Di sisi lain, Nita, Rani, Fany, Putri, Naura, serta Agus baru terbangun.
Mereka kebingungan seperti halnya Khida dan yang lain.
Satu hal yang membuat mereka merasa sangat tak nyaman adalah suhu yang panas di ruangan yang mereka tempati."Akh, panas banget oy". Keluh Agus.
"Iya nih, mending kita langsung keluar dari sini aja dulu". Sahut Nita.
"Ya, ayo ayo". Kata Naura.
Dan ketika Agus membuka pintu, betapa terkejutnya mereka dengan apa yang mereka lihat. Mereka diperlihatkan oleh banyak aliran pipa besi yang memenuhi samping, atas, maupun bawah jalan mereka.
"Woahh, apa-apaan ini!?". Kaget Agus.
"Kayaknya kita kayak berada di pabrik-pabrik gitu deh". Sahut Putri.
"Entah apa gunanya pipa-pipa ini". Bingung Rani.
"Agak ngeri gitu deh, ngeliat ini". Kata Fany.
"Yah.., tapi kita masih bisa melewatinya kan?". Tanya Nita.
"Yaiyalah, kita tinggal berjalan di atas pipa ini da...". Tiba-tiba Agus, sedikit terpeleset kakinya, dan tak sengaja lengannya kanannya menyentuh pipa besi yang ada di sampingnya.
"UWAAAA!!.". Teriak Agus menjauh kembali ke dalam ruangan.
"Ada apa Gus!?". Tanya Nita khawatir.
"Panass.., tanganku serasa terbakar". Kata Agus kesakitan.
"Astaga!, tanganmu mengalami luka bakar". Kaget Putri.
"Duh.., makanya hati-hati Gus". Tegur Rani
"Pantas disini suhunya sangat panas, pipa-pipa besi itu yang menghasilkannya". Kata Naura.
"Tempat ini sangat menjengkelkan!". Marah Agus.
"Lantas apa yang harus kita lakukan?". Tanya Fany.
Sempat keadaan menjadi hening seketika setelah Fany bertanya. Tapi kemudian, Agus berdiri dan langsung berkata.
"Kita tetap akan melewatinya, selama kita bisa menjaga sentuhan oleh pipa-pipa itu kita akan baik-baik saja". Tegas Agus.
"Sepertinya tak ada pilihan lain, lagipula aku tak ingin terjebak disini untuk waktu lama". Kata Nita.
Mereka pun setuju untuk melewati jalan yang dipenuhi oleh pipa-pipa besi panas itu.
"Oke, kalian siap?". Tanya Agus.
"Bisa dibilang begitu". Jawab Nita.
"Syukur kita semua memakai sepatu". Sahut Putri.
"Iya kau benar Put". Sahut Fany.
"Oke ayo berangkat!". Kata Rani.
Mereka keluar dari ruangan dan mulai menginjakkan kaki mereka di lantai yang dipenuhi pipa-pipa itu.
"Wuh...gue merasakan sedikit hangat di kakiku". Kata Nita.
"Aku rasa kalau kita terlalu lama berdiri disini, sepatu kita akan hangus deh". Kata Putri.
"Makanya jangan banyak bicara, ayo cepat!". Tegas Agus.
Mereka hanya mengiyakan perkataan Agus dengan muka jengkel.
Setelah selang beberapa menit, akhirnya mereka dipertemukan oleh jalan keluar.
Tetapi, betapa kagetnya mereka karena apa yang mereka lihat setelah keluar dari sana adalah tumpukan-tumpukan sampah ."Akh!, tadi panas sekarang bau!". Marah Agus.
"Gus tenang.., kami juga mengalaminya kok". Tegur Rani.
"Apanya yang lu..., hah, iyaiya deh ". Kata Agus yang hampir marah.
"Eh, itu orang ya!?". Kata Fany tiba-tiba.
"Apaan Fan!? Orang? Mana!?". Tanya Nita yang kaget.
"Ah iya, sepertinya itu orang deh". Sahut Naura.
"Apaan sih!?". Tanya Agus.
"Itu Gus.., sepertinya ada orang yang terbaring disana". Kata Rani sambil menunjuk menggunakan jarinya.
"Orang apaan, coba gue liat dulu". Kata Agus yang mendekati tumpukan sampah yang ditunjuk oleh Rani.
Baru sedikit Agus melihatnya, Agus kaget sampai dia terjatuh terduduk karena yang mereka katakan itu benar, bahwa di tumpukan sampah itu ada manusia.
"Astaga!! kalian benar". Kata Agus yang terduduk.
"Tuh kan, lunya aja yang gak pake kacamata". Kata Rani.
"Apa itu mayat ya?". Tanya Naura.
"Eh!, Naura jangan nakut-nakutin gitu dong". Kata Nita.
"Iya Naura, jangan gitu dong". Sahut Fany yang ketakutan.
"Gus, periksa deh.". Perintah Putri.
"Woy, enak aja nyuruh-nyuruh gue". Kata Agus yang marah.
"Lu kan pria Gus". Kata Putri.
"Iya Gus, periksa Gus". Sahut Rani.
"Hah!.iya deh iya deh, merepotkan!". Jengkel Agus.
Agus pun mencoba mendekati orang yang terbaring di tumpukan sampah itu. Dan betapa terkejutnya Agus akan sosok orang itu.
"Gimana Gus?". Tanya Nita.
"Oy.., orang ini...". Kata Agus yang gugup.
"Apa sih Gus!?". Kata Nita sambil mendekat ke Agus.
"Ya ampun!,bapak Wawaaaaann!!". Teriak Nita.
![](https://img.wattpad.com/cover/183969942-288-k908508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Misterio / Suspenso[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...