Aku terbangun dari tidurku, kulihat Elina yang terbaring di sampingku.
"Apa woy!?". Kata Elina sambil membuka matanya.
"Eh!?, astaga, kukira lu masih tidur". Kataku sambil membangunkan badanku menjadi posisi duduk.
Elina pun ikut membangunkan badannya ke posisi duduk. Yang mengagetkannya adalah ternyata Khafidu yang berada disampingku juga ikut tertidur.
"Oy bangun..". Sambil menggerakkan badan Khafidu.
Khafidu terbangun dari tidurnya, dan dia kaget karena dia juga ikut tertidur.
"Eh!? Ahaha sorry gue malah ikut tertidur". Kata Khafidu sambil menggarukkan kepalanya.
Setelah itu Khafidu menagih jawaban yang sudah dia tanyakan, yaitu apa yang sebenarnya telah terjadi pada aku, Elena, dia, serta apa maksud dari semua ini.
Aku pun hanya menjawab apa yang kuketahui saja, aku dan Elina menceritakan cerita kami masing-masing kepada Khafidu. Mendengar cerita dari kami, Khafidu hanya bisa merasa kaget sekaligus takut, bahkan dia masih tak bisa menerimanya.
Kemudian, Khafidu menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan kami. Ternyata dari awal dia memang sendiri, tidak seperti aku dan Elina yang terbangun bersama teman-teman.
"Oke, jadi apa yang harus kita lakukan sekarang Da?". Tanya Elina.
"Sudah jelas bukan, kita akan mencari yang lain". Kataku.
"Oke siaap". Seru Khafidu.
Kami bertiga, berdiri dari duduk kami dan pergi keluar ruangan. Saat di pertengahan perjalanan, mataku tertuju kepada suatu kertas besar yang menempel di dinding.
"Tunggu dulu!". Perintahku, yang membuat Khafidu dan Elina berhenti berjalan.
"Ada apa Da?". Tanya Elina yang melihat kearahku.
"Iya Da, ada apa tiba-tiba?". Tanya Khafidu juga.
"Coba lihat ini, aku gak salah kan? Ini kayaknya denah tempat ini deh".
"Ah, yang benar lu!?". Kata Khafidu yang mencoba mendekatiku lalu melihat ke arah denah.
"Ah iya, lu benar". Kaget Khafidu.
Lalu Elina menyalakan senter hpnya dan memeriksa denah tersebut. Dan dia menemukan ada tempat pengumuman yang berada tak jauh dari keberadaan kami sekarang.
"Coba liat!, ada ruang pengumuman di dekat kita". Kata Elina.
"Ah iya". Sahutku yang menatap ke denah.
"Oke, emang kenapa kalau ada ruang pengumuman dekat kita?". Tanya Khafidu.
"Iya, emang kenapa Lin?". Tanyaku juga.
"Hadeh.., kalian ini ya, dengan adanya ruang pengumuman kan kita berarti bisa mengumumkan, yang berarti suara kita dapat kedengaran di seluruh tempat ini, dan itu berarti". Kata Elina dengan nada agak jengkel.
"Berarti kita dapat memberitahukan yang lain". Sambungku.
"Duh,dasar Khida, gitu aja gak paham". Ledek Khafidu.
"Lah, kayak lu paham aja tadi". Balasku.
"Yaudah-yaudah, ayo kita segera kesana". Kata Elina.
Kami pun menuju ruangan itu dengan petunjuk dari denah yang tadi kami lihat, dan tak terlalu kami berjalan, akhirnya kami sampai di depan ruang pengumuman itu.
"Baiklah, ayo masuk". Kataku sambil berjalan masuk kedalamnya.
Setelah kami masuk, kami mencari letak mic pengumuman disana, dan Khafidu berhasil menemukannya, alat itu sudah dipenuhi oleh debu.
Khafidu mencoba menyalakannya, setelah Khafidu memberitahukanku, aku mengetuk pelan micnya untuk mencoba mengetahui apakah masih berfungsi atau tidak.
"Dugh..,dugh..".
Dan ternyata suara ketukanku terdengar di speaker yang berada diluar ruangan, yang berarti mic ini masih berfungsi.
"Yess!!". Kata Khafidu senang.
"Oke, jadi siapa yang ingin bicara?, elu Lin?". Kataku.
"Lah kok aku, kenapa gak lu aja dah sekalian". Kata Elina.
"Tau Da, lu kan sudah berada dekat tuh mic". Sahut Khafidu.
"Hah.., oke oke".
Dalam hati aku berdoa semoga suaraku dapat terdengar dan tersampaikan ke seluruh teman-temanku yang berada di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Off Program[REVISI]
Mystery / Thriller[END]Khida dan teman-teman di kelasnya diundang oleh seseorang kesebuah tempat yang tidak diketahui secara detail lokasinya, orang itu mengakatakan ingin membantu menghibur khida dan teman temannya berlibur setelah UN, bahkan orang itu juga mengunda...
![Turn Off Program[REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/183969942-64-k908508.jpg)