Chapter 25

43 12 0
                                        

"Jadi kemana kita Da?". Tanya Linda.

"Mana gue tau ahaha, yang pasti kita ke arah sini aja dulu, karna gue belum pernah kesini". Ucapku.

"Dasar Khida". Ucapnya.

"Dari pada ke ruangan mayat ya kan Khida?". Tanya bpk. Wawan dengan nada bercanda.

"Ahaha iya pak, saya juga gak paham mau maunya aja kelompok Kifli kesana".

"Iya pak, saya juga gak bakal tahan berada disana". Sahut Yuki.

"Padahal kemungkinan gak ada petunjuk apa-apa lagi disana". Ucap Janah.

"Siapa tau mungkin ada lagi kan". Ucap Shinta.

"Hm, menurutku ya buku ini deh petunjuk paling penting di daerah sana". Ucap Janah sambil mengeluarkan buku catatan yang ia dapat.

"Oh iya Jan, gue pinjam dong, gue mau baca yang halaman pertamanya". Pintaku.

"Oh oke, nih". Katanya sambil menyerahkan buku itu ke tanganku.

Aku pun membacanya sambil berjalan, banyak hal yang masih belum kupahami dan itu membuatku merasa takut terutama kalimat "menjadi seperti yang mereka inginkan", entah apa maksudnya itu.

Jalanku tiba-tiba terhenti setelah bpk. Wawan memberitahukan bahwa ada ruangan di depan kami.

"Ada ruangan, ayo kita cari sesuatu didalamnya!". Perintah bpk. Wawan.

Kami semua memasuki ruangan itu, dari luarpun sudah dapat diketahui bahwa ruangan yang kami masuki adalah ruang olahraga.
Di dalam kami diperlihatkan oleh bermacam-macam benda atau alat olah raga beberapa dari mereka tergeletak di lantai, dan beberapa dari mereka juga ada yang rusak.
Kami terkagum-kagum dengan banyaknya peralatan olahraga yang jauh berbeda dari sekolah kami, bahkan ada alat olahraga golf yang mana aku tak pernah sekalipun memainkannya, kecuali di dunia game.

Kami memeriksa ruangan itu tapi, kami tak mendapatkan hasil yang kami inginkan. Pada akhirnya, ruangan itu hanyalah ruang olahraga yang telah terlantarkan yang didalamnya tak ada petunjuk apapun untuk kami.

"CEK! CEK! BANTU KAMI!!". Tiba-tiba terdengar suara Kevin berteriak di walkie talkie, aku yang mendengarnya spontan langsung menjawabnya." Ada apa Vin!?, ada apa!?". Tapi, tidak ada jawaban dari Kevin.

"Aku punya perasaan buruk". Ucap Humaira.

"Kevin ada apa!?, Khida? Cek Khida!". Tiba-tiba suara Agus di walkie talkie.

"Ini Khida!, kenapa baru menjawab Gus!?". Tanyaku.

"Tadi pas gue mau ngejawab walkie talkieku jatuh, jadi ada apa dengan Kevin?". Ucap Agus.

"Mana gue tau!, intinya ayo kita segera ketempatnya!".

"Oke oke, daerah dekat ruangan mayat kan?, kami segera kesana". Jawabnya.

"Oke!".

Aku menaruh kembali walkie talkieku kekantongku.

"Baiklah, ayo kita juga kesana!". Perintah bpk. Wawan.

Kami segera berlari kesana dengan terburu-buru, yang membikin parah keadaan adalah jauhnya jarak kami menuju kesana.

Kami hampir tiba disana, dan kami melihat kelompok Agus sudah berada disana tapi anehnya, mereka sedang bersembunyi dibalik dinding.

"Sini!". Panggil Rolan.

"Kenapa kalian bersembunyi?!". Tanyaku.

"Iya, ada apa Rolan?". Tanya bpk. Wawan juga.

Aku merasa aneh karena melihat ekspresi Rolan, Agus, dan yang lainnya begitu ketakutan.

"Oke, kalian akan kaget mendengarnya". Ucap Aqilla.

Turn Off Program[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang