Chapter 15

77 20 1
                                    


Ekspresi penyesalan muncul di muka Fawnia, muka itu mulai mengeluarkan air mata karena sedih melihat temannya yang tergantung.

"Maafkan aku Vit". Kata Fawnia sambil mengusap air matanya.

Tapi, Sherly mendengar suara Jovita, suara itu tak terlalu keras, tapi Sherly bisa mendengarnya. Dengan cepat, Sherly memberitahukannya kepada Fawnia dan Ratna yang masih dilanda kesedihan.

"Hei!, Fawnia, Ratna, Jovita masih hidup!". Sambil menyadarkan Fawnia dan Ratna.

"Hah!?, apa!?". Kaget Fawnia sambil melihat ke arah Jovita.
Dan benar, Jovita masih berusaha untuk meminta tolong.

"Kita harus cepat menolongnya!". Kata Ratna yang ketakutan karena waktu Jovita tinggal sedikit untuk bertahan.

Fawnia mencoba menjadikan tangannya untuk menjadi pijakan kaki Jovita, sedangkan Ratna dan Sherly mencari sesuatu yang dapat memotong tali yang menjerat leher Jovita.

"Oke Vit, tetap tenang, bernafaslah dengan tenang..". Kata Fawnia sambil mempraktekkan pernafasannya pada Jovita.
Kemudian, Sherly dan Ratna telah kembali, dan mereka menemukan potongan mata pisau yang seharusnya cukup untuk memotong tali itu.

"Baiklah, sekarang harus ada dari kita yang naik ke atas memotong talinya". Kata Fawnia yang masih menjadi pijakan Jovita.

"Aku yang akan melakukannya." Kata Sherly sambil mengambil potongan pisau dari tangan Ratna.

Sherly menaiki, sisi kamar mandi lewat kolam kecil tempat penampungan air, lalu langsung mengiris tali yang menjerat Jovita.
Tali berhasil dipotong dan Jovita terbebaskan, tapi kondisi Jovita masih tidak baik, nafas Jovita masih sesak akibat tergantung tadi.

Mereka pun membawa Jovita, ke ruangan mereka pertama kali terbangun, disana mereka membaringkan Jovita dan membiarkannya beristirahat.

"Maaf, hanya ini yang bisa kami lakukan Vit". Kata Fawnia yang merasa saat ini merasa sangat bersalah.

Nafas Jovita tak kunjung kembali normal, masih bisa terlihat bahwa dia masih susah untuk bernafas. Sherly yang melihat hal itu menyarankan kepada Fawnia dan Ratna bahwa mereka harus membawanya ke ruang kesehatan untuk mengobati sesak nafasnya.
"Ruang kesehatan? Emang disini ada? Dan kalau pun ada, emang kita tahu dimana tempatnya berada hah?". Tanya Ratna yang merasa ragu dengan saran Sherly.

"Kalian jaga Jovita, aku akan mencari ruang kesehatan itu". Kata Fawnia.
Fawnia sudah merasa sangat khawatir dengan keadaanya temannya itu, sehingga dia akan melakukan apapun yang dapat menolongnya.

"Tapi Fawnia, kau mungkin akan bertemu pria itu lagi." Kata Sherly yang takut akan tindakan Fawnia.
Fawnia berdiam sebentar, lalu berkata " aku tak punya pilihan lain Sher". Sambil tersenyum tipis ke arahnya.
Sherly yang melihat hal itu tak bisa untuk menghentikan langkah Fawnia lagi, dia hanya berkata kepada Fawnia. "kembalilah dengan cepat dan selamat".

Fawnia langsung berlari mencari ruang kesehatan, dia sadar bahwa Jovita harus segera di obati, tapi karena ketidak fokusan Fawnia dalam berlari, kakinya tersandung oleh patahan kayu, akibat hal itu Fawnia terjatuh ke lantai.
Air mata Fawnia keluar dari matanya, dia begitu marah dan sedih dengan semua hal ini. Fawnia mengusap air matanya dan kembali berdiri lalu kembali berlari, dia sadar saat ini yang harus dia utamakan adalah keselamatan Jovita.

Betapa bahagianya Fawnia, karena dia melihat ruangan yang diatasnya terdapat papan bertuliskan ruang kesehatan.
Tanpa basa basi Fawnia langsung menuju kedepan pintu ruangan itu. Pintu itu tak dapat terbuka karena terkunci, Fawnia begitu marah, Fawnia memukul mukul pintu itu. "Ayolahhh..., temanku harus segera diobati". Air mata kembali menetes dari matanya, karena rasa keputusasannya.

"Klak". Tiba-tiba suara pintu terbuka. Fawnia yang mendengar itu langsung terbangun dari duduk kesedihannya, dan betapa kagetnya dia bahwa dia bertemu dengan Delya.
"De...,Delya?".

"Fawnia!?". Kaget Delya juga yang melihat Fawnia.

Fawnia tersenyum haru melihat Delya, Fawnia langsung memberitahukan keadaannya dengan terburu-buru. Delya yang mendengar itu merasa sangat kaget dan khawatir, dia lalu langsung bertanya kepada Fawnia dimana Jovita berada. "Ayo cepat, biar aku bantu mengangkatnya kesini".

"Aku juga ikut!". Tiba-tiba Yuki melangkah mendekati Delya dari belakang.

"Apa Yuki!?..kau juga disini?". Kaget Fawnia.

"Nanti aja kegetnya Faw, kita harus segera menolong Jovita". Kata Yuki.

"Kau benar".

"Ayo kita pakai ini". Kata Delya yang mengambil tandu di samping pintu.

"Baguss.., ayo!". Kata Fawnia yang lalu berlari menuju keberadaan Jovita diikuti oleh Delya dan Yuki.

***

"Bertahanlah Vit". Kata Sherly yang begitu khawatir dengan keadaan Jovita.

"Semoga Fawnia segera kembali". Kata Ratna yang melihat kearah pintu luar.
Sherly menutup matanya sambil menggenggam tangan Jovita dan berdoa agar Fawnia segera kembali dengan selamat dan berhasi menemukan ruang kesehatan.

"Buahg!!". Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras yang membuat Ratna dan Sherlya terkejut.
Dan ternyata sosok yang membuka pintu itu adalah Fawnia.

"Fawniaaa..". Haru Sherlya dan Ratna.

"Mana Jovita!?". Tanya Yuki yang masuk kedalam diikuti oleh Delya.

"Yuki!? Delya!?". Kaget Ratna dan Sherly.

"Nanti aja kagetnya, kita harus segera membawa Jovita". Kata Yuki yang mendekati Jovita.

Ratna dan Sherlya membenarkan hal itu, mereka ikut membantu mengangkat Jovita ke tandu yang dibawa Delya. Lalu mereka bersama membawanya keluar dari ruangan itu menuju ruang kesehatan.

Sesampainya di ruang kesehatan, mereka langsung meletakkan Jovita ke atas kasur, lalu setelahnya mereka mencari alat pembantu sesak nafas. Ratna berhasil menemukan alat itu dibawah lemari yang berada di ujung ruangan.

"Sini Na!". Gesak Yuki.

Ratna menyerahkan alat itu ke Yuki, dan dengan segera Yuki memasangkannya ke Jovita.
Akhirnya sedikit demi sedikit nafas Jovita kembali teratur. Fawnia yang melihat itu tak dapat menahan haru air matanya.

"Kerja bagus Fawnia". Kata Sherly sambil memegang pundak Fawnia.

"I..iya". Kata Fawnia sambil mengusap haru air matanya.

Yuki dan yang lain mereka ikut berkaca-kaca matanya melihat tangis dari Fawnia. Mereka lalu saling tersenyum dengan satu sama lain.

Turn Off Program[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang