"Oke, sekarang bisakah kau menceritakan awal dari semua kejadian yang menimpamu ini". Ucap lelaki itu.
"Baiklah, aku akan menceritakannya".
Aku pun menceritakan semuanya dari awal, dari saat pertama kali kami baru ditawarkan, sampai seperti sekarang.
"Hm, jadi begitu cara dia melakukannya, sungguh orang itu benar-benar sudah gila!". Ucap bapak itu.
"Entah sudah berapa banyak orang yang dia jadikan korban". Ucap partner wanitanya.
Bapak itu kemudian menarik nafas yang panjang, lalu berteriak:
"Groaaaa, aku akan menangkapmu Keeenn!!"."Paaak.., jangan malu-maluin dong!". Tegur si wanita.
"Eh tunggu!, Ken? Apakah dia..".
"Ya!, dia adalah dalang dari semua ini, dia adalah sopir yang menjebak kalian, dan dia adalah pembuat program gila ini, dialah Dr. Ken Ranasta".
"Jadi itu namanya, darimana anda tau?".
"Kami berdua pernah ikut serta bekerja di sekolahan itu, tapi akibat ide gila si Ken yang ingin menciptakan seorang siswa yang sangat perpect membuat semuanya kacau". Jawabnya.
"Saat sekolah ini ditutup tak ada lagi yang peduli bahkan pemerintah sekalipun, tapi kami mengenal Dr. Ken, dia tak mungkin menerimanya begitu saja, karena itulah kami selalu memata-matainya selama 2 tahun ini, dan kami tau bahwa dia ingin menciptakan suatu pasukan besar dari percobaannya". Ucap si wanita.
"Eh!, 2 tahun? Lantas kenapa kalian gak bertindak dari dulu?". Tanyaku
"Nak, tahun pertama kami tidak menemukan apa-apa, baru tahun kedua kami menemukan apa yang dia buat, dan di tahun kedua kami tak punya apa-apa untuk melawannya, tapi sekarang kami punya senjata". Ucap bapak itu sambil mengeluarkan senjata di kantong mantelnya.
Aku yang melihat itu langsung merasa kaget, karena baru kali ini aku melihat senjata berupa pistol beneran didepan mataku sendiri.
"Oke, sekarang ada satu hal yang saya ingin tanyakan". Ucapku.
"Baik, apa itu?". Tanya bapak itu.
"Sebenarnya kita dimana? Apakah kita masih di Indonesia?". Tanyaku.
"Tenang, kita masih di Indonesia kok haha, kita sekarang berada di pulau yang kecil, sangaat kecil, jika kau lihat dari peta pun, hanya terlihat titik saja, pulau ini dekat dengan pulau kalimantan Selatan, Ken mengantar kalian kesini dengan mengangkut bus yang kalian naiki menggunakan kapal pribadinya". Jawabnya.
Dari jawaban tersebut, aku mengetahui satu hal, bahwa aku memang tidak bisa keluar dari sini sendiri.
"Okeee, kau pasti belum tahu namaku kan? Haha perkenalkan namaku Justin, kau bisa memanggilku bapak Justin, dan wanita ini adalah putriku namanya Wendy dia sudah berumur 23 tahun, bagaimana denganmu kau sudah berumur berapa?". Ucap bapak itu yang bernama Justin.
"Oh, saya baru 18 tahun, dan nama saya Khida, Aulana Khida". Ucapku.
"Oh iya Khida, lain kali kau jangan telanjang lagi ya kalau mandi ditengah hutan buahahaha". Ledek bapak itu.
Aku yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam malu, aku langsung menundukkan pandanganku.
"Ma..mana saya tau!, sa..saya kira, tidak ada orang lain disini". Ucapku dengan ekspresi malu.
"Te..tenang Da, aku gak ngeliatnya kok, eh, ada sedikit, tapi beneran cuma sedikit". Ucap kak Mila.
Aku tak bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa menahan malu yang sangat besar ini, sedangkan si bpk. Justin hanya ketawa dari tadi.
"Kau tau Khida, putriku ini saat berumur 18 tahun, dia sudah bisa membantuku di lab sekolah itu, tapi aku benar-benar ayah yang bodoh, aku membuat anakku membantuku dalam pembuatan proyek jahat ini, walaupun kami telah berhenti, tapi disana masih ada bekas dari olahan tangan kami, itulah kenapa kami tak akan pernah hidup tenang, jika kami membiarkan ini terus berjalan". Ucap bapak Justin.
Bpk. Justin kemudian memegang pundakku lalu berkata." Da, aku tak ingin adanya lagi orang yang tersiksa dengan ini, apa yang akan kami lakukan ini begitu berbahaya, kami akan mempertaruhkan nyawa kami, apakah kau ingin tetap ikut? Maksudku kau bisa menunggu disini, dan menunggu kami, tapi untuk pilihan aku serahkan ke kau Khida, aku tak ingin memaksakanmu, karena ku tau kau sudah banyak menderita". Ucap bpk. Justin.
Beberapa saat aku memang merasakan ketakutan mulai merasuk ketubuh dan pikiranku tapi, aku melawannya , aku menggenggam kedua tanganku, saat mengingat suara teman-temanku dimimpiku tadi, aku tahu bahwa aku harus ikut.
"Pak, dari awal saya disini, saya telah berkali-kali membahayakan nyawa saya, tapi teman-teman saya selalu menolong saya jadi, sekarang adalah giliran saya untuk menolong mereka". Ucapku dengan tatapan penuh keyakinan.
"Hm baiklah, itu sudah cukup, Wendy berikan anak ini beberapa senjata!". Ucap bpk. Justin.
Kak Wendy kemudian mengambil sebuah koper yang cukup besar lalu membukanya, didalamnya terdapat bermacam-macam senjata api, bahkan ada bom granat juga.
"Aa.., apakah ini ilegal?".
"Kau tau nak, kita tidak perlu memikirkan itu sekarang haha". Ucap pak Justin.
"Silahkan Khida, pilihlah yang manapun kau suka". Ucap kak Wendy.
"A.., oke kak".
Melihatnya para senjata-senjata itu saja sudah membuatku agak gemetar, dan sekarang aku harus memilihnya untuk membawanya, karena aku sadar, ini tak mungkin semudah aku bermain game, akupun memilih dua pistol kecil biasa, dan satu bom granat. Lalu aku mengambil satu ikat pinggang untuk tempat menaruh senjata.
"Kau bisakan memakainya nak?". Tanya pak Justin.
"Sepertinya". Jawabku.
"Jangan-jangan kamu pernah memakainya Da?". Tanya kak Wendy.
"Bisa dibilang begitu, walaupun agak beda". Jawabku sambil menaruh senjata-senjata itu ke kantong ikat pinggang khususku.
"Wow, aku sungguh tak menyangkanya nak". Ucap pak Justin.
"Ya, itu karena aku seorang.. gamer".
Pak Justin dan kak Wendy tersenyum mendengarnya. Aku berdiri dari dudukku menandakan bahwa aku telah siap, kemudian pak Justin dan kak Wendy juga ikut berdiri bersamaku.
Pak Justin kemudian mengeluarkan satu senjata api yang cukup besar lalu memegangnya."Baiklah anak-anak, let's rock!". Ucapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183969942-288-k908508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Misteri / Thriller[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...