Chapter 13

96 21 2
                                    


"Duh..., kok bpk. Wawan lama banget ya?". Tanya Linda khawatir.

"Perasaanku gak enak sih". Sahut Maya.

"Jangan gitu". Tegur Janah.

"Iya May, jangan bikin kami tambah khawatir". Tambah Linda.

"Hehe,sorry soryy, jadi maunya gimana nih?". Kata Maya.

"Yah, aku juga bingung sih, aku rasanya mau keluar dari ruangan ini, tapi karena bpk. Wawan memerintahkan kita untuk menunggunya, yah.. jdi gak bisa deh". Kata Linda.

"Oy, coba kalian lihat deh, ruangan kita ini seperti sebuah kelas bukan?". Tanya Janah.

"Kau benar, kalau dilihat keadaannya sih ini ruang kelas, ada kursi, meja, papan tulis, sayangnya semua sudah pada kotor dan rusak". Kata Linda sambil melihat-lihat.

"Untuk ukuran suatu kelas, ini termasuk luas banget sih". Sahut Maya.

"Heeh, kemungkinan muridnya aku rasa lebih dari lima puluh". Kata Linda.

Di saat Linda dan Maya sedang sibuk berbincang, Janah menyibukkan dirinya dengan memeriksa barang-barang di ruangan. Sampai akhirnya Janah menemukan sebuah buku catatan yang di dalamnya berisi informasi penting menurutnya.

"Eh Janah, kamu ngapain?". Tanya Linda.

"Coba lihat, aku menemukan sebuah buku catatan, aku baru membacanya sekilas, tapi sepertinya ada informasi penting di dalamnya." Kata Janah yang berjalan mendekati Linda dan Maya.

"Emang apa yang tertulis di dalamnya?". Tanya Maya.

"Iya, coba kau bacakan untuk kami Jan". Sahut Linda.

"Oke baiklah, aku akan membacakannya". Kata Janah sambil membuka buku catatan itu.

Catatan itu bertuliskan:

"Hei, apakah kalian salah satu korban sepertiku? Jika itu iya, maka aku hanya ingin membantu kalian, tapi sebelumnya, aku akan sedikit bercerita apa yang terjadi padaku.
Aku adalah siswi dari suatu sekolah, aku dan seluruh teman kelasku, kami di bawa ketempat ini, dengan alasan sebagai pencoba program yang bernama trun off, aku tak begitu mengerti dengan program ini, kami hanya disuruh untuk melakukan kegiatan layaknya sekolah pada umumnya. Awalnya kami merasa begitu senang dengan apa yang kami rasakan di tempat ini tapi, kami salah, kami telah dijebak untuk menjadi bahan percobaan mereka. Mereka memaksa kami untuk melakukannya. Tetapi kami menolak, karena hal itu kami pun diberi jalan kekerasan oleh mereka, kami begitu benci dengan mereka. Akhirnya kami semua sepakat untuk melakukan perlawanan, akhirnya terjadilah perang kecil ditempat ini, banyak teman-temanku yang mati dan ditangkap lalu dijadikan bahan percobaan trun off program, beberapa anggota program ini berhasil kami kalahkan sampai tersisa tiga orang, satu orang berbadan besar memakai topeng, satunya berbadan kecil kurus yang selalu membawa pisau, dan satunya adalah bos atau dalang dari semua ini.
Program trun off sendiri adalah program dimana ingatan kalian akan dihapuskan lalu kalian akan disuruh untuk menjalani kehidupan baru disini. Tapi, aku rasa program ini sekarang hanyalah suatu program dimana mereka bisa merasakan kepuasan dengan melihat penderitaan para korban.

Satu pesanku pd kalian yaitu, kalahkan program ini dan keluarlah bersama teman kalian dari tempat terkutuk ini.".

Segera setelah Janah membacakannya, Maya dan Linda hanya bisa terdiam ketakutan, karena mereka mengetahui bahwa saat ini mereka sedang berada dalam bahaya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?". Tanya Janah memecah kesunyian.

"A..aku juga bingung". Jawab Linda.

"Aku rasa kita harus mencari bpk. Wawan dan yang lainnya, kita harus memberitahukan ini sebelum terjadi sesuatu sama mereka!". Kata Maya.

"Benar Lin, kita harus melakukannya". Sahut Janah.

"Baiklah, lagi pula aku mulai merasa gak nyaman berada disini". Kata Linda.

"Semoga yang lain baik-baik saja". Kata Maya.

Linda, Maya, serta Janah pun keluar dari ruangan dan mulai mencari teman-temannya yang lain.

Saat di perjalanan, mereka mencium bau busuk yang menyengat, dan mereka sadar bau itu berasal dari ruangan yang berada tepat di depan mereka.

"Wekk, bau busuk apa ini!?". Tanya Linda.

"Kayaknya baunya berasal dari sana". Kata Maya yang menunjuk ke sebuah ruangan.

"Ayo kita coba lihat sedikit, apasih penyebab bau ini". Kata Linda.

"Aku rasa kita tidak usah melakukannya deh". Saran Janah.

"Ayolah.., kita intip sedikit aja". Kata Linda.

Mereka pun mencoba sedikit mengintip apa yang berada di dalamnya, dan betapa ketakutan serta kagetnya mereka melihat mayat yang terduduk di kursi yang ditutupi oleh kain putih tepat berada di dalam ruangan itu.

Linda yang melihat itu sontak berteriak ketakutan.

Turn Off Program[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang