Turn Off Program[REVISI]

Chapter 20

"Bpk. Wawan!? Syukurlaahh..". Kata Linda yang lega melihat bpk. Wawan.

"Iya, maafkan bapak ya, kalian pasti menunggu cukup lama". Kata bpk. Wawan.

"Yang penting anda selamat pak". Kata Janah.

"Tak disangka-sangka ya". Kata Nita.

"Tapi jangan senang dulu, kita masih belum menemukan yang lain". Sahut Maya.

"Benar tuh, eh, kalian dengar suara Khida juga gak tadi?". Kata Putri.

"Iya kami dengar kok, kita tidak bisa tinggal diam dikeadaan sekarang". Kata Linda.

"Itu benar, oh ya Linda, kalian memang baru saja lewat sini ya?". Tanya Rani.

"Gak, ini yang kedua kalinya kami kesini, pertama kali saat kami kesini kami kaget dan takut dengan para mayat ini, kami pun memutuskan untuk kembali ke ruang kelas tempat kami pertama kali bangun". Jelas Linda.

"Dan tiba-tiba kami mendengar suara teriakan, kami pun mencoba untuk mengecek dan bertemulah kami dengan kalian". Sambung Maya.

"Teriakan? Haha itu si Nita tuh". Ledek Agus ke Nita.

"Gus!". Bentak Nita.

"Dah dah, mari kita berangkat!". Tegur bpk. Wawan.

"Iya nih, tempat ini buatku merinding". Kata Fany yang memeluk tubuhnya yang gemetar ketakutan.

"Haha iya ayo ayo, kasihan si Fany". Kata Rani yang tertawa melihat Fany ketakutan.

Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk menemui Khida dan teman-teman yang lain. Kemudian mereka menemukan suatu ruangan yang tak jauh berada dari ruangan mayat tadi, ruangan itu bertuliskan "Program room".

"Hm.., ruangan yang mencurigakan". Kata Rani.

"Gimana pak? Apakah harus kita periksa?". Tanya Nita.

"Periksa aja pak, coba lihat nama ruangannya ada program-program gitu, bukankah awal kita kesini karna ingin menjalani semacam program gitu". Kata Agus.

"Benar tuh, mungkin ada hubungannya dengan ruangan ini". Sahut Rani.

"Aku ngikut aja nih". Kata Naura.

"Gimana pak?". Tanya Linda.

"Emm, bagaimana dengan kalian?". Tanya bpk. Wawan sambil melihat ke arah Linda, Maya, Janah, Putri serta Fany.

"Saya sih setuju aja pak". Kata Linda.

"Saya sebenarnya takut pak tapi, saya juga penasaran dengan ruangan ini". Kata Putri yang melihat ke arah ruangan tersebut.

"Kalau kami saya kayak Putri pak hehe". Kata Maya yang juga mewakilkan jawaban dari Janah, karena mereka telah berunding sebentar.

"Fany?". Tanya bpk. Wawan sambil melihat ragu ke Fany.

"Ayolah Fany..., kami ada kok". Kata Agus yang sedang mencoba untuk menghilangkan rasa takut Fany.

"I..iya deh iya". Kata Fany yang kelihatannya sedikit terpaksa.

"Hah.., baiklah, ayo kita masuk keruangan ini". Kata bpk. Wawan.

Bpk. Wawan menghadap ke arah pintu ruangan itu, dan membukanya, lalu dia masuk dengan pelan ke dalam ruangan itu diikuti oleh para muridnya yang berada dibelakangnya.
Dan didalamnya mereka diperlihatkan oleh sesuatu yang hebat sekaligus menakutkan yaitu tempat duduk yang diatasnya ada helm yang tergantung dengan jumlah yang sangat banyak.

"Ehh.., dilihat bagaimana pun ini sepertinya semacam uji coba manusia deh". Kata Rani yang terlihat begitu tak nyaman.

"Oke, yang ini benar-benar membuatku merinding". Kata Agus.

"Oke, sepertinya ini saatnya kita untuk keluar, setuju?". Kata bpk. Wawan yang melihat kearah para muridnya.
Mereka semua setuju untuk segera meninggalkan ruangan itu.
Mereka melanjutkan jalan mereka lagi, dan mereka sampai di sebuah tempat makan yang cukup luas.

"Ahk.. bau!". Kata Agus jengkel.

Tiba-tiba "Srak..srak..". Terdengar bunyi dari dalam ruangan tempat penyajian makanan.

"Sst.., ada orang". Kata Linda.

"Ayo cepat sembunyi!". Perintah Rani.

Mereka pun bersembunyi secara berpisah dibalik meja-meja yang berserakan.
Mereka menunggu sampai orang itu keluar. Suara langkah orang itu mulai terdengar, yang berarti dia sudah ingin keluar.
Dan saat dia keluar, Agus dan yang lainnya sontak kaget dengan sosok orang itu, karena orang itu adalah Rolan.

"ROLAN!?". Kaget Agus yang melihatnya.