Sudah hampir satu minggu, sejak kejadian "Trun Off Program" berakhir.
Dr. Ken dalang dari semua ini juga tak berhasil ditemukan, tapi aku yakin dia akan mendapatkan ganjarannya suatu saat.
Pak Wawan begitu sedih saat mendengar semuanya ketika dia bangun, dia merasa gagal sebagai guru, tapi aku mengatakan bahwa ini bukan salahnya, dan hasil sekarang adalah hasil dari keputusanku sendiri.
Teman-temanku dibawa kerumah sakit yang cukup dekat dengan daerah tersebut segera setelah kami menyuntikkan mereka dengan suntikan serum yang bercampur darahku.
Saat mereka semua terbangun, pak Wawan menjelaskan bahwa mereka hanya mengalami kecelakaan bus, dan benar bahwa mereka memang tak mengingat sedikit pun tentangku.
Sedangkan aku diantar pulang oleh pak Justin dan kak Wendy.
Syukurnya aku tak perlu memikirkan bagaimana dengan data-dataku yang lain. Karena semua dataku seperti mediaku telah diurus oleh semacam agen internet gitu. Kontakku di hp teman-temanku pun sudah terhapus, foto-fotoku juga teredit dimana diriku tidak ada, bahkan aku sudah keluar dari grup kelasku dan grup lelaki kelasku saat aku mengecek hpku. Entah bagaimana mereka mengerjakannya, itu sangat hebat.
Dan bahkan saat perpisahan sekolahku nanti, sistemnya akan diubah agar namaku tidak disebutkan. Entah apa lagi yang mereka ubah, tapi yang pasti aku tak perlu repot-repot untuk memikirkannya lagi kata pak Andi.
Awalnya sedih karena gak bisa ikut perpisahan sekolahku, ternyata aku masih diberi kesempatan untuk mengikutinya.
Pak Wawan meminjamkanku sebuah kamera canon, lalu menyuruhku untuk menjadi fotografer kelasku dihari perpisahan.
Antara senang dan gugup perasaanku mendengarnya. Aku menerima permintaan pak Wawan, karena aku yakin dia melakukannya demi diriku, jadi aku tak ingin mengecewakannya begitu saja, dengan menolaknya.
Hari perpisahan sekolah pun tiba. "Oke Khida, kau bisa". Aku berbicara pada diriku sendiri. Sebelumnya aku telah latihan menggunakan kamera yang baik, jadi seharusnya aku sudah siap.
Pak Wawan menyuruhku datang saat acara sudah hampir berakhir, dan nanti pak Wawan akan memberitahukanku kapan tepatnya aku harus kesana lewat chat.
"Ting!". Bunyi nada dering notifikasi chat hpku.
Aku membuka hpku, dan terlihat bahwa bapak Wawan yang mengirim chat. Tanpa melihat pun sebenarnya aku tau isinya, tapi aku tetap melihat isi chat tersebut.
"Sekarang Da, acara hampir selesai". Isi chat tersebut.
"Oke pak, otw". Balasku.
Aku sampai didepan gerbang sekolah, sungguh gugup diriku, tapi disini aku sebagai seorang fotografer, jadi aku harus bisa bersifat seprofesional mungkin.
Aku masuk ke dalam sekolah, kulihat para siswa siswi telah berhambur dilapangan untuk saling berfoto bersama teman-temannya.
Dari jauh, aku melihat pak Wawan bersama beberapa temanku. Dia menunjuk kearahku.
"Apa maksud bapak ya?".
Lalu, pak Wawan pergi meninggalkan mereka, padahalkan pak Wawan ingin berfoto bersama. Tiba-tiba Kifli mendekat padaku bersama teman-teman laki-lakiku yang lain.
"Paman, fotokan kami berenam paman". Pintanya.
"Paman?".
Disitu aku mengerti, bahwa pak Wawan mungkin memberitahukan pada mereka bahwa aku fotografer mereka. Dan mungkin pak Wawan ada kesibukan sebentar, makanya menyuruh mereka untuk berfoto-foto bebas dulu dengan aku fotografernya.
"Oke-oke, baris baris".
Mereka berenam pun baris lalu mereka bergaya dengan gaya mereka masing-masing.
"Seharusnya aku disana". Ucap batinku.
"Oke, satu dua tiga!". Aku memberi aba-aba untuk berfoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Mistero / Thriller[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...
![Turn Off Program[REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/183969942-64-k908508.jpg)