!" Eunwoo berlari gusar tanpa lagi mempedulikan teriakan fans nya. Sejujurnya Eunwoo tidak enak hati pada gadisnya itu, tapi ini merupakan kewajibannya.

Eunwoo menendang kaleng bekas soda ketika tidak menemukan keberadaan Chaeyeon, lantas dirinya berputar balik mengendarai mobilnya agar bisa mengejar Chaeyeon yang sudah jauh.

Tak lama dari itu, Eunwoo melihat punggung yang tampak familiar dimatanya. Tidak salah lagi, punggung itu milik gadisnya. Chaeyeon. "Chae, kamu kenapa?" tanya Eunwoo ketika berhasil menyimbangi Chaeyeon.

Tidak ada sahutan.

"Chae, kamu ngapain jalan? Sini naik dimobil!" Eunwoo mencoba menyamakan kecepatan mobilnya dengan kecepatan larinya Chaeyeon. Karena gadis itu sama sekali tidak mau menjawab. Boro-boro menjawab, menoleh saja tidak mau.

"Chaee, nanti kamu sakit lagi!" Eunwoo menoleh kearah Chaeyeon lalu kembali menoleh kedepan. Ini benar benar menakutkan.

"Chae! Dengerin aku!"

"Chaeyeon, please!"
"CHAE!" Eunwoo histeris ketika melihat Chaeyeon melemas dan hilang kesadaran, Eunwoo yang berjalan lambat sudah di klakson pun tambah diklakson ketika mobil itu berhenti mendadak.

Rasanya seperti disambar petir. Melihat Chaeyeon dengan muka pucat ditambah keringat dingin yang bercucuran didahi perempuan itu. Eunwoo sangat berdosa kali ini. Entahlah, memang sejak pertama kali mereka bertemu. Eunwoo mulai tau jikalau fisik Chaeyeon itu lemah.

"Maafin aku Chae .." lagi dan lagi Eunwoo menyetir sembari melihat Chaeyeon baik baik saja. Dan kembalu fokus pada jalan, sedetik setelahnya kembali mengecek Chaeyeon.

Tangan kirinya masih setia mengelus kepala Chaeyeon penuh sayang, Eunwoo itu sebenarnya penyayang. Tapi, beginilah caranya menyampaikan perasaan sayang. Eunwoo memang dilahirkan menjadi sosok yang tegas.

Ketika Eunwoo kembali menoleh kearah Chaeyeon, begitu terkejutnya pria itu ketika ada cairan merah yang mengalir dihidung Chaeyeon. "Astaga Chae, bertahan!"

GOOD JOB | 97LINE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang