Aku terbangun dari tidurku, aku seperti baru saja mendengar ada yang berusaha membuka pintu ruang kesehatan tempat aku, Yuki, dan Delya beristirahat.
Karena penasaran aku mencoba mengintip dari lubang kaca di pintu, tetapi aku tidak melihat adanya orang di balik pintu.
"Mungkin hanya perasaanku saja". Batinku
Kulihat Yuki dan Delya masih tertidur pulas. Aku kembali ke kursi panjang tempat ku tadi beristirahat. Baru mau merebahkan tubuhku, aku melihat ada sepucuk kertas terletak di atas meja kecil dekatku.
Aku kembali duduk bangun, dan mengambil kertas itu.
Aku melihat ada tulisan di kertas kotor itu, tulisan itu yaitu:"Datanglah ke atas bangunan, disana kau akan melihat kolam renang, setelah itu masuklah kedalam sebuah rumah kecil atau semacam gudang disana. Di dalam situ, carilah sebuah tombol berwarna hijau, tekan seluruh tombol itu, maka seluruh ruang rahasia akan terbuka".
Ruang rahasia? Apa itu?. Aku bingung dengan hal itu, tapi satu hal yang ku yakini, aku harus melakukan apa yang di tertulis di surat ini. Ini mungkin akan memberikan kemudahan ku dalam menemui teman-temanku yang lain.
Aku pun mencoba untuk pergi sendiri, aku tak ingin Yuki dan Delya ikut, karena aku tak ingin mereka ketakutan atau terluka lagi.
Aku membuka kunci pintu UKS dengan pelan agar tidak membangunkan mereka.
Dan itu berhasil, aku segera menutup kembali pintu itu, dan menguncinya dari luar.
Karena aku takut suatu saat mereka ingin keluar, aku pun memasukkan kuncinya ke dalam ruangan melewati sela lubang di bawah pintu. Jadi jika mereka ingin keluar mereka bisa membuka pintu ini.
Aku segera berlari menuju tangga yang telah kami turuni sebelumnya, aku langsung menaikinya. Saat aku sudah menaikinya aku diperlihatkan lagi oleh mayat yang hancur tubuhnya. Aku berusaha untuk tidak memedulikan hal itu lagi, aku meneruskan jalan ku melewatinya.
Aku terus berjalan sampai aku melewati ruangan awal aku menemui Delya dan ruangan saat aku terbangun pertama kali. Aku berjalan melewatinya dan tak lama setelah itu aku melihat sebuah pintu kaca yang tembus pandang. Kulihat dari balik pintu tersebut ada tangga yang menuju ke atas. Dan aku yakin tangga ini akan membawaku ke atas bangunan ini.
Aku membuka pintu kaca itu, lalu berjalan menaiki tangga. Semakin aku ke atas, aku semakin jelas mendengar ada suara rintikan air yang deras."Sepertinya sedang hujan deras di luar". Batinku.
Saat aku sudah sampai di atas aku diperlihatkan oleh pintu kaca lainnya, karena pintu itu terbuat dari kaca aku dapat melihat apa yang berada di balik pintu, aku melihat sebuah kolam renang yang cukup besar yang sedang dihujani oleh air hujan.
Aku membuka pintu itu, dan langsung memasukinya."Ternyata disini tidak ada langit-langit bangunannya sehingga air hujan dapat masuk". Kataku sambil mengadahkan mukaku kelangit malam.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara tangisan perempuan, aku mencoba mencari dari mana asal suara itu. Dan ternyata memang ada perempuan yang sedang menangis terduduk di samping kolam renang.
"Tunggu.., itukan.., Elina!?". Kataku.
Karena sadar itu adalah Elina, aku segera memanggilnya.
"Elinaaa, hei Elina, lu ngapain nangis sambil hujanan??". Teriakku.
Elina sadar dari tangisannya dan segera melihat ke arahku.
"Khida!?..Khidaaaaaa". Dia segera berlari ke arahku sambil meneteskan air matanya.
Dia sangat lega bertemu denganku.
"Syukurlah Khida.. hiks, hiks.., kukira aku tidak akan bertemu siapa-siapa lagi". Kata Elina terharu.
"Tenang-tenang, lagi pula kenapa lu bisa berada di atas sini?". Tanyaku.
Dia ingin menjawab pertanyaanku, tapi kulihat tubuhnya menggigil kedinginan karena basah kehujanan. Tanpa pikir panjang, aku melepas jaket yang kupakai. Dan meminjamkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Mystery / Thriller[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...