"Ekh.. kepalaku..". Kata Aqilla yang terbangun dari habis pingsannya. Aqilla terkejut melihat tempat keberadaannya saat ini. Aqilla melihat ke arah sekitarnya dan ia dikejutkan oleh Elina yang berbaring tak jauh disampingnya. Aqilla langsung menghampiri Elina yang tertidur.
"Woy, bangun, bangun Lin!!". Perintah Aqilla sambil menggerak-gerakkan tangannya Elina.
"Hm...Aqilla?....., AAAAA... kita dimana Aqilla?, kenapa ruangan ini gelap?, kita di gudang?, siapa yang melakukannya!?. Teriak Elina yang terbangun.
"Tenang woy!, gue juga gak tau kita dimana, saat gue terbangun, tiba-tiba saja gue langsung berada di tempat ini, dan gue mendapatkan lu terbaring disamping gue". Sahut Aqilla.
Aqilla menyuruh untuk Elina bangkit dari rebahannya. Setelah itu Aqilla dan Elina sepakat untuk mencoba menelusuri tempat itu. Walaupun Elina merasa takut.
"Gue takut Qil.., bagaimana kalau kita kembali ke tempat tadi, dan menunggu yang lain untuk menyelamatkan kita?". Saran Elina pada Aqilla.
"Eh Lin, menurut gue ya, kita harus mencoba untuk mencari yang lain, gue yakin mereka masih ada di sekitar sini, tenang aja Lin, gak usah takut". Sahut Aqilla.
Aqilla pun setuju untuk meneruskan penelusuran.
"Wah, ada ruang UKS tuh Lin" kata Aqilla.
"Wah iya". Kata Elina.
Mereka berdua mencoba memasuki sebuah ruangan UKS, akan tetapi ruangan itu berkunci.
"Waduh berkunci Lin". Kata Aqilla.
"Yaudah kita teruskan aja dulu ke tempat lain." Kata Elina.
Mereka pun berdua meneruskan perjalanan mereka. Tiba-tiba Elina melihat sebuah lubang besar, di dinding lorong yang mereka jalani.
Elina menyuruh Aqilla untuk berhenti sejenak dan memeriksa lubang tersebut."Apaan sih Lin, itukan cuma dinding yang rusak aja." Oceh Aqilla.
"Coba lu liat, kayak ada tombol deh didalamnya." Kata Elina.
"Tombol?." Elina mencoba memastikan dengan mengintip ke dalam lubang dinding tersebut. Dan benar, ternyata ada sebuah tombol putih didalamnya.
"Bagaimana kalau kita tekan?". Tanya Aqilla.
"Eh!, benaran? Gimana kalo terjadi apa-apa?". Kata Elina.
"Tenang, aku rasa tombol ini akan memberikan kita suatu petunjuk". Sahut Aqilla.
Aqilla langsung memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang dinding tersebut.
"Tunggu, kok rasanya ada sesuatu di Jari ku." Aqilla merasakan ada sesuatu di jari telunjuknya saat dia mencoba memencet tombol itu. Dan apa yang berada di telunjuknya adalah seekor laba-laba yang lumayan besar.
"Uwaaa...,". spontan Aqilla langsung menarik jarinya keluar dari lubang tersebut.
Elina yang melihat laba-laba itu juga ikut terkejut dan berteriak. Aqilla langsung mengepakkan tangannya agar laba-laba itu jatuh dari tangannya."Hush.., dasar laba-laba ngagetin aja". Bentak Aqilla.
Aqilla kembali memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang tersebut. Dan kali ini dia berhasil memencet tombol tersebut.
"Oke, apa yang akan terjadi?". Kata Aqilla sambil mengeluarkan telunjuknya.
Tiba-tiba dinding disamping lubang tersebut terbuka. Dan didalamnya Aqilla dan Elina melihat sebuah anak tangga yang jauh menuju ke bawah.
"Sepertinya kita mendapatkan ruang rahasia Lin". Kata Aqilla.
"Iya nih, dan dilihat-lihat sepertinya itu adalah ruang bawah tanah". Kata Elina.
"Jadi gimana? Kita masuk?". Tanya Aqilla.
"Aku takut, tapi aku rasa kita harus masuk Qil". Kata Elina.
Mendengar pernyataan Elina, Aqilla pun memberanikan diri untuk masuk dan menuruni anak tangga tersebut, diikuti oleh Elina yang berada di belakangnya.
Saat mereka masuk semakin ke bawah, mereka tak sadar bahwa dinding lorong jalan mereka masuk tadi, tertutup kembali....

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Детектив / Триллер[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...